Senin, 31 Maret 2025

Daya Pikat Ibu Arwinda

Daya Pikat Ibu Arwinda


𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Pagi itu aku tengah sibuk membenahi kamarku. Sebuah kamar kontrakan yang baru kutempati sejak sebulan lalu. Maklum, kamar berukuran 3 x 4 meter itu berdinding papan dan terletak di bagian belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi.


Apalagi papannya sudah banyak yang renggang dan berlubang hingga bila malam tiba, angin gampang menerobos masuk dan menebarkan hawa dingin menusuk tulang.

Sebelumnya aku nyaris patah semangat ketika mendapati harga sewaan kamar yang rata-rata sangat mahal dan tak terjangkau di kota tempatku kuliah di sebuah PTN. Hingga ketika Bu Arwinda pemilik warung makan sederhana menawariku untuk tinggal di tempatnya dengan harga sewa yang murah aku langsung menyetujuinya.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Oh ya, Bu Arwinda, ibu kostku itu adalah seorang janda berusia sekitar 45 tahun. Sejak kematian suaminya tujuh tahun lalu, ia tinggal bersama putri tunggalnya Nastiti. Ia masih sekolah, kelas dua di sebuah SMTA di kota itu. Mereka hidup dari usaha warung makan sederhana yang dikelola Bu Arwinda dibantu Yu Narsih, seorang wanita tetangganya.

Yu Narsih hanya membantu di rumah itu sejak pagi hingga petang setelah warung makan ditutup. Pembawaan keseharian Bu Arwinda tampak sangat santun.

Ia selalu mengenakan busana terusan panjang terutama bila tampil di luar rumah atau sedang melayani pembeli di warungnya. Hingga kendati berstatus janda dengan wajah lumayan cantik, tak ada laki-laki yang berani iseng atau menggoda.

“Ada memang laki-laki yang meminta ibu untuk menjadi istrinya. Tetapi ibu hanya ingin membesarkan Nastiti sampai ia berumah tangga. Apalagi sangat sulit mencari pengganti laki-laki seperti ayah Nastiti almarhum,” katanya suatu ketika aku berkesempatan berbincang dengannya di suatu kesempatan.

Di tengah kesibukanku memperbaiki dinding kamar, tiba-tiba kudengar suara pintu kamar mandi dibuka. Lalu tak lama berselang kudengar suara pancaran air yang menyemprot kencang dari kamar mandi.

Padahal di sana tidak ada kran air yang memungkinkan menimbulkan bunyi serupa. Maka seiring dengan rasa ingin tahu yang muncul tiba-tiba, aku segera mencari celah lubang di dinding yang bersebelahan dengan kamar mandi untuk bisa mengintipnya.

Ah, ternyata yang ada di kamar mandi adalah Bu Arwinda. Wanita itu tengah kencing sambil berjongkok. Mungkin ia sangat kebelet kencing hingga begitu berjongkok semprotan air yang keluar dari kemaluannya menimbulkan suara berdesir yang cukup kencang sampai ke telingaku. Aku jadi tersenyum simpul melihat kenyataan itu.

Tadinya aku tidak berniat melanjutkan untuk mengintip. Namun ketika sempat kulihat pantat besar Bu Arwinda yang membulat, naluriku sebagai laki-laki dewasa jadi terpikat. Posisi jongkok Bu Arwinda memang membelakangiku. Namun karena ia menarik tinggi-tinggi daster yang dikenakannya, aku dapat melihat pantat dan pinggulnya.




𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Ah, wanita berkulit kuning itu ternyata belum banyak kehilangan daya pikatnya sebagai wanita. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk terus mengintip, melihat adegan lanjutan yang dilakukan ibu kostku di kamar mandi yang ternyata membuat tubuhku panas dingin dibuatnya.

Betapa tidak, setelah selesai kencing, Bu Arwinda langsung mencopot dasternya untuk digantungkannya pada sebuah tempat gantungan yang tersedia.

Tampak ia telanjang bulat karena dibalik dasternya ia tidak mengenakan celana dalam maupun kutangnya. Jadilah aku bisa menikmati seluruh keindahan lekuk-liku tubuhnya.

Bongkahan pantatnya tampak sangat besar kendati bentuknya telah agak menggantung. Sepasang buah dadanya yang juga sudah agak menggantung, ukurannya juga tergolong besar dengan dihiasi sepasang pentilnya yang mencuat dan berwarna kecoklatan.

Namun yang membuatku kian panas dingin adalah adegan lanjutan yang dilakukannya setelah ia mulai mengguyur air dan menyabuni tubuhnya. Sebab setelah hampir sekujur tubuhnya dibaluri busa sabun mandi, ia cukup lama memainkan kedua tangannya di kedua susu-susunya. Meremas-remas dan sesekali memilin puting-putingnya.

Sepertinya ia tengah berusaha membangkitkan dan memuasi birahinya oleh dirinya sendiri. Lalu, dengan satu tangan yang masih menggerayang dan meremas di buah dadanya, satu tangannya yang lain menelusur ke selangkangannya dan berhenti di kemaluannya yang membukit.

Kemaluan yang hanya sedikit ditumbuhi bulu rambut itu, berkali-kali diusap-usapnya dan akhirnya salah satu jarinya menerobos ke celahnya.

Aku yakin Bu Arwinda melakukan semua itu sambil membayangkan bahwa yang mencolok-colok liang kenikmatannya adalah penis seorang laki-laki.

Terbukti ia melakukan sambil merem-melek dan mendesah. Membuktikan bahwa ia mendapatkan kenikmatan atas yang tengah dilakukannya. Disodori pertunjukkan panas yang diperagakan ibu kostku, aku kian tak tahan.

Akhirnya, ketika tubuhnya terlihat mengejang, karena menahan birahi yang tak terbendung dan seiring dengan datangnya puncak kenikmatan yang didambakan, aku pun kian kencang meremas dan mengocok kemaluanku sambil terus memelototi tingkah polahnya.

Dan tubuhku ikut mengejang dan melemas ketika dari ujung penisku memuntahkan mani yang menyembur cukup banyak.

Dia tampak kaget dan mencoba mencari sesuatu di dinding kamar mandi yang berbatasan dengan kamarku. Mungkin ia sempat mendengar erangan lirih suaraku yang tak sadar sempat kukeluarkan saat mendapatkan orgasme. Namun karena aku segera menjauh dari dinding, ia tak sempat memergokiku. Tetapi… ah.. entahlah.

Hanya sejak saat itu aku sering mencari kesempatan untuk mengintipnya saat ia mandi. Bahkan juga mengintip ke kamarnya saat ia tidur. Kamar Dia memang bersebelahan dengan kamarku. Rupanya, untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, selama ini wanita itu mendapatkannya dari bermasturbrasi. Hingga aku sering memergoki ia melakukannya di kamarnya.

Dan seperti Dia, setiap aku mendapatkan kesempatan untuk melihat ketelanjangannya, selalu aku melanjutkan dengan mengocok sendiri kemaluanku. Tentu saja sambil membayangkan menyetubuhi ibu kostku itu. Sampai akhirnya, mengintip ibu kostku merupakan acara rutin di setiap kesempatan seiring dengan gairah birahiku yang kian menggelegak.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Sampai suatu malam, setelah sekitar enam bulan tinggal di rumahnya, aku bermaksud keluar kamar untuk menonton televisi di ruang tamu. Maklum sejak sore aku terus berkutat dengan diktat dan buku-buku untuk tugas pembuatan paper salah satu mata kuliah. Namun yang kutemukan di ruang tamu membuatku sangat terpana.

Televisi 17 inchi yang ada memang masih menyala dan tengah menyiarkan satu acara infotainment dan disetel dengan volume cukup keras. Namun satu-satunya penonton yang ada, yakni Dia, tampak tertidur pulas. Ia tidur dengan menyelonjorkan kaki di sofa, sementara daster yang dikenakannya tersingkap cukup lebar hingga kedua kaki sampai ke pahanya nampak menyembul terbuka.

Ketika aku mendekat, tubuh wanita itu menggeliat dan posisi kakinya kian terbuka hingga mengundangku untuk melihatnya lebih mendekat. Berjongkok di antara kedua kakinya. Kini bukan hanya paha mulusnya yang dapat kunikmati. Aku juga dapat melihat organ miliknya yang paling rahasia karena ia tidak mengenakan celana dalam.

