Kamis, 31 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN SANTI SANG PSK

Sahabat Poker - Santi sebenarnya adalah kenalan lamaku. Dia dulu seorang PSK. Aku mengenalnya ketika ia masih menjalankan pekerjaan lamanya tersebut. Waktu itu aku masih kuliah. Satu sore sepulang dari daerah Cideng, aku melewati wilayah Tanah Abang yang secara harfiah berarti tanah merah. Dan memang daerah ini dikenal sebagai daerah merah. Karena haus aku mampir ke sebuah kedai dan memesan minum.

Di dalam kedai ada seorang wanita yang berdandan sederhana, tidak ada riasan wajah menyolok atau pakaian yang mengundang. Aku duduk di depannya.

“Baru pulang kerja, Mas?” tanyanya ramah.

“Iya,” jawabku singkat. Sebenarnya tidak, karena waktu itu aku memang belum bekerja.

Ia mulai memberiku beberapa pertanyaan lagi dengan nada yang ramah, namun mulai mengarah dan akupun dapat menduganya bahwa ia salah satu wanita yang sedang mencari mangsa. Akupun tahu namanya, Santi, asalnya Tegal. Tingginya sekitar 155 cm dengan dada cukup besar.

Akhirnya pertanyaan pokokpun terucap dari mulutnya.

“Istirahat dulu, Mas?”

Aku pura-pura bodoh dan tidak tahu arah pembicaraannya.

“Istirahat di mana? Ini juga mau pulang, istirahat di rumah,” kataku.

“Ah Mas ini. Jangan pura-pura. Kita ke kamar yuk!” ajaknya.

Akhirnya setelah tercapai kesepakatan, singkat cerita kami sudah berada di dalam kamar hotel kumuh yang bertebaran di sana.

Segera kupeluk dan kucium dia, tetapi dia menolaknya.

“Kita mandi dulu deh Mas!” katanya.

Tumben pikirku, kok ada PSK yang menyuruh tamunya mandi dulu sebelum berkencan. Sepertinya mulai ada kesanku secara khusus terhadapnya.

Pada waktu mandi, kusabuni punggung dan payudaranya kemudian kusiram dengan air dan mulai kusedot putingnya. Ia hanya menggerinjal dan berkata”Sabar dulu Mas, nanti saja”. Namun tangannya tidak menolakku, bahkan tangannya yang menyabuni penisku dengan cermat sampai bersih. Tangannya tidak berusaha mengocok selama berada di penisku, benar-benar hanya menyabuni dan membersihkannya.

Selesai mandi dan mengeringkan tubuh, ia segera kupeluk di atas ranjang.

“Ihh Mas ini beber-benar nggak sabaran deh. Tuh kan kalau sudah mandi badan jadi seger!” katanya. Aku diam saja dan mulai memainkan payudaranya.

“Sebentar Mas, berbaring aja dulu!” katanya sambil menelentangkan badanku.

Diambilnya cologne biasa, bukan merk mahal, dan diusapkannya di dadaku dan ketiakku.

“Biar harum”, katanya.

Aku semakin terkesan dan mulai menikmati tindakannya. Rasanya dengan uang yang kukeluarkan aku bisa mendapatkan lebih dari yang kuharapkan. Setelah itu barulah ia menciumku dengan lembut. Berdasar cerita dan pengalamanku tidak setiap PSK mau melayani tamunya berciuman bibir. Namun Santi mencium bibirku dengan lembut dan semakin lama semakin kuat menyedot bibirku.

Kini dia mencium dan mengusap dadaku yang berbulu, kemudian terus ke bawah dan akhirnya penisku yang masih kecil diisapnya. Tak lama kemudian penisku pun membesar akibat rangsangan yang diberikan. Sungguh pandai ia memainkan mulut dan lidahnya di sekujur penisku. Setelah beberapa lama ia menghentikan aksinya dan berbaring telentang. Aku tahu ia ingin aku segera menyelesaikannya.

Kutindih dan kucium bibirnya. Tak lama kemudian dengan arahan tangannya penisku sudah menembus liang vaginanya. Kurasakan iapun membalas dengan penuh gairah setiap serangan yang kulancarkan, namun aku tidak tahu apakah dia benar-benar menikmati atau hanya sekedar servis terhadap tamunya. Lima belas menit kemudian tubuhku sudah mengejang di atasnya. Ia tersenyum dan mengajakku membersihkan badan. BandarQ

Selesai membersihkan badan, kami masih sempat ngobrol-ngobrol sebentar hal-hal mengenai dirinya. Ketika kutanya apakah namanya hanyalah nama profesi atau nama sebenarnya, ia mengeluarkan KTP-nya dan menyerahkannya padaku. Kubaca, “Rosanti”. Sekilas kulihat tanggal lahirnya, berarti ia sekarang dua puluh delapan, sementara aku waktu itu masih dua puluh tiga. Karena kami kamar yang kami sewa menggunakan cara jam-jaman dan kulihat waktu telah habis, maka kamipun keluar dan aku segera pulang. Kesan yang timbul padaku, bahwa ia pun menyukaiku lebih dari sekedar PSK dan pelanggannya.

Beberapa hari kemudian, pada suatu siang aku lewat Tanah Abang lagi. Hanya sekedar lewat, namun aku juga berharap dapat bertemu dengan Santi lagi. Ketika berjalan dalam sebuah gang sempit, kulihat dari belakang sepertinya Santi. Kupercepat langkahku dan kujejerkan langkahku. Kulihat dari samping ternyata memang Santi.

“San.. Santi ya? Masih ingat aku nggak?” tanyaku setelah berjalan di sampingnya.

Ia menoleh sambil menghentikan langkahnya. Menatapku dan mengingat-ingat, akhirnya, “Mas kan yang minggu lalu sama aku? Namanya.. Ennggh..” katanya.

Kupotong kata-katanya, “Anto,” sahutku.

“Ya, Mas Anto. Baru aku ingat”, jawabnya, “Mau ke mana?” sambungnya.

“Enggak, ini mau pulang, kebetulan lewat sini. Siang-siang kok sudah pulang?” tanyaku.

“Aku belum pulang mulai tadi malam. Sekarang baru bisa pulang dan mau istirahat”.

Aku diam dan berpikir sejenak. Melihatku kelihatan ragu dia bertanya, “Mau istirahat lagi?”

“Boleh deh,” kataku mengiakannya.

Dia tidak jadi pulang dan kembali kami berkencan di hotel yang sama. Namun kali ini aku ambil sewa kamar selama dua jam. Dengan perlakuan yang sama seperti kemarin ia melayaniku. Setelah kutembakkan laharku, kami sama-sama berbaring ngobrol sampai waktu habis. Ketika aku mengeluarkan dompet, ia berkata.

“Nanti aja, sekarang kita ke kontrakanku yuk!”

Akupun menurut saja dan mengikutinya ke rumah. Kembali kami mengobrol di kontrakannya. Ia tinggal bersama pemilik rumah, dan pemilik rumahnyapun mengerti dan mau menerima keadaannya. Ketika pulang, kembali kuambil uangku, namun ia tetap menolak dan berkata.

“Untuk ongkos pulang kamu saja ke Bogor!”

Setelah itu kami sering bertemu. Namun tidak setiap kali bertemu kami lalu bergulat di atas ranjang. Kadang kami hanya mengobrol saja. Kalau tidak ada di hotel, kucari dia di kontrakannya. Santi kadang masih menolak uang pemberianku, tetapi kalau aku lagi ada obyekan kecil, kupaksa dia untuk menerimanya. Dia menyatakan senang kalau ngobrol denganku.

“Ada yang mau mendengarkan dan mengerti sisi hitam dari jalan hidupku,” katanya.

Aku sendiri mengatakan, kalau ada kesempatan untuk berhenti, maka berhentilah dari pekerjaannya dan membuka usaha atau pekerjaan yang lain.

Suatu ketika aku mencarinya di hotel. Kata penjaga hotel dia sudah pulang belum lama tadi. Kususul ke rumahnya. Ia sedang mandi. Tak lama kemudian ia sudah menemuiku di ruang tamu. Ia mengenakan gaun hitam panjang dengan belahan sebelah setinggi lutut. Kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi membuat ia semakin menarik. Kupikir-pikir ia mirip dengan Yuni Shara, hanya saja kulitnya lebih gelap.

“Mau kemana. Kok rapi sekali?” kataku.