Bibir luar kemaluannya terlihat coklat kehitaman dan nampak berkerut. Pertanda kemaluannya sering diterobos alat kejantanan pria. Sementara di celahnya, di bagian atas, tampak kelentitnya yang sebesar biji jagung terlihat mencuat. Melihat ketelanjangan tubuh ibu kostku sebenarnya telah cukup sering kulakukan saat mengintip.

Namun melihatnya dari jarak yang cukup dekat baru kali itu kulakukan. Degup jantungku jadi terpacu, sementara penisku langsung menegang. Aku nyaris mengulurkan tanganku untuk mengusap vaginanya untuk merasakan lembutnya bulu-bulu halus yang tumbuh di sana atau merasakan hangatnya celah lubang kenikmatan itu.

Tetapi takut resiko yang harus kutanggung bila ia terbangun dan tidak menyukai ulahku, aku urungkan niatku tersebut. Dan tak tahan terpanggang oleh gairah yang memuncak, kuputuskan untuk kembali ke kamar. Untuk beronani, meredakan ketegangan yang meninggi. Di dalam kamar, kulepaskan seluruh pakaian yang kukenakan.

Lalu tiduran telanjang diatas ranjang setelah sebelumnya menarik kain selimut untuk menutupi tubuh. Seperti itulah biasanya aku beronani sambil membayangkan keindahan tubuh dan menyetubuhi ibu kostku. Hanya, baru saja aku mulai mengelus burungku yang tegak berdiri tiba-tiba kudengar pintu kamarku yang tak sempat terkunci dibuka dan seseorang terlihat menerobos masuk ke dalam.

“Hayo, lagi ngocok yah,” suara Dia mengagetkanku.

Ternyata yang membuka pintu dan masuk kekamarku adalah ibu kostku.

“Ti… tidak,” jawabku dan secara reflek segera kutarik selimut untuk menutupi tubuhku.

“Jangan bohong Tris. Ibu tahu kok kamu sering mengintip ibu saat mandi atau dikamar. Juga tadi kamu melihati milik ibu saat tidur di sofa kan?” katanya lirih seperti berbisik.

Ditelanjangi sedemikian rupa aku jadi malu dan menjadi tegang. Takut kepada kemarahan Dia atas semua ulah yang tidak pantas kulakukan. Penisku yang tadi tegak menantang kini mengkerut, seiring dengan kehadiran wanita itu di kamarku dan oleh pernyataanya yang telah menelanjangiku. Aku membungkam tak dapat bisa bicara.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Sebenarnya ibu nggak apa-apa kok, Tris. Malah, ee.. ibu bangga ada anak muda yang mengagumi bentuk tubuh ibu yang sudah tua begini. Kalau mau, sekarang kamu boleh melihat semuanya milik ibu dari dekat dan kamu boleh melakukan apa saja. Asal kamu bisa menjaga rahasia serapat-rapatnya,” ujarnya.

Aku masih belum tahu arah pembicaraan ibu kostku hingga hanya diam membisu. Tetapi, Dia telah melepas daster yang dikenakannya. Dan dengan telanjang bulat, setelah sebelumnya mengunci pintu kamar, ia menghampiriku yang masih terbaring di ranjang.

Duduk di tepi ranjang di sebelahku. Tak urung gairahku kembali terpacu kendati hanya menatapi ketelanjangan tubuh wanita yang lebih pantas menjadi ibuku itu.

“Ayo Tris, jangan cuma melihati begitu. Tadi kamu sebenarnya ingin memegang punya aku kan? Ayo lakukan semua yang ingin dilakukan padaku,” suaranya terdengar berat ketika mengucapkan itu.

Mungkin ia telah bernafsu dan ingin disentuh. Melihat aku tidak bereaksi, aku kostku akhirnya mengambil insiatif. Tangannya menjulur, menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangku.

Batang penisku yang tegak mengacung diraihnya dan diremasnya dengan gemas. Selanjutnya mengelus-elusnya perlahan hingga aku menjadi kelabakan oleh sentuhan-sentuhan lembut tangannya di selangkanganku.

Dan sambil melakukan itu Dia mulai membaringkan tubuhnya di sisiku dalam posisi berhadapan denganku. Maka buah dadanya yang berukuran besar dan seperti buah pepaya menggantung berada tepat di dekat wajahku.

Aku tetap tidak bereaksi kendati payudaranya seperti sengaja disorongkan ke wajahku. Namun ketika ia mulai mengocok penisku dan menimbulkan kenikmatan tak terkira, keberanianku mulai terbangkitkan.

Payudaranya mulai kujadikan sasaran sentuhan dan remasan tanganku. Buah dadanya sudah tidak kencang memang, tetapi karena ukurannya yang tergolong besar masih membuatku bernafsu untuk meremas-remasnya. Puas meremas-remas, aku mulai menjilati pentilnya secara bergantian dan dilanjutkan dengan mengulumnya dengan mulutku.

Rupanya tindakanku itu membuat gairah Dia menjadi naik. Ia mulai mengerang dan kian mengaktifkan sentuhan-sentuhannya di di alat kelaminku. Ngocoks.com

“Ya Tris, begitu. Ah… ah enak. Uh… uh.. terus terus sedot saja. Ya… ya. sshh.. ssh.. akhh”

Dengan mulut masih mengenyoti susu Dia secara bergantian kiri dan kanan, tanganku mulai menyelusur ke bawah. Ke perutnya, lalu turun ke pusarnya dan akhirnya kutemukan busungan membukit di selangkangannya.

Kemaluan yang hanya sedikit di tumbuhi rambut itu terasa hangat ketika aku mulai mengusapnya. Rupanya itu merupakan wilayah yang sangat peka bagi seorang wanita.

Maka ketika aku mulai mengusap dan meremas-remas gemas, Dia mulai menggelinjang. Kakinya dibukanya lebar-lebar memberi keleluasaan padaku untuk melakukan segala yang yang kuiinginkan.

Terlebih ketika jari telunjukku mulai menerobos ke celahnya. Lubang vaginanya ternyata tak cuma hangat. Tetapi telah basah oleh cairan yang aku yakin bukan oleh air kencingnya.

Aku jadi makin bernafsu untuk mencolok-coloknya. Tidak hanya satu jari yang masuk tetapi jari tengahkupun ikut bicara. Ikut menerobos masuk ke lubang kenikmatan aku kostku.

Mengocok dan terus mengocoknya hingga lubang vaginanya kian becek akibat banyaknya cairan yang keluar. Ia juga menggelinjang-gelinjang sambil terus mendesah.

“Ah… ah.. ah aku tidak kuat lagi Tris. Ayo sekarang kamu naik ke tubuh aku,” bisiknya akhirnya.

Rupanya ia sudah tidak tahan akibat kemaluannya terus diterobos oleh dua jariku. Maka tubuhku ditarik dan menindihnya. Dasar belum punya pengalaman sedikitpun dengan wanita.

Kendati telah menindihnya, penisku tak kunjung dapat menerobos lubang kenikmatan aku kostku. Untung Dia cukup telaten. Dibimbingnya penisku dan diarahkannya tepat di lubang vaginanya.

“Sudah, dorong masuk tetapi pelan-pelan. Soalnya aku sudah lama melakukan seperti ini,” bisiknya di telingaku.

Bleess! Sekali sentak amblas penisku masuk ke lubang kenikmatan aku kostku. Aku memang tidak mengindahkan permintaannya yang memintaku untuk memasukannya perlahan.

Mungkin karena tidak berpengalaman dan sudah terlanjur naik ke ubun-ubun gairah yang kurasakan. Hingga ia sempat memekik saat penisku menancap di lubang vaginanya.

“Auu… ah. ah.. pe.. pelan-pelan Tris, shh.. ssh.. ah.. ah,”

“Ma… ma.. maaf bu,”

“Iya,. iya. Be… besar sekali punya kamu ya Tris,”

“Punyamu juga besar dan enak,” kataku sambil terus meremasi kedua payudaranya.

Namun baru beberapa saat aku mulai memaju mundurkan penisku ke lubang vaginanya, desah nafasnya kian keras kudengar. Tubuhnya terus menggelinjang dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.

Akibatnya baru beberapa menit permainan berlangsung aku sudah tak tahan. Betapa tidak, penisku yang berada di liang vaginanya terasa dijepit oleh dinding-dinding kemaluannya.

“Aduh… ah.. aku tidak tahan. Ah… ah.. ah.. aahh,”

Aku terkapar di atas tubuhnya setelah menyemprotkan cukup banyak air mani di liang sanggamanya. Indah dan melayang tinggi perasaanku saat segalanya terjadi. Dan cukup lama aku menindihnya yang memelukku erat setelah pengalaman persetubuhan pertamaku itu.

“Maaf Bu cepat sekali punya saya keluar. Jadinya cuma ngotorin”

“Tidak apa-apa Tris. Kamu baru kali ini ya melakukannya? Nanti juga bisa tahan lebih lama” katanya setelah aku terbaring di sisinya sambil menenangkan gemuruh di dadaku yang mulai mereda.

Bersambung....






Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Minggu, 30 Maret 2025

Bidadari Pemilik Apartemen

Bidadari Pemilik Apartemen 


𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Sahabat poker , situs games online terlengkap di asaia 

banyak games yang gampang wd nya 
1 aku bisa wd semua games 
Contact kami : 
* WhatsApp : http://wa.me/+85590513170

Aku tiba di Jepang pertama kali pada awal Februari. Saat itu kota kecil tempat aku belajar tengah tertutup oleh timbunan salju.

Sewaktu mencari apartemen yang kemudian kutinggali, aku hanya tahu bahwa ibu pemilik apartemennya masih muda dan sangat cantik. Waktu itu dia mengantarku menengok keadaan apartemen.

Sesudah menandatangani kontrak sewa, aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya hingga akhir Maret. Walaupun dia tinggal di rumah besar yang hanya berada di samping kanan apartemen yang kusewa, namun kesibukanku di kampus membuatku selalu pulang malam.

Juga kebiasaan orang yang hidup di negara empat musim, pada musim dingan rumah besar itu selalu menutup pintu dan jendelanya rapat-rapat.

Pembayaran uang sewa apartemen kulakukan dengan transfer uang lewat bank ke rekening dia. Dari situlah aku jadi hafal namanya: Yumiko Kawamura.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Yumiko ternyata sangat mengundang hasrat lelaki. Aku baru menyadarinya pada akhir bulan April. Waktu itu hari Jumat, tanggal 30 April. Aku lupa pergi ke bank untuk membayar sewa apartemen.

Sementara kalau menunggu hari Senin, hari sudah menunjukkan tanggal 3 Mei. Padahal sesuai perjanjian, uang sewa bulan berikutnya harus sudah dibayarkan selambat-lambatnya pada hari terakhir bulan sebelumnya.

Dia sendiri yang membukakan pintu rumahnya saat itu. Aku mengemukakan alasanku, mengapa sampai aku menyalahi kontrak perjanjian, yakni tidak membayar lewat bank.

Ternyata dia berkata, hal tersebut tidak menjadi masalah. Lewat bank atau langsung diantarkan, baginya tidak ada pengaruhnya.

Hanya orang Jepang biasanya tidak mau repot-repot atau belum tentu punya waktu sehingga mereka membayar uang sewa melalui transfer otomatis antarrekening bank.

Waktu Yumiko menemuiku tersebut, aku terpesona dengan kecantikan dan kemolekan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Wajahnya putih mulus dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Dari celada jean ketat dan sweater yang dia kenakan, aku dapat melihat jelas postur tubuhnya.

Pinggangnya berlingkar sekitar 58 cm. Pinggulnya melebar indah, ukuran lingkarnya tidak kurang dari 98 cm. Payudaranya amat montok dan membusung indah, lingkarnya sekitar 96 cm.

Kalau dibawa ke ukuran BH Indonesia pasti dia memakai BH dengan ukuran 38. Suatu ukuran payudara yang enak diciumi, disedot-sedot, dan diremas-remas.

Melihat dia sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh kenyal indah tersebut digeluti dari arah belakang. Perlu diketahui, aku masih single. Walaupun aku gemar menonton video porno dan melakukan masturbasi, namun aku belum pernah melakukan hubungan sex dengan pacar-pacarku.

Sejak mengetahui bahwa sewa apartemen dapat dibayarkan secara langsung, aku memutuskan untuk tidak membayar lewat transfer bank lagi. Alasannya, aku dapat menghemat ongkos transfer. Di samping itu aku dapat menatap wajah cantik dan tubuh aduhai Yumiko.

Bulan Mei, udara di kotaku sudah tidak terlalu dingin lagi. Sudah berubah menjadi sejuk. Yumiko Kawamura pada hari Sabtu atau Minggu sering terlihat bekerja di halaman.

Kadang dia memotong rumput, memangkas pepohonan kecil, atau merapihkan pot-pot tanamannya. Aku paling suka menatap tubuhnya bila dia membelakangi jendela apartemenku.

Lama-lama aku tahu sedikit tentang keluarga dia. Umur Yumiko adalah 30 tahun. Anaknya dua, perempuan semua. Yang pertama berumur tujuh tahun, yang kedua lima tahun. Suaminya bekerja di kota lain, pulangnya pada akhir pekan. Sabtu dini hari dia tiba di rumah, dan berangkat lagi hari Minggu tengah malam.

Di hari penutup bulan Mei, hari Senin, aku berniat membayar sewa apartemen di petang hari. Karena itu aku pulang dari kampus lebih awal dari biasanya. Saat itu tiba di apartemen baru jam 17:00.

Sesudah menyimpan tas punggung, aku pergi ke rumah Yumiko Kawamura. Kuketuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam.

Kupencet bel yang terpasang di kusen pintu. Kutunggu sekitar satu menit, namun tidak ada suara apapun dari dalam rumah. Agaknya sedang tidak ada orang di rumah.

Mungkin Yumiko dan anak-anaknya sedang ke supermarket. Akhirnya aku kembali ke apartemen dan mandi. Sehabis mandi aku menonton TV, sampai akhirnya aku tertidur di depan TV.

Aku terbangun jam setengah delapan malam. Kutengok rumah Yumiko dari jendela apartemen. Lampu-lampu rumahnya sudah menyala. Berarti mereka sudah datang. Akupun membawa amplop berisi uang sewa apartemen. Kupencet tombol bel pintunya, seraya mengucap, “Gomen kudasai.”

Sejenak hening, namun kemudian terdengar sahutan, “Hai. Chotto matte kudasai.”



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Terdengar suara langkah di dalam rumah menuju pintu. Kemudian pintu terbuka. Aku terpana. Di hadapanku berdiri Yumiko dengan hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi kimono itu tampak amat mulus. Padat dan putih.

Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar dengan aduhainya. Pinggangnya kelihatan ramping.

Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat dia ikat secara sempurna, menyebabkan belahan dada yang montok itu menyembul di belahan baju.

Payudara yang membusung itu dibalut oleh kulit yang putih mulus. Lehernya jenjang. Beberapa helai rambut terjuntai di leher putih tersebut. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya.

Agaknya dia sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kontholku berdiri melihat kesegaran tubuhnya.

“A… Bobby-san. Watashi no imoto to omotteta…” sapanya membuyarkan keterpanaanku. Agaknya aku tadi dikiranya adik perempuannya. Pantas… dia berpakaian seadanya.

Untuk selanjutnya, percakapanku dengannya kutulis di sini langsung dalam bahasa Indonesia saja agar semua pembaca mengetahuinya, walaupun percakapan yang sebenarnya terjadi dalam bahasa Jepang.

“Kawamura-san, maaf… saya mau membayar sewa apartemen,” kataku.

“Hai, dozo… Silakan duduk di dalam, dan tunggu sebentar,” sahutnya.

Aku berjalan mengikutinya menuju ruang tamu. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya.

Edan! Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kontholku di liatnya gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas payudara montoknya habis-habisan.

Aku duduk di bantal duduk yang disediakan mengelilingi meja tamu. Sementara dia naik tangga menuju lantai dua. Langkah-langkah betis indah di anak-anak tangga itu tidak pernah lepas dari tatapan liar mataku.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Empat menit kemudian dia turun dari lantai dua. Baju yang dikenakan sudah ganti. Sekarang dia mengenakan baju kimono tidur putih yang berbahan licin.

“Ingin minum apa? Kopi, teh, atau bir?” tanya Yumiko.

“Teh saja,” jawabku. Selama ini aku memang belum pernah minum bir. Bukan aku antialkohol atau menganggap bahwa bir itu haram, namun hanya alasan takut ketagihan minuman alkohol saja.

Yumiko kemudian membawa baki berisi poci teh hijau dan sebuah cangkir untukku. Untuk dia sendiri, diambilnya satu cangkir besar dan tiga botol bir dari kulkas. Kemudian aku pun menikmati teh khas Jepang tersebut, sementara dia menikmati bir.