“Kebetulan ada kamu. Anterin ke Pasar Minggu yuk. Aku mau beli gelang kaki di toko emas langgananku. Dulu aku punya, namun putus dan kujual,” jawabnya.

Akhirnya kami berjalan ke depan menunggu Metro Mini yang ke arah Pasar Minggu. Panas matahari terasa menyengat kulit. Setengah jam menunggu belum ada juga Metro Mini yang kami tunggu. Cuaca semakin panas.

“Panas, San. Kita istirahat saja dulu yuk. Entar sore aja ke Pasar Minggunya!” ajakku.

Ia setuju. Kamipun masuk ke dalam kamar. Kali ini dia yang memilih kamar ke penjaganya.

“Kamar yang di sudut,” katanya.

“Sama aja. Emangnya apa bedanya?” tanyaku.

Ia tersenyum saja. Setelah mengambil kunci maka kami masuk ke dalam kamar yang dimaksudkannya. Isi dalam kamr tidak berbeda dengan kamar lainnya. Sebuah bed standar, kipas di langit-langit, lemari dan kamar mandi. Namun ketika kulihat di dinding, maka ada cermin yang dipasang memanjang sejajar dengan arah bed.

“Ooo, ini toh bedanya..” kataku.

“Tidak semua kamar ada cerminnya. Aku tahu beberapa kamar yang dipasang cermin. Dulu-dulu selalu tidak pernah kebagian kamar ini”.

Ia membaringkan badannya. “Tidak mandi?” tanyaku.

Ia mengeleng, “Tidak, aku kan baru saja mandi. Kamu saja mandi yang bersih!”

Aku mandi dengan cepat dan yang penting kusabuni meriamku sampai bersih. Kulihat sudah mulai membesar tidak sabar untuk menembakkan pelurunya.

Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dengan berlilitkan handuk. Kulihat Santi sedang berdiri dan mulai membuka kancing gaunnya. Kupeluk dia dari belakang dan tanganku membantunya melepaskan kancing dan bajunya. Seperti biasanya ia mengenakan celana dan bra hitam transparan sehingga apa yang ada di baliknya terlihat membayang. Setelah bra-nya terlepas, kurems-remas payudaranya dari bagian bawahnya. Kucium leher dan telinga kirinya, tangan kirinya terangkat dan kemudian menarik rambutku. Handukku terlepas setelah tangannya yang lain menarik ikatannya.

Kutekankan selangkanganku di atas belahan pantatnya. Penisku yang sudah mulai siaga segera terarah ke atas setelah menempel di pinggangnya. Kulepaskan tangannya dan mulutku kemudian menyapu seluruh punggungnya. Dengan gigiku kulepas kaitan bra-nya dan dengan berjongkok kugigit ban celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kuteruskan dengan tangan untuk melepasnya.

Kupondong dan kubawa di ranjang. Aku berdiri dengan posisi menghadap ranjang dan Santi berbaring miring, dia dengan lahap menghisap kejantananku. Dijilatinya lubang kencingku, sedang tangannya memegang dan mengocok batang penisku kemudian memijat-mijat buah zakarku.

“Hhmm.. Terus San. Enak.. Ohh.. Aaagak keraas Saantiihh..”.

Setelah beberapa menit menjilati kejantananku, aku melepaskan penisku dari mulutku. Kubuka kakinya lebar-lebar, tercium aroma yang khas namun segar.

“Mau diapain To?”

“Tenang aja, Aku juga ingin jilatin milikmu”

“Enggak usah To. Jangan.. Jang.. Ngan!”

Tanpa menunggu kata-kata yang akan diucapkannya lagi, aku langsung menjulurkan lidahku menuju lubang vaginanya. Dia hanya bisa merintih.

“Oooh.. Ssshhtt.. To..”

Tangannya menjambak rambutku. Lidahku mulai mengarah ke klitorisnya. Jambakannya bertambah kuat dan desahannya semakin menjadi.

“Tteeruus.. Saayaanghh.. Ooohh!”

Aku semakin cepat menggerakkan lidahku berputar-putar dan menjilati klitorisnya. Sesekali aku menyedotnya dengan keras. Beberapa detik kemudian kedua tangannya menekan kepalaku dengan kuat sehingga aku sedikit susah bernafas. Aku semakin kuat menjilati klitorisnya.

Kuhentikan gerakan lidahku. Kutindih tubuhnya dan wajahnya kulihat tersenyum. Sambil berciuman tangan kananku menjelajah ke selangkangannya. Dia semakin agresif menyedot bibirku. Bibirku turun ke lehernya, kujilat lehernya dan beralih ke dadanya. Kuisap putingnya dan sesekali kugigit belahan dadanya.

“Ssshh.. To.. Ahh.. Shh..”.

Tangan kanannya meraih batang penisku yang sedari tadi sudah mengeras. Kurasakan nafasnya sudah mulai tak teratur. Dia meremas penisku dan mengocoknya. Aku sangat menikmatinya permainan bibir dan tangannya.

Santi melebarkan sedikit kakinya. Kejantananku yang semakin mengeras kuarahkan ke dalam lubang kenikmatannya. Nafas kami sama-sama sudah tidak beraturan. Kucium bibir dan buah dadanya.”Sekarang masukin saja ya!” katanya. Dibimbingnya kejantananku menuju lubang guanya. Dan..

Slepp.. Blesshh!

Aku mulai menggerakkan pantatku. Cropp.. Cropp.. Crop bunyi diantara selangkangan kami mulai mengeras. Santi semakin meracau.

“Ehhnaakk.. Terus yang keraas yaang.. Ahh,”

Kugerakkan pantatku semakin cepat hingga kejantananku terasa mentok dirahimnya. Santi membalas gerakanku dengan gerakan memutar pinggulnya. Kakinya menjepit pinggulku, tangannya mejepit leher dan meremas rambutku. Demikian kami lakukan beberapa menit dengan mengatur tempo gerakan. Kalau desiran di penisku sudah terasa meningkat aku menurunkan tempo, setelah agak menurun maka kutingkatkan, kugenjot dengan cepat.

Kulirik bayangan di cermin. Aku seperti melihat film dengan diriku sendiri menjadi aktornya. Tubuhnya yang mungil tenggelam dalam pelukan dan genjotanku.

“Sudah.. To. Aku tidak kuat lagi!” jeritnya sambil mengetatkan jepitan kakinya.

Akupun dalam kondisi gairah yang memuncak, tinggal menunggu saat yang tepat dan kurasakan inilah saatnya. Gerakan badan dan pantatku semakin cepat, pinggulnya semakin liar berputar-putar.

“Santii.. Eeeghk.. Aku.. Mauu.. Keelluuaarr.. Ahh..!!”

“Ahh.. Ayo.. To. Ayo.. Sekaranghh”.

Kutahan gerakan pantatku ketika dalam posisi naik. Dan akhirnya aliran lahar yang tertahan dari tadipun meledak. Kutindih tubuhnya dengan kuat. Ia mengendorkan jepitan pada pinggangku namun betisnya membelit betisku dan dengan mengait betisku pantatnya naik menyambut kejantananku yang terhunjam cepat. Penisku masih berdenyut di dalam vaginanya dan menyemprotkan sisa-sisa lahar.

Beberapa minggu kemudian akupun sudah diterima sebagai staf pembukuan di sebuah perusahaan di sekitar Harmoni. Selama bekerja Santi juga menjadi saluran bagi pemuasan gairahku.

Ketika pada suatu hari aku mampir ke rumahnya dia bilang mau menikah dengan seorang pengusaha toko sepatu. Namun dia tidak bilang kapan waktunya. Aku mendukung rencananya untuk menikah. Kuberikan kartu namaku dan kukatakan.

“Hubungi aku kalau kamu ada apa-apa!”.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

KISAH KEHIDUPAN GURU BIOLOGIKU >> Part 2

Sahabat Poker - Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh, oh..oh..muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata

” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, Pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang?!” bisikku mesra

” Biarin!” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok!” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari. BandarQ

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Selasa, 29 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN GURU BIOLOGIKU

Sahabat Poker - Pada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita (guru biologi) dan satu guru pria (guru olah raga). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa (saya memanggilnya Anisa) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara! termasuk Pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata Pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin. BandarQ

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jaketku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi? wow..Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. “Terang dingin, habis kamu bugil begini” jawabku.

“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong?” pinta Anisa.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa?”

“Enggak apa-apa?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar.