“Kok sepi? Anak-anak apa sudah tidur?” tanyaku.

“Mereka sedang main ke rumah adik perempuan saya. Tadi perginya bersama-sama saya. Lalu saya pulang duluan karena harus ke supermarket dulu untuk membeli sayur dan buah. Mungkin sebentar lagi mereka akan tiba, diantar oleh adik perempuan.”

“Oh… pantas, tadi saya ke sini tidak ada orang. Sepi.”

“Bobby-san berasal dari mana? Tai? Malaysia? Filipina?”

“Saya dari Indonesia.”

“Indonesia…” Yumiko tampak berpikir, “dengan Pulau Bali?”

“A… itu. Bali adalah salah satu pulau dari Indonesia.”

“O ya? Sungguh pulau yang indah. Saya belum pernah ke sana, namun ingin dapat mengunjungi Bali. Saya mempunyai brosurnya.”

Yumiko beranjak dari duduknya dan mengambil suatu buku tipis tentang pulau Bali dari rak buku. Pada posisi membelakangiku, aku menatap liar ke tubuhnya.

Mataku berusaha menelanjangi tubuhnya dari kain kimono mengkilat yang dia kenakan. Pinggangnya ramping. Pinggulnya besar dan indah. Kemudian betis dan pahanya yang putih mulis tampak licin mengkilap di bawah sorot lampu TL.

Yumiko kemudian membuka brosur tentang pulau Bali tersebut di atas meja tamu. Dia bertanya-tanya tentang gambar yang ada dalam brosur tersebut sambil kadang-kadang meneguk bir.

Kini dari mulutnya yang indah tercium wanginya bau bir setiap kali dia mengeluarkan suara. Kupikir sungguh kuat dia meminum bir.

Tiga gelas besar sudah hampir habis diteguknya. Perhatian dia ke foto-foto di brosur dan bir saja. Ngomongnya kadang agak kacau, mungkin karena pengaruh alkohol.

Namun bagiku adalah kesempatan menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Dia tidak menyadari bahwa belahan kain kimono di dadanya mempertontonkan keindahan gumpalan payudara yang montok dan putih di kala dia agak merunduk.

Kring… kring… Tiba-tiba telpon berdering.

Yumiko bangkit dan berjalan menuju pesawat telpon. Pengaruh kebanyakan minum bir mulai terlihat pada dirinya. Jalannya agak sempoyongan.

“Sialan…” makiku dalam hati karena dering telpon tersebut memutus keasyikanku melihat kemontokan payudaranya.

Yumiko terlibat pembicaraan sebentar di pesawat telpon. Kemudian kembali lagi ke bantal duduknya semula dengan jalan yang sempoyongan.

“Anak-anak tidak mau pulang,” Yumiko menjelaskan isi pembicaraan telponnya. “Malam ini mereka bermalam di rumah adik perempuan saya. Besok mereka diantarnya langsung ke sekolah mereka.”

Yumiko menuangkan bir ke gelasnya lagi. Sudah gelas yang keempat. Edan juga perempuan Jepang ini. Jalannya sudah sempoyongan namun masih terus menambah bir.

“Bobby-san sudah menikah?” tanyanya.

“Belum,” jawabku.

“Sudah ada pacar?”

“Sudah. Saat ini masih kuliah di Indonesia.”

“Syukurlah. Nikmati masa pacaran. Masa pacaran adalah masa yang indah. Bagaimana permainan cinta sang pacar?”

Kunilai kata-kata Yumiko semakin mengacau. Semakin berada di alam antara sadar dan tidak sadar.

“Permainan cinta?”

“Iya… permainan sex.”

“Saya belum pernah melakukan hubungan sex, termasuk dengan pacar saya. Kebanyakan perempuan di negara saya masih menjaga kegadisan sampai dengan menikah.”

Yumiko tertawa lirih mendengar kata-kataku. Suara tawanya amat menantang kejantananku. “Di Jepang gadis-gadis sudah melakukan hubungan sex dengan pacar mereka pada usia 17 atau 18 tahun.

Kalau belum melakukan hal tersebut, mereka belum merasa menjadi orang dewasa. Mereka akan diejek kawan-kawannya masih sebagai anak ingusan.

“O… begitu. Baru tahu saya…”

“Kalau begitu Bobby-san masih perjaka?”

“Saya tidak tahu masih disebut perjaka atau tidak. Saya belum pernah melakukan hubungan sex. Namun sejak usia 15 tahun saya suka melakukan masturbasi untuk mengatasi kebutuhan sex saya.”

Yumiko tertawa lagi. Tawa yang membangkitkan hasrat. Sialan. Aku diejek sebagai anak ingusan oleh pemilik bibir ranum sensual itu. Inginn rasanya kubuktikan kedewasaan dan kejantananku.

Ingin rasanya kulumat habis-habisan bibir merekah itu. Inginnn rasanya kusedot-sedot payudara aduhai itu dengan penuh kegemasan.

“Kenapa tidak cari pacar yang dapat diajak berhubungan sex sekarang-sekarang ini? Bobby-san ganteng, badan tinggi-tegap dan berpenampilan jantan.

Kalau di sini cari pacar, pasti banyak perempuan Jepang yang mau. Sayang kalau energi pada usia muda tidak dinikmati.” Omongan Yumiko semakin ngelantur. Pasti karena kebanyakan minum bir.

Nah, benar terkaanku. Dia mulai tidak sadar. Bicaranya tambah mengacau. Kebiasaan orang Jepang, kalau mulaihilang kesadarannya karena kebanyakan minum bir, apa yang dia pendam dalam hati akan dia keluarkan satu per satu.

Yumiko menenggak bir lagi. Habislah gelas yang keempat. Dan dia mengisinya kembali sampai penuh. Padahal matanya sudah merah dan kelihatan mengantuk. Namun dalam kondisi demikian kulihat keayuan aslinya.

Mata mungil yang setengah tertutup kelopak mata itu tampak sangat bagus. Terus terang aku menyukai perempuan bermata sipit, contohnya perempuan Jepang, Cina, atau Korea.

Bibir Yumiko yang sensual dan berwarna merah muda tanpa polesan lipstik itu mengeluarkan keluhan-keluhan tentang keloyoan suaminya dalam masalah sex.

Namun biarlah dia mengoceh, bagiku yang terpenting adalah menatap bibir merekah itu tanpa rasa risih karena yakin si empunya dalam keadaan tidak tersadar.

“A… Bobby-san. Gomen… sampai lupa ke masalah utama. Sebentar, saya ambilkan kuitansi untuk pembayaran apartemen…”

Yumiko Kawamura menenggak bir lagi.

“Kawamura-san. Daijobu desu ka?” aku mengkhawatirkan kesadarannya karena dia sudah kebanyakan minum bir.

“Daijobu desu. Saya sudah terbiasa minum bir banyak-banyak. Semakin banyak minum bir dunia terasa semakin indah.”

Yumiko beranjak dari duduknya. Dia mencoba berdiri, namun sempoyongan terjatuh. Aku bersiap-siap menolongnya, namun dia berkata, “Mo ii desho. Daijobu…”

Yumiko berusaha berjalan menuju rak buku. Namun baru menapak dua langkah… Gedebrug! Dia terjatuh seperti yang kukhawatirkan.

Untung tangannya masih sempat sedikit menjaga badannya sehingga dia tidak terbanting di lantai kayu. Walaupun lantai kayu tersebut ditutup karpet, namun akan cukup sakit juga bila badan sampai jatuh terbanting di atasnya.

“Ak… ittai…” dia berteriak kesakitan.

Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong dia ke atas karpet bulu yang tebal. Kuletakkan kepalanya di atas bantal duduk. Dalam waktu seperti itu, tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya.

Kimono atasnya terbuka lebih lebar sehingga mataku yang berada hanyasekitar 10 cm dari payudaranya melihat dengan leluasa kemontokan gumpalan daging kenyal di dadanya.

“Ittai…” sambil masih pada posisi tiduran tangannya berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Namun pengaruh banyaknya bir yang sudah dia minum membuatnya tak mampu meliukkan badannya dalam menggapai betis. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis yang putih indah itu.

Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya meminta permisi, “Sumimasen…” Kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut.

“Ak… ittai…” Yumiko meringis kesakitan. Namun kemudian dia bilang, “So-so-so-so-so… Betul bagian situ yang sakit. Ah… enak… Ah… ah… terus… terus…”

Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Yumiko, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur, dengan bau harum bir terpancar dari udara pernafasannya.