“Kenapa?” tanya Anisa

” Maaf Nisa? ” Jawabku.

” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula. Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia? kan belum kawin?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.

” Lumayan sayang?!” sahutku setengah berbisik.

” Biasa main dimana?” tanyanya

“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil?”

” Don’t worry!” katanya. Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah? tidak punya pacar? kata orang dia lesbi.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Senin, 28 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN KAK SHINTA POLISI WANITA > Part 2

Sahabat Poker - “Puas.. Ko tengok cadar ni.. Punya banyaknya air akak,” kata Kak Shinta senyum mulus memeras kuat penis N yasng sudah kendur.

N ketawa..,” Bolehlah kita kongkek lagi kak..?”

“Iee.. Ko ni tak puas-puas.. Tak boleh nanti Makcik Dewi balik dengan pakcik Velu susah aku,” kata Kak Shinta lalu bingkas bangun dan memakai towel menutupi tubuhnya yang bogel.

N terus sengih sambil duduk mengeliat dan mendepangkan tangannya. Wahai burungku, kau sunguh beruntung-desus N berbunga senyum.

N seronok dan terasa dia berada di awang-awang. Sahamnya mahal dan berharga. Dia menjadi pilihan dan dia dapat menikmati kasih sayang di atas katil dengan sejumlah kakak dan makcik-makcik yang dahagakan sex di kompleks polis itu. Makcik Rohana-mengunjungi rumah Makcik Anum. Aku menjelau melihatnya berborak-borak dalam ruamh Makcik Anum petang itu. Istri kepada Ketua Balai itu sudah mencecah usia 48th. Orangnya kecil kalau berbanding dengan suaminya, Sarjan Mejar Kosai, yang tinggi dan gemuk pula. Mereka mempunyai dua orang anak gadis yang sudah bekerja dan tidak duduk dengan mereka.

Sebagai isteri Ketua Balai, Makcik Rohana sering mengunjung sahabat dan jiran tetanga bertanya kabar. Riang dan senang tersenyum, wanita ini amatlah ayu. Putih orangnya, masih menjaga rapi tubuhnya. Sering berkebaya menampakkan susuk tubuhnya yang masih mempunyai potongan. Gunung kembarnya dalam 35c dan punggungnya dalam 37, begitulah.

Dia tinggal disebuah bangalo tiga bilik, khas untuk ketua balai di hujung padang agak jauh sedikit dari flat-flat polis. Kawasannya bersih cuma di belakang bangalo sedikit semak dengan lalang dan pokok-pokok. Namun lalang dan pokok-pokok yang merimbun itu meneduhkan rumah bangalonya.

Hari-hari minggu anak-anak gadisnya, Zaleha(25th) dan Ramlah(23thn) akan pulang untuk tinggal dengannya. Anak-anak gadisnya ini bekerja di luar KL dan tidak dapat tinggal bersama melainkan menyewa rumah dengan rakan-rakan mereka di tempat kerja mereka.

N selalu mengintai mereka berdua ini dari atas pokok besar itu. N memang geram akan kedua-duanya sebab wajah dan body mereka, mak oii cukup cun dan menaikkan penis N. Kedua-dua mereka mempunyai ukuran buah dada yang sama besar kira-kira 36b, kulit bersih dan halus dengan bulu pepet yang lebat hitam tak bertrim.

Makcik Rohana Melebarkan kakinya, memegang penis N lalu mengemudikan masuk ke lubang farajnya yang sudah berair. Dia mendesah kecil dan tubuh montknya itu mula menekan.. Kontl N mula masuk sedikit, Mak Cik Rohana memejamkan matanya, dia terasa sedikit ngilu..

“Isshh besar penis kau N..” katanya masih memegang mengemudikan butoh N untuk penuhkan ke lubang farajnya.

Makcik Rohana membuatkan pergerakan itu perlahan. N dengan lahap memicit dan meramas kedua buah payudara makcik Rohana. Kemudian menghisap puting susu Makcik Rohana keras dan menarik-narik dengan bibirnya. Makcik Rohana mengelinjang dan masih tetap menyorongkan penis N ke dalam lubang farajnya. Dia sedar hanya takat itu.. Dia membetulkan kedudukan dan terus menghayun punggungnya supaya vaginanya rapat sampai ke pangkal penis N.

N mengikut gerakan hayunan punggung Makcik Rohana yang mula meemgang bahunya kuat-kuat. Makcik Rohana gemar berada di atas, posisi itu selalu dilakukannya apabila dia bersetubuh dengan suaminya. Suaminya gemok, besar, tinggi orangnya, tapi mempunyai penis yang dempak dan pendek.

Kini Makcik Rohana merasakan sensasi yang lebih ngilu dan geli. penis N panjang dari milik suaminya. Dia merasakan lubang farajnya penuh dan sendat dan penis N seakan-akan kejap tidak bergerak-gerak dalam vaginanya. Vaginanya cuba memberi dan didenyutkan supaya sensasinya dapat dirasakan oleh N. BandarQ

N menolak, Makcik Rohana menghenyak lalu menghenjut perlahan-lahan, menujahkan penis N ke dalam vaginanya dan menecah ke kawasan ‘g’nya.. Makcik Rohana mula merenggek, muka mendesah mula mengelus mula mengerang.. Kemudianmula merauangg.. N membiarkan penisnya mencanak danb melihat bibir vagina terkeluar dan terke dalam dengan cecair membasahinya.

Makcik Rohana merasakan keseronokan itu. N menghisap puting sambil tangannya mengentel clit makcik Rohana mengikut alunan hentakannya ke penis N. N melihat makcik Rohana asyik, sedap dan seronok menerima penisnya.

“Urghh.. Urghh.. Ko ni budak pandai N.. Kau budak pandai.. Urghh aku nak kuar.. Aku tak tahan..” kata makcik ohana dalam seronok dan birahinya memegang kedua bahu N.

Makcik Rohana memacu menghinggutkan punggungnya menghentak dari atas dan merasakan penis N menujah tepat ke kawasan sensitif di dalam farajnya.

“Aghh.. Aghh.. Sedapp.. Uuu..” desah makcik Rohana sambil mengucup bibir N dan mereka mengulom lidah.

Makcik Rohana mencapai klimaksnya sedangkan penis N masih berdiri tegak dan gagah..

Kini makcik Rohana berada di bawah dan mengangkangkan pehanya, lalu N memasukkan penisnya semuka ke dalam lubang faraj makcik Rohana. N memulakan henjutan padunya.. Dan melihat Makcik Rohana bagaikan orang gila mengelinjang mengeliat ke kiri dan ke kanan menjerit-jerit, mendesah, meraung bagaikan orang tak keruan layaknya.. Nikmat menikmati pemberian anak sekolah yang mempermainkan lubang vaginanya.. Berair-orgasme-berair-orgasme..

“Kau N.. Belum penah makcik rasa nikmat sebegini.. PUASS”kata makcik Rohana memeluk N erat-erat..


SELESAI

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Minggu, 27 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN KAK SHINTA POLISI WANITA

Sahabat Poker - Salam sejahtera pembaca situs Rumah Seks. Wadah ini memberi peluang kepada N untuk berkarya kisah-kisah sebenarnya yang ditelah dilalui dan dialaminya dalam usianya yang muda. Keterbukaan dan pendedahannya kepada dunia orang-orang dewasa membuatkan ia matang. Matang dalam mengendalikan keperluan dan keinginan wanita-wanita yang digaulinya secara langsung.

“Urghh.. Wa.. Ma.. Wa pa.. Uuu. N kasi cepat,” desah Kak Shinta(29th), polis wanita, kawan makcik Dewi yang bertugas di Balai itu, sambil membantu N menarik punggung N supaya menghenjut agar zakar N rapat ke vaginanya. Air yang banyak membuatkan puki Kak Shinta becak.

N mencabut penisnya, menyembamkan mukanya ke vagina Kak Shinta.. Kemudian menjilat dan menghirup air yang membasahi puki Kak Shinta. Kak Shinta terkinjal-kinjal kakinya di angin dengan kangkangan pehanya diluaskan. N terus menjilat clit Kak Shinta kemudian mengulomnya. Kak Shinta menahan sambil mengertap bibir dan giginya.. N menjulurkan lidahnya ke dalam lubang faraj Kak Shinta.. Bederau air keluar dari lubang faraj Kak Shinta mengenai cadar katil Makcik Dewi.

Kak Shinta menggunakan bilik Makcik Dewi yang kebetulan keluar dengan suaminya, untuk bersetubuh dengan N.

“Uuu.. Wa ma.. Uuu wa pa.. Ayo.. Yoo.. Sedapp..,” desah Kak Shinta dalam jeritan-jeritan kecilnya menahan nikmat. Peluh membasahi badannya.

N bangun semula lalu menancapkan batang zakarnya ke dalam lubang faraj Kak Shinta. Merodok dan mengeluarkan batangnya yang keras. Menyorong dan menarik semula sambil melumat bibir Kak Shinta. Meramas buah dada Kask Shinta yang secukup tangan digengam dengan kedua-dua belah tangannya kuat-kuat.

N menghenjut.. Perlahan satu dua tiga, kemudian menghentak kuat-kuat penisnya di dalam puki Kak Shinta. Dinding vagina Kak Shinta menyengat dan mengepit zakar N, lalu memanaskan zakar itu yang garang menjulur keluar dan masuk membuatkan kegelian yang amat sangat kepada N dan Kak Shinta.

“Ayo.. Yo.. Wama.. N.. Akak tak tahnn.. Akak nak kuarr,” jerit Kak Shinta sambil memeluk N kuat-kuat, sedang N terus memacu penisnya, keluar masuk dengan sederhana tekanan dan kuat tekanannya..

“Kak Shinta.. Sedap tak?” tanya N menyeringai sambil meneruskan pompaannya membuatkan dia juga berpeluh-peluh melebihi larian seratus miternya.

“Sedapp.. N kau budak pandai main,” kata Kak Shinta memuji sambil menguatkan cengkaman pada vaginanya. BandarQ

N mencium tengkok Kak Shinta sambil mengulum telinga Kak Shinta. Ini membuatkan Kak Shinta kegelian dan mengerang kuat. Bunyi erangan itu menaikkan syahwat dan mengeraskan zakar N yang terus mempompa puki Kak Shinta. Kak Shinta adalah satu-satu polis wanita yang masih bujang berkerja di balai itu dan berkawan akrab dengan Makcik Dewi. Dia selalu ke rumah Makcik Dewi sebab mereka sesama berbangsa India. Kak Shinta agak tingi orangnya, buah dadanya 36c hitam keras dan putingnya hitam besar.

Punggung Kak Shinta terangkat-angkat melawan hentakan dan henjutan N. Lidahnya kjap terjulur keluar dari bibirnya yang hitam itu. N mengucup dan mereka bertukar mengulom dan mempermainkan lidah masing-masing dan menikmati bertukar air liur. N meneruskan pompaannya membuatkan Kak Shinta merasa pukinya ngilu dengan air yang membecakkan pukinya

“Uuu.. Ayooyoo.. Sedapp N.. Sedapp.. Ko budak.. Ko pandai main aku,” kata Kak Shinta yang memeluk kemas belakang badan N.

“Ayooyoo.. Aku nak kuarr.. Aku tak tahann.. Kasi kuat hentak lagi NN”

Nafas mereka kasar dan besar. Kerja mereka berdua kuat dan nikmat. Masing-masing mahu memberi kenikmatan kepada pasangan masing-masing.

“Urghh.. Urghh.. Urghh. Urghh”jeritan Kak Shinta kedengaran kuat.

Dia mulai longlai kakinya terjatuh dan N meneruskan pompaan danb henjutannya untuk terus menikmati orgasmenya. Dia memancutkan maninya ke dalam lubang faraj Kak Shinta.

“Akakk.. Sshh.. Huu sedapp. Emutt kak..” jerit N pula mengakhiri henjutanya.. N terkulai longlai menindih tubuh Kak Shinta yang sudah kekenyangan akibat persetubuhan yang sengit itu.

Kak Shinta membersihkan penis N dengan mengulum dan menjilat manis dan manja.

“Ko ni budak tapi pandai main puki. penis ko pun besar juga..” puji Kak Shinta sengih dan N berasa segan.”Patut makcik Dewi sayang dan suke kat ko.. Ko bagi dia puas..”

“Akak puas ke?” tanya N membelai wajah Kak Shinta sambil Kak Shinta mengelap penis N dengan tuala good morning. Mereka masih dalam keadaan bogel.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Sabtu, 26 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN SALAH TANTE SENDIRI > Part 2

 

Sahabat Poker - “Nunu, km kl mau lagi nanti bilang ke Tante aja ya sayang, ga boleh main ini sama Pacar atau Perempuan lain sebelum kamu nikah yaa…

Kalo kamu mau tinggal bilang ke Tante ya sayang, Tante gamau karena hal ini Nunu jadi laki laki bandel nanti, Janji?” Ucap Tante.

“Iya Tan, Nunu Janji kok Nunu jg mau nya sama Tante, kan sama Tante lebih enak hehehe ” Gurau ku kepada Tante

“Dasar deehh ponakan Tante tersayang, (Tante mengecup bibirku dengan mesra) Mmmwwahhh Gih mandi, nanti keburu mamah papah pada pulang loohh”Ucap Tante.

“Okedeh Tan… “Ucap ku

Aku tersenyum senyum bahagia sambil melangkahkan kaki ku ke kamar mandi, saat di kamar mandi pun, Aku masih tidak percaya bahwa hal ini benar terjadi.

Setelah kejadian saat itu hubunganku dan Tante ku mulai jadi lebih dekat, Aku sudah tidak canggung lagi untuk mengobrol dengan Tante ku. Terkadang Tante ku minta ditemani belanja ke mall, lalu kami menonton bioskop, dan makan di sebuah restoran. Kami seperti sepasang muda mudi yang dimabuk cinta, tetapi hubungan itu tentu saja kami rahasiakan ketika ada keluarga kami, tetangga, kolega, dsb. Selain sering mengunjungi Villa saat weekend, keluarga ku terkadang mengadakan ‘Long Trip’ seperti ke pulau Bali, Kota Palembang, Jogja, Raja Ampat, Mentawai, dan semacamnya. Saat itu Ayahku sempat mengajakku untuk pergi ke Bandung dan menginap untuk 3-4 hari, tetapi berhubung aku sedang ada UTS (Ujian Tengah Semester), jadi Aku tidak bisa ikut ke Kota yang di penuhi Gadis-gadis Cantik itu . Tante ku juga tidak ikut, dia tipe orang yang lebih suka bersantai dirumah, menghabiskan waktu untuk istirahat, yaa seperti itulah.

Tapi semua itu memiliki sisi baiknya, Aku dan Tante ku jadi bisa leluasa dirumah. Saat semua nya sudah berangkat pergi ke Bandung, Aku kembali ke kamar untuk bermain game online yang sedang aku gemari ‘Lst Sag‘ Haha, mungkin ada yang tau atau juga ada yang bermain dsini. Lalu saat sedang asyik bermain, Aku mendengar sedikit ada suara lagu lagu yang sedang diputar dan itu bukan berasal dari laptop ku. Aku pun menge cek ke lantai bawah, dan lagu itu diputar dari kamar Tante ku. Aku coba buka sedikit kamar nya karena penasaran untuk apa dia memutar lagu sekeras itu, saat sudah terbuka sedikit celah aku pun melihat lagi bahwa Tante ku sedang senam yg biasa ia lakukan setiap hari nya. Saat aku melihatnya, si Nunu kecil pun menjadi terbangun, betapa seksi dan menggairahkan gerakan gerakan yang Tante ku lakukan hanya dengan menggunakan Bra dan Celana Dalam nya. Hasrat ku pun tidak tertahan kan aku lalu masuk ke kamar Tante ku, Aku lalu memeluk Tante ku dari belakang.

Tante ku terlihat sedikit terkejut : Ada apa Nu?

Aku : Eeemm ini Tan..

Tante : Hayo kenapa..?

Aku : Ini Tan… Ee.. Nunu liat Tante senam, Nunu jadi sedikit terangsang

Tante : Huuu, pantas pas meluk ada yang nyundul nih BandarQ

Aku pun malu tetapi dengan perasaan yang gembira karena Tante mengerti apa yang aku inginkan, lalu aku pun menciumi bibir Tante ku yang menggairahkan. Kami berciuman tidak lama hanya beberapa detik karena sudah tidak tahan, aku menuntun tangan Tante ku untuk memegang si Nunu kecil. Tante ku sangat telaten dalam mengocok Penisku

Tante : Enak kan Nu?