Dia sudah tertidur. Kantuk akibat kebanyakan minum alkohol sudah tidak mampu dia tahan lagi. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

Aku pun bingung. Apa yang harus aku lakukan? Kuambil uang sewa apartemen dari saku kemeja dan kuletakkan di atas meja tamu di samping cangkir tehku. Terus bagaimana dengan kuitansi pembayarannya?

Kupandangi Yumiko yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajah dia. Lehernya jenjang. Daging montok di dadanya bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya, seolah menantang kejantananku.

Dan dada tersebut tidak dilindungi bra sehingga putingnya menyembul dengan gagahnya dari balik kain kimononya. Ngocoks.com

Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar dengan indahnya. Kain kimono yang mengkilap tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga celana dalamnya yang kecil.

Sungguh kontras, celana dalam minim membungkus pinggul yang maksimum. Celana dalam yang di antara dua pahanya terlihat membelah.

Terbayang dengan apa yang ada di balik celana dalamnya, kontholku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih mulusnya dipertontonkan dengan jelas oleh kimono bagian bawah yang tersingkap. Dan paha tersebut tersambung dengan betis yang indah.

Edan! Melihat lekuk-liku tubuh aduhai yang tertidur itu nafsuku naik. Terbangunkah dia bila kutiduri? Beranikah aku? Teman-teman Jepangku yang tertidur karena kebanyakan minum bir biasanya akan pulas sampai sekitar satu atau dua jam.

Apakah Yumiko juga begitu? Akankah dia terbangun bila tubuhnya kugeluti tanpa memasukkan konthol ke liang memeknya?

Bersambung…




Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Sabtu, 29 Maret 2025

Hantu Tampan

Hantu Tampan


𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Lizia menatap semua teman-teman barunya. Dia memilih pindah karena tidak nyaman dengan laki-laki di sekolah sebelumnya yang terlalu mengejar-ngejarnya.

Lizia menunduk segera, dia pemalu. Dia selalu merasa risih dilihat orang. Dia justru tidak percaya diri dengan kecantikannya.

“Ini Lizia, pindahan dari sekolah SMA 1 Pribumi.. Silahkan perkenalkan diri,”

“Aku Lizia.” singkatnya tetap menunduk malu.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Kelas mulai terdengar saling membisik, membicarakan kecantikan Lizia yang tetap terpancar walau terhalang kacamata cupunya.

“Sudah? Baiklah, kamu boleh duduk di ujung sana,” tunjuk bu Widia sebagai wali kelas di kelasnya.

Lizia berjalan mendekati meja dan kursi yang di maksud sambil menatap laki-laki tampan yang melipat tangan di perutnya, tatapannya tajam, senyumnya miring, sepertinya bad boy di sini.

“Izin duduk,” cicitnya gugup.

“Kamu bicara sama siapa?” bisik Gea- teman baru Lizia di depan mejanya yang menoleh ke belakang itu.

“Ha?” kaget Lizia, dia menatap laki-laki yang memakai seragam- tunggu, seragamnya berbeda dengan yang dirinya pakai.

Lizia memucat. Dengan gugup sontak membenarkan kacamatanya segera dan sibuk membuka ransel, mencoba mengabaikan hantu di sampingnya. Bahkan mengabaikan Gea.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - Lizia sungguh tidak tahu dia hantu. Biasanya akan terlihat bagai hologram, kenapa bisa ada hantu yang terlihat sekali seperti manusia hidup.

Ini pengalaman pertama Lizia melihat hantu senyata itu.

“Ini pertama kalinya ada yang bisa liat gue,”

Lizia berdebar cemas, walau begitu dia akan terus mencoba abai, menatap guru pelajaran Fisika yang merangkap menjadi wali kelasnya itu tengah memulai pelajaran.

“Ga usah pura-pura,”

Lizia menelan ludah yang terasa sulit, tetap berusaha mengabaikannya. Keringat sebesar sebutir beras segera muncul di pelipis. Lizia sungguh tidak ingin bersinggungan dengan makhluk dunia lain.

“Gue Heksa.. Lo udah ketahuan, Lizia.” bisik Heksa sambil menyelipkan jemarinya ke dalam rok Lizia.

Membelai celana dalamnya.

“Ah!” jerit Lizia sampai berdiri dari duduknya dengan heboh, masalahnya dia bisa merasakan sentuhan hantu. Selama ini dia tidak bisa merasakan seketara itu. Biasanya hanya bagai tiupan angin.

Dan hantu itu tadi terlalu jauh dan nakal menyentuhnya.

“Ada apa?”

Lizia menelan ludah, mencoba bernafas normal saat semua mata tertuju ke arahnya. Menatap Lizia yang panik dan gugup.

***

“Gimana hari pertamanya?” Celine memeluk sekilas sang anak.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - “Baik, ma.” jawab Lizia lembut, mencoba baik-baik saja padahal energinya sudah 0%.

Celine tersenyum. Lizia adalah jiplakan Abidzar. Berbeda dengan satu anaknya lagi yang laki-laki.

“Kalau aku ga suka, ma.” Lanon berjalan dengan seragamnya yang berantakan bagai berandalan. Melempar asal tas gandong yang isinya hanya satu buku, satu pulpen, dan bola plastik.

Celine menghela nafas panjang. Dan dia jiplakannya. Nakal sekali, pasti ada saja masalah yang dibuatnya.

“Kamu emang dasarnya ga suka sekolah,” Abidzar muncul, dia juga baru pulang dari kantor cabang mertuanya yang sementara dia ambil alih baru kelak Lanon yang menggantikannya.

“Nah, itu.” Celine setuju sekali, menatap Lanon gemas plus kesal. Kenapa tidak persis Abidzar semuanya.

“Lizia suka sekolahnya?” tanya Abidzar lembut, mengusap puncak kepala anak perempuannya.

Lizia tersenyum, tidak ingin merepotkan orang tua jika harus pindah lagi. Dia akan mencoba bertahan walau tidak suka dengan hantu nakal itu.

Lebih tepatnya hantu yang kini berdiri di belakangnya, mengekorinya sampai ke rumah. Lizia tidak tahu bagaimana cara mengusirnya di saat mantra ilmu hitam maupun putih yang dia tahu tetap tidak mempan.

“Suka, baba maksudnya papa.”

“Senyamannya aja, mau papa atau baba sama aja. Kamu selalu jadi putri kecilnya baba,” Abidzar mengusap kepala Lizia sekilas.

“Ga ada hantu, Li?” tanya Lanon acuh tak acuh, menatap lekat sang adik, tidak berkedip lama.
 

𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 - “Ada, tapi ya gitu, kak.” jawab Lizia pada kembarannya. Begitu pelan, lemah lembut khas Abidzar hanya Lizia persi perempuannya, sangat lembut sekali suaranya.

“Hm, hantu apa?” Lanon melepas seragam atasnya hingga hanya menyisakan kaos.

“Kamu baik-baik aja?” Celine menerobos rasa penasaran Lanon. Dia lebih khawatir dari pada penasaran.

“Apa hantu di sana ganggu kamu? Bilang ke baba, nanti baba bantu pindah, ga masalah keluar uang banyak asal anak baba nyaman, kalau udah ga kuat, home schooling aja ya,”

Lizia menggeleng. “Ga papa. Mereka ga ganggu,” balasnya.

“Jadi, gue ga ganggukan?” bisik Heksa seksi dengan suara pubernya yang berat. Jemarinya mengusap pantat Lizia usil.

“Aku ke kamar, ma, paba, kak.” pamitnya dengan agak berujar belepotan sampai typo.

Hanya di kamar Heksa tidak akan bisa masuk. Semua hantu tidak akan bisa masuk. Yakin Lizia.

Namun dugaannya salah.

Lizia sampai terduduk lemas saking terkejut melihat Heksa dengan santainya mengamati isi kamarnya yang penuh penangkal hantu.

Lizia memang sudah dibekali banyak ilmu putih dibanding ilmu hitam dari dia kecil, mengingat dia memiliki kelebihan yang bisa saja membuatnya celaka.

“Keluar!” pada akhirnya Lizia tidak bisa mengabaikannya, apalagi hantu di depannya nakal.

Berani menyentuh, mengintipnya di toilet sekolah dan kini ikut ke rumahnya.

“Nah, akhirnya ngaku kalau lo liat gue,” Heksa berjalan mendekat, menatap Lizia dengan teramat tertarik.