Aku: Mmmhh Enak banget Tan..

Setelah beberapa lama Penisku di mainkan oleh Tante ku, lalu Tante ku mulai menjilati nya dengan penuh nafsu, “Aaahhh Hangat sekali Mulut Tante ” kata kata itu terlintas di pikiranku. Tante menyedot penisku dengan kencang sekali, “uuuhhh” Rasannya sudah tidak tahan dengan keahlian Tante ku ini. Tidak beberapa lama berselang,”MMMHHH TANTEEE” Aku mengeluarkan sperma ku di dalam mulut Tanteku. Aku kira sperma itu akan di ludahkan, tetapi tidak! Sperma ku ditelan semua oleh Tante. Setelah itu Tante masih menjilati Penis ku, dan Tante kembali mengemut penis ku. Aaaahhh Rasannya enak sekali, saat kami sedang asyik melakukan itu ada yang membunyikan bel rumah kami. Saat kulihat, ternyata itu hanya tukang cuci pakaian yang biasa mencuci pakaian kami. Jadi kami sudahi dulu permainan kami untuk saat itu…

Aku pun menonton TV dikamar, kalau menonton TV Aku tidak dapat diusik apalagi ketika menonton film kartun kartun kesukaan ku yang ada di channel Cartoon Network . Wah tanpa terasa jam menunjukkan sudah pukul 7 , aku masuk memutuskan untuk mandi karena sudah terasa tidak nyaman. Selesai mandi aku ke ruang pakaian untuk mengenakan pakaian ku, lalu setelahnya Aku pun kembali ke rutinitas ku untuk menonton TV di kamar. Saat aku membuka kamar, sudah ada Tante ku duduk di tepi kasur dengan menggunakan Lingerie berwarna hitam yang ia miliki. Aku pun merasa senang karena Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi kami mulai dengan berbincang bincang dan bercanda seperti sepasang kekasih yang dimabuk oleh asmara.

Tante : Seneng yaa lihat Tante ada di kamar kamu? Haha

Aku : Engga yee biasa aja

Tante : Ohh yaudah deh Tante pulang lagi ke alam nya

Aku : Dih masa cantik cantik ngambek

Tante : Tadi bilang Tante apa?

Aku : Cantik


Wajah kami berdekatan, lalu aku melumat bibir Tante ku dengan mesra sekali. “Mmmhhhh” itulah suara yang Tante keluarkan saat kami saling mencumbu bibir satu sama lain. Aku menindih tubuh Tante ku diatas kasur dan aku mulai meraba payudara Tante ku yang sangat kenyal itu, Tante ku hanya bisa bergumam “Mmmmhhh” lalu Aku pun menempelkan Penis ku ke bibir vagina Tante ku. Ooohhh hangat terasa di bibir vagina Tante ku, ku gerak gerakkan penisku di sekitar vagina Tante ku. Karena Tante sudah tidak tahan, tangan nya menuntuk Penis ku hingga masuk ke dalam vagina nya. “Uuuhhhh” Tante ku mulai merasa ke enakkan, dengan sedikit canda dia berkata “Kayaknya makin gede aja nih..? hehe” Aku hanya bisa tersenyum mendengar kata kata nakal yang keluar dari mulutnya. Aku mulai menggerakkan penisku..

Tante : Yang keras Nu …

Aku pun mempercepat gerakan Penisku, dan Tante semakin histeris

Tante : Aaaahhhh shit enakkkkk bangettt

Aku : Uuuuhhh Tantee

Tante : Enaakk sayang Enaakk

Tante sambil asyik memainkan buah dada nya yang begitu sempurna

Aku : Aaahhhhh

Tante : Tante mau diatas Nu..

Kami pun berganti posisi, aku merebahkan badan ku. Dengan cepat Tante ku langsung memasukkan lagi Penisku ke dalam vagina nya, “Ouuuhhhhh” Tante mulai menggoyangkan bokong nya dengan cepat.Setelah beberapa saat, Tante tiba tiba seperti kejang2 kecil lalu berteriak “Aaaaaaahhhh” cairan pun keluar dari vagina Tante ku. Tanpa beristirahat Tante ku terus melanjutkan, hingga beberapa saat Aku sudah tidak bisa menahan, rasannya sudah ingin keluar.

Aku : Nunu mau keluar Tan…

Tante: Yaudah kluarin aja di dalam..

“Aaaaaahhhhhhh Taannn” Teriakku, saat merasakan nikmat yang sungguh luar biasa..

Setelah itu kami pun bersih bersih di kamar mandi, dan Tante tidur dikamar ku malam itu dengan sangat nyenyak….

Tetapi sangat disayangkan itu adalah kejadian terakhir bagiku, karena 1 minggu kemudian Tante ku tinggal bersama anak nya selama beberapa Tahun. Yang membuat kami terpisah antar pulau, dan setelah beberapa tahun itu Tante ku kembali singgah di rumah ku. Tetapi situasi kami sangat canggung, tidak pernah sapa satu sama lain, seperti sudah melupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya Padahal aku sangat menginginkan itu kembali terjadi, tetapi tidak tahu bagaimana cara membuatnya agar semua itu dapat terulang. Kini Aku hanya dapat mengintip sesekali dari lubang yang kubuat ketika Tante ku melakukan senam.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Jumat, 25 Juli 2025

KISAH KEHIDUPAN SALAH TANTE SENDIRI !!

Sahabat Poker - Dimulai dari pengenalan terlebih dahulu, nama Ane Nunu, kalau sekarang umur ane sudah 19th.Dirumah kami, tinggal beberapa orang yang berisikan, Ibu dan Ayah ane, Adik 2 orang, Ane, dan Tante Ane (Adik dari ayah). Tante Ane sudah menJanda lmyn lama, yaitu 4-5 tahun. Tetapi kejadian itu bermula ketika Ane menduduki bangku SMA kelas 2. Oh iya, untuk bayangan para Semproters semua, Tante Ane memiliki postur tubuh yang benar benar seperti pemain Film Porno luar negeri (Serius).

Oke kita masuk ke inti ceritaa….Jeenngg…Jeeennnggg

Saat kelas 2 SMA ABG sedang mencari jati dirinya, begitu pula Ane. Hari Sabtu dan Minggu, keluarga Ane selalu keluar kota untuk Refreshing ke Villa yg kami punya di daerah Kota Hujan. Saat itu ane sedang tidak ikut bersama mereka, dan dirumah hanya sisa Saya dan Tante. Mungkin karena Tante berfikir dirumah tidak ada orang, Tante mempraktikan senam di kamarnya yg tepat ada di depan tangga.

Saat itu niatnya Saya ingin menonton TV di ruang TV yg berada dekat dari kamar Tante, saat menuruni tangga, ternyata Tante tidak menutup kamarnya. Dan apa yg Saya lihat ? Tante hanya menggunakan Bra+Celana Dalam saat melakukan senam. “Waaahhh, Rejeki di siang bolong” Kataku dalam hati. Lalu Saya tidak jadi turun tangga, dan duduk di tangga supaya dapat melihat tontonan ‘asyik’ ini.

Tante yg selama ini Saya idam idamkan, ternyata dalam kondisi setengah telanjang. Tante melakukan beberapa gerakan yg membuat si Otong semakin menegang. Saat itu Saya sambil melakukan onani dan menonton Tante yg sedang melakukan senam. Saya membayangkan betapa enaknya kalau si Otong dijepit oleh Buah Surga nya yg besar dan kencang itu, ketika berkhayal, “Aaaahhhhhhh” si Otong pun keluar. Sejak dari kejadian itu, hasrat Saya semakin bertambah untuk menyetubuhi Tanteku ini.

1 Minggu kemudian tepatnya hari Minggu keluargaku pergi lagi ke Kota Hujan, dan tebak apa? Yap, sisa Aku dan Tante dirumah. Saat itu Saya sengaja duduk di tangga sambil menunggu Tante senam. “Loh, tapi kok udah jam segini blm senam jg?”Kataku dalam hati.Saya coba cek sepatu&Sandal Tante, “Ah ada kok ini sandalnya tapi tunggu ada sepatu siapa ini?”. Saat hendak ke kamar yg berada di lantai 2, terdengar suara desahan “Sssshhhhh UUuhhhh” ternyata suara itu dari kamar Tante ! Dengan sedikit rasa takut, aku coba buka kamar Tante, dan setelah sedikit ternganga pintu kamar Tante……..