Selama ini hidupnya sebagai hantu yang tidak terlihat begitu membosankan. Mengintip, menyentuh beberapa perempuan yang tidak sadar dengan sentuhannya. Sungguh tidak seru.

Heksa melepas seragam di tubuhnya hingga menyisakan kaos hitam, dia menginginkan lawan yang bisa tahu dirinya dan merasakan sentuhannya.

Kalau bisa balas menyentuhnya.

Lizia membacakan bacaan pengusir hantu yang biasa dia gunakan. Dia terus terpejam, mencoba fokus namun gagal saat merasakan hembusan nafas ada di depan wajah, menerpanya.

“Ga hari ini.” Heksa memilih akan mendekatinya perlahan. Demi Lizia mau balas menyentuhnya. Dia harus mendekatinya dengan baik, demi tercapai keinginannya itu.

“Berhenti komat kamit, gue ga ngerasain apapun.” Heksa duduk di kursi belajar Lizia, memutarnya santai.

Bagi manusia biasa, kursi itu berputar tanpa ada siapa-siapa. Tapi bagi Lizia, di sana ada Heksa dengan tatapan tajam yang terus menatapnya tak terbaca. Tidak melepaskan tatapannya bagai pemangsa.

Lizia menatap seragamnya yang berbeda dengannya. Entah kapan dan dimana seragam itu di pakai.

Tapi dari tulisan yang ada di seragamnya, namanya sama dengan seragam yang dirinya pakai.

***

Heksa selalu mengganggu. Masalahnya bukan gangguan biasa seperti muncul tiba-tiba dengan wujud menyeramkan.

Tapi hantu satu itu berparas tampan dan kelakuannya sungguh gila. Menyentuh tubuhnya sesuka hati, mengintipnya saat mengganti seragam olah raga.

Lizia tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Lizia mulai gelisah. Dia tidak suka dengan sentuhannya yang terasa dan keterlaluan.

“Katanya murid baru itu indomie,” bisik Sion.

“Bukan indomie, indihome,” ralat Nimas.

“Kalian ck! Indigo,” Gea terlihat kesal pada dua temannya itu.

Lizia samar mendengar bisik-bisikan itu. Dengan terus merasa tidak nyaman merasakan usapan di paha kirinya yang terus saja usapan itu masuk ke dalam rok dan menyelinap masuk ke dalam celana dalamnya.

Lizia segera bangkit dengan terengah panik. Jemari dingin itu menyentuhnya semakin hilang batas.

Gea, Sion dan Nimas sontak terkejut dengan gerakan Lizia. Mereka pikir Lizia marah karena membicarakannya.

Di dalam kelas itu memang hanya berisi mereka yang memilih tidak pergi ke kantin.

“Kenapa, Lizia?” Gea mendekatinya yang pucat dan panik. Apa melihat hantu? Apa benar indigo?

Lizia segera menggeleng lalu tersenyum dan kembali duduk dengan gugup. Dia membuka buku, mulai membaca walau tidak fokus. Ngocoks.com

Gea pun memilih tidak mengganggu lagi.

Lizia melotot samar, menatap Heksa yang bergerak turun masuk ke kolong meja. Senyum bad boynya muncul.

Lizia mencoba merapatkan kakinya agar Heksa tidak bisa mengintip namun tenaganya kalah.

Lizia melirik sekitar dengan gelisah. Bagaimana bisa Heksa memasukan kepalanya ke dalam rok. Dengan segera Lizia berdiri dan berlari pergi.

Gea, Nimas dan Sion sontak menatap kepergiannya.

“Dia denger kita ngobrol kali ya?” Nimas jadi tidak enak hati, padahal maksud mereka tidak menjelekannya, membully atau apapun itu.

Heksa keluar dan berdiri santai, memasukan jemari ke saku celana seragamnya. Lalu tersenyum miring.

“Lizia cantik, gue mau dia.” gumamnya lalu bersiul.

Bersambung…



Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Kamis, 27 Maret 2025

Pemuas Istri Boss

Pemuas Istri Boss 


 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Endra, seorang pria berusia pertengahan dua puluhan, baru saja kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya di luar negeri. Ia diterima di sebuah perusahaan investasi di ibu kota, di mana ia bekerja di bawah pimpinan Pak Randi, seorang manajer proyek yang berusia awal tiga puluhan.

Awalnya, Endra mengira Pak Randi adalah seorang gay karena gayanya yang lembut dan anggun. Namun, Pak Randi ternyata sudah menikah dan memiliki istri yang cantik dan anggun bernama Jihan. Suatu hari, Pak Randi mengajak Endra makan malam di rumahnya, dan di sana, Endra bertemu dengan Jihan.

Jihan, yang ternyata perokok berat, mengajak Endra menonton film di ruang keluarga. Selama menonton, Jihan terus menggoda Endra, membuat Endra merasa gelisah dan tertekan. Jihan kemudian mencium Endra, dan mereka berciuman dengan penuh nafsu.

Setelah menonton film, Jihan mengajak Endra ke kamar tidur utama. Di sana, Jihan memberikan Endra set lingerie hitam, dan memintanya untuk memakainya. Endra, yang awalnya gugup, akhirnya setuju dan mengenakan lingerie tersebut.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -   Jihan kemudian meraba tubuh Endra dengan lembut, meremas payudaranya dan menjilati putingnya. Endra merasakan gelombang kenikmatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia merasakan batangnya semakin tegang dan keras, menuntut perhatian.

Jihan kemudian mengajak Endra ke tempat tidur, dan mereka mulai berhubungan intim. Jihan merasakan batang Endra yang besar dan keras, dan memintanya untuk memasukkan batangnya ke dalam dirinya. Endra pun melakukan hal tersebut, dan mereka berdua merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Namun, hubungan terlarang antara Endra dan Jihan tidak berhenti di situ. Pak Randi, yang ternyata tahu tentang hubungan mereka, justru memberikan lampu hijau kepada Endra untuk menyentuh istrinya. Endra, yang awalnya ragu, akhirnya setuju dan menjadi pemuas nafsu Jihan.

Apakah Endra akan terus menjadi pemuas nafsu Jihan? Bagaimana hubungan terlarang mereka akan berakhir? Temukan jawabannya dalam kisah “Pemuas Nafsu Istri Bosku”.

Apa yang ingin kuceritakan ini adalah kisah nyata yang pernah kualami beberapa waktu silam. Demi menjaga nama baik pihak-pihak yang terkait, terpaksa kubah semua nama dan tempat.

Namaku Virendra, biasa dipanggil Endra atau Dra saja. Usiaku saat itu sekitar pertengahan dua puluhan. Setelah menyelesaikan studi di sebuah universitas di luar negri, aku kembali ke tanah air untuk mencari pekerjaan.

Singkat cerita, aku diterima di sebuah perusahaan investasi di ibu kota. Di sana, aku bekerja dalam satu tim yang dipimpin oleh seorang manajer proyek, Pak Randi. Beliau pria yang berusia awal tiga puluhan. Awalnya, aku mengira Pak Randi adalah seorang gay, karena gayanya yang begitu lembut dan anggun, bak seorang putri.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Tak ada aura maskulin yang terpancar darinya. Cara berjalan, bicara, dan segala gesturnya terasa begitu feminin. Sepanjang aku bekerja di bawah bimbingannya, tak sekalipun ia mencoba menggoda atau melancarkan rayuan, dan lama kelamaan aku merasa nyaman. Berbeda dengan rasa was-was yang melanda saat pertama kali aku bekerja di sana.

Aku, jujur saja, bisa dibilang pria yang rupawan, hihihi. Jadi, pada suatu Jumat, seperti biasa, sebagai anak muda lajang, setelah pulang kerja, aku mampir ke kafe di bawah gedung kantorku. Pulang lebih awal pun percuma, toh tidak ada istri yang menungguku di rumah.

Saat asyik bermain ponsel, tiba-tiba aku disapa oleh Pak Randi.

“Dra, sendirian saja?”

“Iya, Pak,” jawabku singkat.

“Bolehkah aku bergabung, Dra?” tanya Pak Randi dengan nada lembut.

“Tentu saja, Pak. Silakan,” kataku. Hatiku berdebar tak karuan, tiba-tiba bosku mengajak ngopi bareng.

“Terima kasih, Dra. Kenapa kamu selalu sendirian, Dra? Mana teman-teman yang lain?”