Benar saja ! Kudapati Tante sedang bermasturbasi, Tante memasukan 2 jari nya, dan memilin puting susu nya sambil mendesah ke enakan “Sssshhhhhhh sssshhhhhhh mmmmmhhhh” Aku hanya bisa menganga lebar melihat ini semua. Setelah beberapa saat, Tanteku seperti kejang dan mengeluarkan cairan dari Vagina nya dan ditambah dengan erangan yg hebat. “Aaaaaahhhhhh Ahhhhhhhh ” Ternyata Tanteku sudah orgasme, se selesai nya bermasturbasi, Tanteku masih memilin milin puting nya lalu setelah beberapa lama ia pun tertidur.

Saat Tante tertidur Kucoba beranikan diri, Aku masuk ke kamar Tanteku lalu Aku melakukan onani di depan wajahnya. Ya! Aku melakukannya, entah darimana Aku bisa mendapatkan keberanian sebesar itu. Selang beberapa menit, aku sudah ingin orgasme, Aku sempat mengeluarkan suara “Aaahhh” lalu badan Tante bergerak. Dalam fikirku “Jgn disudahi, sudah mau keluar” tetapi mata Tante lebih cepat terbuka, dan reaksi Tante seperti Kaget sangat tidak percaya keponakan kecilnya melakukan hal ini.

Tanteku berteriak dengan kencang…

Tante : Kamu ngapain Nunuuu..!!!!!

Aku : Eeh, emmm..,, ini…, eee… (Tergagap gagap)

Tante : Ngpain kamu masuk ke kamar Tante Hah?!!

Aku : Tante tadi sempat berteriak, Nunu kaget, Nunu kira Tante kenapa, tapi Tante lagi begitu begitu (Sedikit menangis)

Ane termasuk anak yg polos, tp semenjak tau semprot jd ngerti Kidding Brow

Tante : Yaa tapi kamu harus ketuk pintu dahulu…

Nada Tante melembut, mungkin karena salah Tante juga yg tidak menutup pintu, dan Tante jg malu atas tindakan nya

Aku : Maafin Nunu Tante

Tante : Iyaudah gpp, lain kali jgn bgitu. Kamu kan tau, Tante sudah ditinggal sama Om Bram sangat lama, jadi ini hal yg wajar Nu wanita.

Aku : Iya tan….

Tante : Tuh kan si ‘Nunu Kecil’ tegang ngeliat Tante masaa… (Sambil cubit2 pipiku)

Kamu penasaran yaaa??

Aku : Emmm Nu.. nuu… Nunu sdkit penasaran sama hal yg kyk gini Tan…

Tante : Blm pernah kamu emangnya? Sama pacar atau temen?

Aku: Belum Tan, Nunu takut

Tante : Sini duduk Tante ajarin….

Aku pun duduk di kasur Tante, dan Tante berlutut di hadapanku. Yg terjadi selanjutnya, Tante menjilati Penis ku!! “Mmmmhhhh mmmmhhh ” Suara yg dikeluarkan Tante membuat diriku semakin bergairah….

Saat Tante mulai menjilati Penis ku, Aku hanya bisa memejamkan mata dan berkata “Aaahh Apa ini benar terjadi” Perasaan senang karena Tante yg selama ini aku idam-idam kan melakukan hal ini denganku. Saat memejamkan mata aku sudah tidak tahan ingin mengeluarkan Sperma, Tante pun berbicara “Hmmm mau kluar yaa? Dasar Perjaka” Gurau Tante. Dan Aaaaahhhhh aaahhhhhh Croooootttt , semua sperma pun keluar bercucuran di wajah Tante, Tante terlihat begitu senang sambil memainkan sperma yg baru keluar tadi.

Tante : Uuuuhh banyak bangeett sihh keluarnyaa (sambil menjilat sperma yg ada di wajahnya)

Aku : Ma…Ma..Maaf Tan, jadi berantakan… BandarQ 

Tante : Knapa minta maaf ? Tante seneng bgt lagih. Tuh Nunu kecil nya aja masih bangun, berarti mau lagi

Aku hanya bisa tersipu malu karena Penis ku yg masih menegang

“Yuukkk Sini” Kata Tante sambil menarik penisku ke arah Vagina nya. Aku hanya bisa terdiam dan masih tidak percaya ini terjadi. Saat itu Tante memasukkan Penisku kedalam vagina nya, rasannya Hangat sekali, seperti di sedot, dan Bleesssss seluruh penisku masuk. Tante bergumam “Eeeemmmhhhh, gerakin Nu..” Minta nya secara manja, lalu aku mulai menggerakkan badanku maju dan munur.

Aku : Aaahhh Tann…..

Tante : Knapa sayang? Enak yaa? Uuuhhhhh

Aku : mmmmmhhhh Enak banget Tan…..

Tante : Lebih Cepat Nunu…

Aku pun mempercepat gerakan tadi, Aaahhhh rasanya begitu Nikmat, melihat wajah Tante ku begitu menikmati permainan ini.

Setelah 15 menit lebih Aku rasannya ingin Ejakulasi kembali.

Tante : Jangan keluar duluuu, tahan sedikit lagii… Mmmhhhhh mmmhhhhh

Aku : Uuuhhhh Iya Tan (Sambil meremas dada Tante yg bergoyang)

Sudah Tidak tertahankan lagi, lalu Aku merasa Tante buang air kecil, dan ternyata itu adalah saat Tante mengalami Orgasme. Kami berdua mengejang hebat, saling berteriak satu sama lain, “Aaaaaahhhhh Nunuuuu Aaaahhhh” Seru Tante. Aku pun sedikit berteriak keenakan “Taaannn aaahhhhh” Crrrooottttt Crooottttt.

Tanpa kusadari, aku mengeluarkan sperma di dalam vagina Tante. Aku pun terkejut, tetapi Tante mengatakan bahwa “Udah gpp kok didalam, Tante udah ga bisa hamil lagi karena pernah di operasi pengangkatan rahim”. Hufftttt sontak kata kata itu membuat batin ku menjadi lebih tenang.

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia



Kamis, 24 Juli 2025

KISAH NYATA KELUARGA ANGKAT >> Part 2

Sahabat Poker - Aku tak tahan lagi lalu aku angkat baju yaya keatas, ingin ku liat betapa gebunya teteknya , kuperintahkan yaya buka bajunya, tampa bantahan dan dengan mata yang terpejam yaya buka bajunya dan singlet kecil tang digunakan untuk menutup teteknya, aku tak tahan melihat tubuh yaya yang begitu putih dan gebu, kuarahkan bibirku ke arah teteknya dan bermain-main di putting dia, renggekan yaya makin kuat nafasnya makin tak karuan sambil tangan ku merayap kebahagian perutnya dan kemudian kebahagian kelangkangnya, terasa pantatnya, tak lama aku tangan ku bermain disitu, aku naikkan semula dan masukkan dalam seluarnya dan terus kedalam panties dia, sampai di pantatnya aku rasakan pantatnya dah berair, aku mainkan jariku di belahan pantatnya,,yaya semakin kuat merengek…uhhh abang geli bangg,,,yaya geli bang…jangan bang… jariku terus mencari bijinya dan bila jumpa bijinya terus aku mainkan bijinya..yaya makin kuat berbunyi dan bontotnya terangkat ke atas pehanya kuat mengepit tanganku.

Aku keluarkan tangan ku dari dalam seluar yaya, kemudian mengubah posisiku agar aku lagi bebas memainkan perananku, bibirku terus bergerak dari tetek ke bahagian perut sambil tanganku menarik seluar yaya kebawah. Aku perintahkan yaya mengangkat sedikt bontotnya untuk memudahkan ku melucutkan seluarnya, yaya lakukan tanpa bantahan dan dengan mata yang masih pejam. Sekarang sudah kulucutkan seluar yaya terus ..yaya bogel di hadapanku, aku angkat kepala untuk melihat tubuh yaya.

Nafsuku makin gila bila melihat tubuh bogel yaya dengan kulitnya yang putih bersih dan pantatnya yang belum ditumbuhi bulu, yang adapun seperti bulu roma ditanganku, menyedari aku melihat tubuh bogelnya, yaya malu dan menutup pantatya dengan tangan, tapi pehanya tak dapat dikepit kerana posisiku sekarang berada diantara kedia kekinya yang berjuntai di katil, maknanya aku berdiri dengan mengunakan lututku. Aku pegang tangan yaya dan membawanya ke atas dan menundukkan mukaku ke arah pantatnya, yaya melihat dan berkata.. jangan bang..jangan..tapi aku tak peduli lagi dengan larangan yaya terus aku jilat pantatnya, dengan menggunakan lidahku, aku mainkan pada bijinya, yaya mengerang kuat dan memegang serta menarik rambutku.