“Ah, Pak, saya kan sendirian. Siapa sih yang mau nongkrong sama saya? Saya kan orang baru, belum punya teman dekat, hihihi,” jawabku sambil memaksakan senyum.

“Kamu belum punya pacar, Dra?”

Ah, sudah mulai menyinggung hal yang pribadi, batinku.

“Belum ada yang serius, Pak. Masih sebatas teman-teman biasa saja, hihihi,” jawabku sembari menyesap rokok Dunhill merahku.

“Mau, Pak? Rokok saya,” tawarku sambil menyodorkan bungkusan rokokku.

“Oh, Dra, aku tidak merokok merek itu. Aku merokok Salem,” kata Pak Randi sembari mengeluarkan rokok dari saku kemeja bermerek mahalnya.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Pergh, Salem! Benar-benar gayanya, batinku saat itu, hihihi.

Aku mengamati Pak Randi menghisap rokok dengan gestur yang lembut dan anggun itu.

“Pak, tidak pulang?” tanyaku.

“Sebentar lagi, Dra. Tadi melihat kamu sendirian, jadi aku ingin menemanimu,” jawab Pak Randi dengan nada halus.

“Rumah Pak di mana, Pak?” tanyaku penasaran.

“Rumahku di Sumbang Jaya, Dra.”

“Oh, jauh juga ya,” kataku.

“Sudah biasa bolak-balik, Dra, jadi sudah tidak terasa jauh lagi,” jawabnya santai.

“Ohhh, oke, Pak. Pak sudah menikah, Pak?”

“Oh, tentu saja, aku sudah menikah,” jawab Pak Randi.

Ternyata si gay juga punya istri, pikirku. Ya, siapa sih yang tidak mau dengan pria berpangkat, gaji besar, dan mobil Jerman? Tentu banyak wanita yang antri, kan?

“Wah, Bos sudah menikah? Saya kira…” Endra berucap, takjub mendengar kabar bahwa En Randi, atasannya yang berpenampilan lembut dan selalu tampak ramah, ternyata sudah membina rumah tangga.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  You ingat saya ini banci ya Dra? Dra, walaupun saya begini, tapi saya tidak suka dengan lelaki. Saya ini lelaki normal yang terlahir lembut saja Dra, hihihi,” En Randi menyela, nada bicaranya terdengar ringan, namun ada sedikit nada yang menyindir.

Endra langsung merasa bersalah, wajahnya memerah. “Oh, maafkan saya Bos. Saya sangka begitulah. Maafkan saya ya Bos.” Ngocoks.com

“Ah, tidak apa-apa Dra. Banyak yang berpikiran seperti itu,” balas En Randi dengan senyum tipis yang menampakan lesung pipitnya, membuat Endra salah tingkah.

“Sudah lama ya, Bos menikah, Bos?” Endra melanjutkan obrolan, berusaha mencairkan suasana.

“Sudah lima tahun masuk tahun ini,” jawab En Randi, sembari mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusannya dan menyalakannya dengan korek api yang ia ambil dari saku celananya.

“Oh, lama juga ya. Pasti istri Bos cantik sekali, kan?” Endra berusaha memancing obrolan, tatapannya tak lepas dari wajah En Randi yang tampak sedikit sembap karena asap rokok.

“Mestilah cantik, kalau tidak cantik tidak sudi aku menikahinya Dra, hihihi!” En Randi tertawa kecil, suaranya terdengar sedikit serak. Nafasnya yang berhembus keluar bersamakan asap rokoknya membuat Endra terkesima. Ada aura misterius yang terpancar dari bosnya itu, yang membuatnya semakin penasaran.

“Sudah berapa orang anak sudah Bos?” tanya Endra lagi, rasa penasarannya tak kunjung padam.

En Randi terdiam sejenak, tatapannya mengarah ke suatu titik di kejauhan, entah apa yang dipikirkannya. Asap rokoknya mengepul, seolah mewakili kerumitan pikiran yang ada di benaknya.

“Aku belum ada rezeki lagi untuk memiliki anak, Dra,” jawab En Randi, suaranya terdengar berat.

Bersambung…



Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Rabu, 26 Maret 2025

Istri Tomboy Jadi Binal

 Istri Tomboy Jadi Binal



 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Cerita ini berdasarkan kisah nyata ditambah dengan bumbu2 agar lebih bisa dinikmati.. Yaah mungkin 70% kisah nyata sedangkan sisanya fantasi yg terpendam dan ingin bisa diwujudkan agar hidup smakin menarik.

Kisah ini dimulai dari awal pacaran sampai dengan masa2 kami menikah.. Dari awal yg biasa pakai baju sopan & tertutup cenderung tomboy sampai dengan menjadi sexy, nakal, suka pamer tubuh dan terakhir main xxx dgn cowo lain..

Namaku riki aku seorang pekerja wiraswasta berumur 34th dan istriku namanya Dian berusia 29th adalah pegawai kantor dgn posisi sebagai karyawan HRD di sebuah perusahaan telekomunikasi terkenal di indonesia..

Istriku bisa dibilang lumayan cantik dan tubuh yg langsing berisi dgn ukuran bra 34 c dengan tinggi 170cm.. Dian sendiri merupakan hasil perkawinan dari Papa yg org jawa dan mama blasteran belanda-jawa.. Jadi bisa dibayangkan sendiri gimana penampilan istriku.. 



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Kejadian ini dimulai 7 thn yang lalu. Setelah lulus kuliah dr Universitas Negeri di Jogjakarta ( banyak sekali pengalaman dengan gadis2 berjilbab, yg mungkin lain kali kisah ini diceritakan ) aku kembali pulang ke Surabaya..

Di sini merasa kesepian tdk pernah olahraga selangkangan, aku menghubungi mantan2 ku semasa sma, siapa tau ada yg bs bantu mngusir rasa sepi hehe..

Dari sekian banyak ada satu yg available, panlok berinisial N meski dah punya pacar tp dia menanggapi gombalan2ku , ssi selama 1bln N tertarik mau nginap di rumahku semalam dgn alasan menginap di rumah sahabatnya yg bernama Dian, karena kebetulan dekat dengan rumahku..

Saat itu N dianter temannya Dian ( istriku skg ). Pas nganter N aku blom tertarik cz waktu itu dian cm pakai kaos biasa n celana jeans standart bangetlah apalagi dia naik motor cowok jd tambah tomboy plus no make up at all.

Meski wajahnya lumayan tapi cz dah keburu nafsu pengen main dengan N segalanya terlupakan tapi aku tidak mau membahas masalah N, karena fokus cerita pd Dian pacar yang sekarang jadi istriku.. Lambat laun seiring waktu malah aku menjadi lebih dekat dengan Dian & akhirnya kita berpacaran..

Satu bulan setelah berpacaran kita pergi nonton bioskop di royal, di situlah awal mula semuanya.. Kita berciuman, secara perlahan tangannya aku masukkan celanaku. “Yank lihat nih jadi besar pengen nih, mau ya bantuin dikit deh pake tangan aja kasian nih otong tersiksa”

Dian diem aja lalu dia melirik ku sambil mengocok kontolku.. Saat itu tanganku tidak tinggal diam ikut juga masuk ke dalam celananya mengobel2 vaginanya.. Sambil kuremas2 payudara & putingnya dari luar kaos yang dia pakai..



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  “Ehmm ehmmmmmm enak yank oooohh hhmmmm” dia menahan nikmat sambil menggigit bibirnya sampai dia mengalami orgasme karena tanganku.. Dian langsung tergeletak lemas di bangku penonton sambil nafasnya ngos2an. “Enak yank? Lemes ya tapi nikmatnya sampe ubun2 kan..” Heem jawab dian sambil tersenyum manis.

Setelah menonton bioskop, dalam perjalanan pulang naik motor aku yang masih horny karena film keburu ending tapi aku blom crot segera membuka jaketku dan membaliknya, tangan dian aku masukan ke celanaku..

“Yank masih pengen nih tadi kan aku blom sempet keluar kmu dah lemes kelojotan gitu, ayo tanggung jawab nih”.. “Lho di jalan naik motor mau gitu?? ( dian terbengong2) , klo ketauan orang gimana”..

Meskipun protes tapi tangannya tetep aja mengocok kontolku, “ya gpp biarin aja paling mereka cuma curiga aja, jaket kok dibalik n tangan yang cewek kok gerak2 aja haahaha” aku sambil ketawa.. “Aneh2 aja maunya nih, tadi di bisokop minta gitu sekarang malah di motor besok minta apa lagi nih??”