Aku semakin lahap menjilat. Kemudian aku buka pantatnya dengan menggunakan kedua tanganku yang melingkari pehanya, aku lihat bijinya masih merah jambu dan banyak cairan yang keluar dari lubang pantatnya, aku terus menjilat pantat yaya dan lidahku bermain di bijinya sampai satu ketika yaya mengejang tubuhnya, tahulah aku yang yaya hendak sampai puncaknya, rambut ku semakin kuat ditariknya..eranganya makin kuat…uhhh abang ,,yaya geli…tak tahan bang…aku segera hentikan semua tindakanku dan melihat yaya dalam keadaan hampir sampai kemuncaknya.

Yaya mencengkam tanganku..dan membuka mata ..hairan rasanya kenapa aku berhenti tiba-tiba.. dengan nada hairan yaya bertanya ‘ kenapa berhenti bang ?…lagilah bang yaya dah stim habis ni..aku menjawap dengan menipunya, yaya akan terus rasa begini dan semakin lama semakin hebat tapi tak boleh habis, tak boleh sampai klimaknya.. yaya hairan ..kenapa bang..aku beritahunya jika yaya nak sampai klimak mestilah dengan memasukkan kemaluan abang dalam kemaluan yaya..aku berdiri dan melucutkan tuala yang aku pakai, nampaklah batangku yang menegang macam kayu..ukuranya tak lah besar dan panjang, biasa saja. BandarQ 

Tapi bagi yaya dia terkejut kerana baginya batangku cukup besar dan yaya berkata lagi..muatkah abang punya masuk dalam yaya punya..aku dapat rasakan yang yaya memang teringin mencapai klimaknya..bermakna perangkap aku dah mengena..aku menjawap mestilah muat tapi sakit sikit macam semut gigit sahaja, aku tanya lagi, yaya nak tak ?.. yaya memandang aku dan mengangguk dan kemudian berkata ini rahsia kita ya. Aku senyum mengangguk dan memegang batangku mengarahkanya ke lubang pantat yaya..

Aku geselkan kepala konek ku dekat bijinya, yaya mula pejam mata dan nafasnya kuat kembali, aku tekankan batangku kedalam lubang pantatnya, susah nya nak masuk, aku merungut dalam hati, aku tekan lagi masuk kepalanya saja, yaya dah mula mengerang uhhh..uhhh abang sedap..aku tekan lagi dengan agak kuat..masuk lagi tapi kali ini yaya buka matanya dan ..abang sakit bang ..yaya tak nak..bang sudah bang..sambil tanganya menolak-nolak perutku dan dadaku, aku ambil nafas dan kutekan sekuat-kuatnya..masuk hampir habis dan yaya mula menjerit…sakit bang..tolong bang..yaya tak nak bang…aku cium pipi yaya dengan harapan dapat menenangkanya..aku biarkan batangku dalam pantatnya. Pantatnya terlalu sempit dan aku rasakan kemutanya kuat sekali berdenyut-denyut batangku..

Akhirnya aku lihat yaya dah okey sikit dan pantatnya rasanya dah boleh menerima batangku, aku mula menggerak-gerakan batangku, tarik dan sorong.. yaya dah mula mendesah dan nafasnya mula laju..pelan-pelan bang..sakit..kemudian aku rasakan pergerakan ku semakin licin dan yaya dah mula mengerang kembali ..aku tanya ..’sakit lagi..yaya jawap ‘sedap bang’. Tak lama kemudian tubuhnya mula mengejang dan tanganya mencengkam kuat belakangku, tahulah aku dia dah nak sampai, akhirnya yaya menjerit kuat ..bang…bang…ahhhh..ahhhh.. aku pun dah tak tahan lagi, tambah pula dapat pantat yang sempit begini.

Aku semakin laju menyorong dan menarik dan kurasakan air maniku dah bergerak ke kepala..cepet-cepat ku tarik batang ku keluar dari pantat yaya dan terpancutlah maniku ..creet…creet …creett habis dibahagian pantatnya, perutnya dan kusapukan air maniku ke dadanya..yaya dah terkulai keletihan..aku lihat di pantatnya ada cecair maninya mengalir bercampur darah daranya . Aku tersenyum puas mengenangkan yaya yang akhirnya menyerahkan kegadisanya kepadaku akibat dari sayangkan boyfriendnya dan kebodohanya mengenai seks.

Semenjak dari peristiwa itu aku sering melakukan hubungan seks dengan yaya yang baru berusia 14 tahun. Dan yaya makin jarang membantu ibunya di gerai sebaliknya lebih senang menggentel batangku di rumahnya.

SahabatPoker : Agen Domino99, Poker, BandarQ & Slot Online Terpercaya

Rabu, 23 Juli 2025

KISAH NYATA KELUARGA ANGKAT

Sahabat Poker - Ceritanya begini, sewaktu dalam tahun dua,akibat daripada kekurangan hostel yang disediakan oleh pihak U, maka ramailah student yang terpaksa tinggal di luar kampus, sewa rumah sendiri atau dengan member-member lain. Akupun menghadapi masalah yang sama, terpaksa mencari rumah sewa diluar kampus

Dipendekkan cerita akhirnya dapatlah aku menyewa sebuah bilik di kawasan perumahan di seksyen 17, Tuan punya rumah adalah seorang janda yang kematian suaminya, dan tinggal bersama dengan dua orang anak perempuannya. Namanya ialah Maznah, tapi aku panggil dengan nama Kak Nah saja, Kak Nah adalah seorang mualaf cina, dia memeluk agama islam kerana hendak berkahwin dengan suaminya yang beragama Islam, dari yang aku tahu dari Kak Nah, suaminya meninggal dua tahun yang lalu kerana kemalangan jalanraya.

Kerana keturunan cina, maka kulit Kak Nah putih bersih, bodynya masih cun lagi, umurnya dalam lingkungan 39 tahun, rambutnya panjang melepasi bahu, pertama kali melihat Kak Nah, aku tak menyangka yang dia sudah mempunyai tiga orang anak dan seorang cucu. Kesemua anaknya adalah perempuan, yang sulung namanya aku tak tahu, tapi aku panggil Along saja, sudah kahwin dan tinggal di kampung Pandan, yang kedua namanya Norlaili tapi aku panggil Angah saja, dan yang bungsu namanya Norbaya tapi panggilnya yaya saja. Rumah Kak Nah ini mempunyai tiga bilik, satu bilik Kak Nah punya, bilik kedua untuk Angah dan Yaya dan bilik kecil di bahagian belakang dekat dengan bilik mandi itulah disewakan kepada aku. Aku tak kisah sangat asalkan boleh tinggal dah lah.

Suatu hari apabila aku pulang ke rumah selepas selesai kuliah lebih kurang pukul 5pm, kulihat Yaya sedang termenung, aku lihat mukanya masam saja, lalu aku hampirinya dan duduk disebelahnya. Dia buat tak layan saja. Aku tanya dia, ‘apasal yaya masam aje ni ?’ yaya paling tengok aku tapi tak ada jawapan yang keluar dari mulutnya yang comel, aku cakap lagi,’ ni mesti ada problem dengan boy friend, kalau Yaya ada problem dengan boyfriend, Yaya cerita dengan abang ( aku membahasakan diriku abang ) mungkin abang boleh tolong’ Yaya diam, mukanya terus masam. ‘Okeylah Yaya, abang masuk bilik dulu dan ingat kalau masalah tu tak boleh diselesaikan, jumpalah orang yang berpengalaman macam abang ni’ sambil bangun berjalan menuju ke bilik aku dibahagian dapur.

Selepas buka pakaian, rasa mengantuk pulak, dengan hanya bertuala sahaja, aku baring dikatilku, tiba-tiba pintu diketuk dan dibuka, rupanya yaya yang datang. Yaya masuk tampa dijemput dan duduk di birai katilku dengan mukanya yang masih macam, aku yakin yang yaya ada masalah dan perlukan pertolongan, dari mukanya dapat aku rasakan yang Yaya susah nak ceritakan masalahnya. Tapi akhirnya setelah aku berjaya menyakinkan dia yang aku boleh tolong dia pun setuju untuk cerita. Masalahnya ialah selepas sekolah tengahari, dia pergi menonton wayang gambar, dalam pawagam boyfriendnya nak ringan-ringan dengan dia dan nak kiss mulutnya, tapi Yaya tak berikan, katanya ‘bukan Yaya tak nak kasi, tapi Yaya tak tahu macam mana nak buat’, lepas tu boyfriendnya merajuk dan diam sampai cerita tamat. Itulah yang merunsingkan Yaya. BandarQ 

Aku mendengar masalah Yaya dengan senyum manis, dalam fikiran aku dah ada perkara yang tak baik dengan Yaya, tambah pula bila tengok yaya masa tu hanya pakai baju T dengan seluar pendek, aku melirik pada teteknya, nampak dah berbonjol tapi taklah besar sangat, pinggangnya ramping dan bontotnya lebar, mungkin ikut maknya yang besar bontotnya, pahanya gebu dengan kulit yang putih sekali. Aku mulai geram tegok yaya. Tiba-tiba yaya kata’ abang boleh tolong tak ni..Yaya tak tahu macam mana nak pujuk dia’. Aku tanya yaya ‘yaya sayangkan dia’ . Yaya tunduk kan mukanya dan berkata ‘ yaya sayang sangat dengan Lan’. Rupanya boyfriend yaya namanya Lan.

Aku mula jual minyak, ‘kalau yaya sayangkan Lan, yaya mestilah beri apa yang Lan nak’ Yaya paling ke arah aku dengan matanya yang terbuka luas ‘ kan Yaya dah kata yaya tak tahu macam mana nak layan Lan’ .Aku menambah lagi, ‘kalau yaya nak tahu, abang boleh ajarkan yaya bagaimana caranya nak layan apa yang Lan nak dari yaya’ Yaya semakin ingin tahu dan bertanya ‘ apa yang abang nak ajarkan’ aku dengan selamba menjawap ‘abang akan ajarkan bagaimana nak kiss dan ringan-ringan’ lepas tu yaya tunduk sambil menutup mukanya dengan kedua belah tanganya dan berkata,’ tak nak lah bang.. yaya malu’ tapi nak berusaha lari atau keluar dari bilik aku, jadi aku rasa yaya memang nak suruh aku jar dia dan bila dia dah pandai bolehlah dia berasmara dengan balak dia.

Aku semakin berani mengusap rambutnya yang yang separas bahu itu, dan kemudian memegang dagu yaya untuk menolehkan mukanya kearahku, aku lihat muka yaya dah merah, mungkin malu atau takut dengan guru barunya ini. Aku perintahkan yaya tutup mata dan membukakan mulutnya sedikit. Mukaku semakin dekat dengan yaya dan konekku dah naik , terasa terangkat tuala di bahagian konek aku, melembong dekat situ. Akhirnya bibirku dah bertemu dengan bibir yaya, dia diam saja aku teruskan mengucup bibirnya dan memasukkan lidahku dalam mulutnya, tarasa nafas yaya semakin laju tapi masih kaku. Aku berhenti dan menerangkan apa yang seharusnya yaya lakukan bila aku kiss dia, yaya nampaknya dah termakan umpan.. aku sambung balik, terus kiss dan ku rasa yaya dah mula bertindak balas, nafasnya makin laju, lidahnya juga sudah mula memasuki mulutku, aku asyik sekali dengan ciuman ini, konek aku dah mencanak naik.

Tangan ku tak boleh ditahan lagi, mula mengusap belakang tubuh yaya, tangan kanan menyelinap ke bahagian dada yaya yang berbukit itu, sampai di teteknya, aku elus dan usap perlahan -lahan, yaya mengerang perlahan dan melepaskan ciuman ..’ abang yaya geli..yaya takut..ahhhh..yaya malu’ usapan ku di teteknya semakin kuat, tangan kiri memeluk yaya dan mengusap belakangnya. Aku kembali mengucup bibir yaya dan dengan perlahan membaringkan yaya dikatilku. Sekarang yaya terbaring dikatilku dengan bibirku terus mengucup bibirnya dan tangan kananku mengusap teteknya. Yaya semakin kuat mengerang kecil, dah terasa nikmat barangkali. Mataku melirik ke jam di mejaku, sudah pukul 6pm dan masa ini Kak Nah sedang sibuk di gerainya dan akan pulang ke rumah bila tutup gerainya pukul 12 nanti dan Angah juga membantu ibunga dan biasanya akan pulang ke rumah pukul 9 malam nanti. Jadi aku masih ada banyak masa.

Aku melepaskan ciuman dan kulihat yaya terus memejamkan matanya dan menikmati usapan tanganku di teteknya, T-shirt yang dipakainya terselak sedikit menampakkan bahagian perutnya yang putih dan gebu, nafsu ku semakin gila, konekku semakin menegang. Aku masih lagi separuh tidur dengan tangan kiriku dibawah bahagian leher yaya dan tangan kananku terus mengusap teteknya. Kuemudian kumasukkan tanganku ke dalam T-shirtnya dan mengusap perutnya sambil bibirku mencium lehernya ..aahhh…ahhh yaya terus merintih kecil bila tanganku sampai di bahagian teteknya, aku rasakan teteknya sudah agak besar dan mempuyai kulit yang halus serta putting yang menegang.

SahabatPoker : Agen Domino99, Poker, BandarQ & Slot Online Terpercaya

Selasa, 22 Juli 2025

KISAH NYATA IKA, GADUS BANDUNG YANG GENIT DAN SEKSI - Part 2

Sahabat Poker -  Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.

Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi. Matanya membeliak-*beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.

Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.

Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya. Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya. Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.

Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.

Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.

“Ah… ah… mas Bob… geli… geli …,“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.

Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.

“Mas Bob… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”

Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.

“Ah… mas Bob… terus mas Bob… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.

Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku. Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.

“Edan… mas Bob, edan… Kontholmu besar sekali… Konthol pacan-pacanku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar in Edan… edan…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremas*remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hiatnya menana kejantananku. Remasannya itu mempenhebat vohtase dam rasa nikmat pada batang kontholku.

“Mas Bob. kita main di atas kasur saja…,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.

Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menanik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kuhit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.

Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.

Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.

“Mas Bob… geli… geli …,“ kata Ika kegelian.

Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya

dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bob… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.

Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.

“Mas Bob… masukkan seluruhnya mas Bob… masukkan seluruhnya… Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno… tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia… bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob…”

Jan-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.

“Edan… edan… kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.

Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.

Aku menghentikan gerak masuk kontholku.

“Mas Bob… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.

“Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, mas Bob. Geli… Terus masuk, mas Bob…”

Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!

“Auwww!” pekik Ika.

Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.

“Sakit mas Bob… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu….” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.

Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.

“Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku

“Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Ika.

Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.

Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.

“Ah… mas Bob, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu mas Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus mas Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”

Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.

“Ah-ah-ah… benar, mas Bob. benar… yang cepat… Terus mas Bob, terus…”

Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas*-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”

“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”

Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.

“Mas Bob… mas Bob… edan mas Bob, edan… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih mas Bob…

sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.

Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bobby… mas Bobby…,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.

lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.

“Mas Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Enak mas Bob, enak… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar mas Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:

“…keluarrr…!”  BandarQ 

Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang. 

Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.

Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah. walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

“Mas Bob… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”

Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti

dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.

“Mas Bob… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”

Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontolku masih tegang di dalam memeknya. Kontolku masih besar dan keras, yang haruss menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.

Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.

“Ahhh… mas Bob… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Ika mulai mendesis-desis lagi.

Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.

“Sssh… sssh… sssh… enak mas Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,

“Mas Bob… ah… mas Bob… ah… mas Bob… hhb… mas Bob… ahh…”

Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika. Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh…”

Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrtt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:

“Ak! Uhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:

“lka… Ika… edan… edan… Enak sekali Ika… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… edan… jepitan memekmu enak sekali…”

“Mas Bob… mas Bob… terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.

“Ika… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.

“Mas Bob… mas Bob… mas Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.

Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “…keluarrrr…!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.

“Ika…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.

Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.

Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.

“Mas Bob… terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. indah sekali… sungguh… enak sekali,” kata Ika lirih.

Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.

Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.

“Mas Bob… kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob… Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika.

Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku.

SahabatPoker : Agen Domino99, Poker, BandarQ & Slot Online Terpercaya