“Tapi kan mau yank.. Ayo terus yank kocok terus dah hampir keluar nih”. Eeh dah mau keluar ada bapak 2 iseng klakson2 aja sambil nyalip trus melototin.

Dasar ganggu orangg lg enak aja.. Crooot aaah kluar nih rasanya gimana di tengah jalan gini muncrat.. Nyetir jadi tidak konsentrasi. Tangan dian yg belepotan sperma dikeluarin dari celanaku..

“Tuh kan tanganku kotor semua nih, berhenti sebentar donk mau tak lap pake tisu dulu?” “Gak usah diemut aja dijamin enak hahaaha”. “Huuu ngawur aja emoh aku”..

“Udah deh dilap di bajumu aja atau celana” ( hehe biar bau sperma ).. “Iya deh nanggung jangan pake berhenti2, aku pengen cepet berbaring nih, capek diajak aneh2 trus seharian”..

Selama pacaran menurut pengakuan Dian, sama mantannya yang orang keturunan arab cm minta dikocok doank dan agak kolot. Kalau dian pake celana pendek atau rok yg agak pendek aja dah protes gak sopan. Tp kata Dian kontolnya memank gede n agak panjang dibanding punyaku ( yang penting tekniknya bro ).

Dua minggu kemudian aku mengajak dian nonton bisokop lagi tp aku minta dia pake baju yg sexy dan gampang diplorot.. Dian masih malu klau ke royal pake baju sesexy itu. Tp aku rayu2 klo dia lebih cantik klo pake baju sexy, apalagi klo dilihat org.

Bangga aku punya pacar sexy n cantik yg jd pusat perhatian. Akhirnya dian setuju asal di mall yg banyak jg cewek2 berpakaian sexy jd tidak terlalu menarik perhatian. Akhirnya kita sepakat ke mall pakuwon trade center (PTC) , di sana bnyk panlok2 berpakaian sexy..

Dian berpakaian atas pake kemben warna coklat keemasan dengan bahu ditutup bolero ( masih agak kurang percaya diri ), bawahannya aku minta pake rok mini tp dia masih malu akhirmya pake hot pant tp yg model rok mini

( sepintas dilihat dr jauh spt rok mini yg pendek sekali sebatas pantat cm ada belahan di depan yg memperlihatkan klo itu hot pant ).

Tak lupa aku minta dia pake g string hadiahku, krn sebelumnya dia tdk pernah pakai g string. Agak risih kata dian slalu cemas ( celana masuk silit ) hehehe..



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Sepanjang jalan naik motor dian jadi pusat perhatian dan hal itu bener2 membuatku horny.. Apalagi ada satu pengendara motor yang mengikuti terus, bahkan sengaja aku putar2 masuk jalan kampung cuma sekedar tes apa orang ini memang ngekor atau tidak.

Ternyata malah tambah mepet, aku bilang ke dian “yank g string mu apa keliatan kok ada orang ngikutin trus dari tadi?” “Nggak kok ini lho ketutup kembenku sampai ke bawah katanya tadi kembenku disuruh agak melorotin dikit, biar kliatan 1/4 payudara atasku??”..

“Berarti dikira kmu pakai rok mini super pendek n dia pengen liat daleman mu mungkin hehehe”… “Coba kasih hadiah dikit deh, kasian tuh dari tadi ngikutin trus sampe muter2”.. “Kasih hadiah apaan? Jangan yang aneh2 lho??”

“Hmmm coba tarik kemben mu ke atas dikit biar kliatan belahan pantat & gstringmu hehehe”.. “Aneh2 aja, ya udah ini aku lakuin tapi jangan aneh2 lagi ya”.. Setelah itu diangkatlah kembennya ke atas dikit sampai kliatan belahan pantat n g string merahnya..

Pengendara motor itu keliatannya heboh banget n horny berat sampe klakson2.. Wah dikasih liat dikit malah ngelunjak, pikirku..

Aku juga nggak enak sama orang2 di sekitar jalan diklakson2 terus, akhirnya aku menepi masuk ke kios pulsa pengendara motor itu akhirnya jalan terus ( rasain deh )..

Di kios pulsa itu ada beberapa cowok yg terpana melihat keseksian dian yang cuma pake kemben sama hot pant yg sekilas mirip rok mini super pendek apalagi keliatan g string n belahan pantatnya.

Begitu turun dari motor kuminta dian “eh benerin kembenmu diturunin lagi yank, biar nggak keliatan g string & belahan pantatmu nggak enak ini di kampung”…

“Eh iya iya” dengan buru2 dian menurunkan kembennya tapi malah kebablasan sampai keliatan separuh payudaranya.. What the fuck pada melongo para pemuda yg lagi di kios pulsa itu.

Dian yg menyadari kesalahannya agak menaikkan lagi kembennya jadi cuma keliatan seperempat dr payudara atasnya aja yg terlihat, sesuai dgn kesepakatan kita sebelum berangkat ke PTC.. Itu pun masih pd melotot cowok2 di kios pulsa itu ( ada sekitar 4 org termasuk yg jualan )..

Hehehe jd tambah penasaran pengen godain. Dian kusuruh, “yank mumpung di kios pulsa titip belikan pulsa donk. Kamu kan udah turun dari motor”..

“Malu yank tadi kan cowok2 itu sempet ngeliat payudara ku, nggak enak aku. Tuh liat tatapan mata mereka kayak mau nelanjangi aku aja”.. Wah aku tambah horny denger kata2 dian.. “Gpp yank kamu kan sexy & cantik pantes klo jd pusat perhatian, malah bangga aku punya pacar secantik kamu.



𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐏𝐨𝐤𝐞𝐫 -  Kamu juga harusnya bangga n tambah pede” ( aku berusaha menanamkan mindset di pikiran dian biar dia bisa lebih yakin & pede berpakaian sexy di depan umum ). “Ya udah deh mana uangnya aku belikan, kamu tunggu sebentar ya? Jangan ke mana2 entar aku diperkosa mereka nanti”..

“Nggak lah mana mereka berani, ini kan di pinggir jalan raya! Kecuali kalo yg diperkosa ya menikmati hehehe”.. ” Husss ngawur aja” sambil wajahnya di manyun2 kan, kemudian dian melangkah masuk ke dalam kios pulsa tsb.

Aku kurang jelas mereka bilang apa, tapi yang jelas cowo2 itu langsung mengerubuti dian.. Bahkan salah satu cowok kulihat berusaha memotret dian dengan hp nya secara diam2 ( aku menghadap jalan tp mengawasi dari kaca spion ) Ngocoks.com

Buset pasti buat bahan coli itu, gpp deh nikmati aja.. Lho kenapa dian malah berpose2 ??? Ternyata mereka malah minta foto bareng berempat dan yg membuatku tambah horny adalah tangan salah satu cowo memegang pantat dian & meremas2 nya..

Setelah itu dian kembali ke motor, “yank kok lama banget tadi ngapaen kok pake foto2 sama mereka??”.. “Iya kata mereka aku cantik kayak artis sinetron sexy lagi.. Boleh gak mbk foto bareng sm artis kata mereka hehe. Aku kan jadi geer n bilang okay gpp, kapan lagi kalian bisa foto sama artis” kata dian.. “Tapi kok tadi aku liat pantatmu diremas2 kamu diem aja?”…

“Siapa bilang aku diem aku marah cz bukan hanya pantatku, dadaku jg tadi diremas2 sama yg jual pulsa. Sambil aku ngomel2 aku langsungbke sini padahal belum aku bayar tuh pulsanya, biarinlah buat ganti rugi lumayan pulsa 200rb tadi aku juga sekalian isi pulsa buat no ku.

Lagian aku kan gak rugi apa2 anggap aja tadi monyet yg megang hehe”.. Wah2 dian skg dah mau open minded baguslah pikirku.. Road to exhibitionism semakin terbuka lebar.

Bersambung…



Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

KISAH NYATA !!! GELANG KAKI ... PART >> 3

 


SAHABATPOKER_Malamnya Zahra bercinta dengan suaminya sambil membayangkan teman-teman Farhan berdiri di seputar tempat tidur, menonton. Itu membuat dia orgasme duluan sebelum suaminya.

Besok-besoknya, dia sempat menceletuk kepada teman-teman Farhan, terutama Aldo, bahwa dia sudah menganggap mereka adik-adiknya sendiri dan mereka “boleh mampir kapan saja” dan dia senang “bisa menghibur mereka”. Kata-kata bersayap, jaring yang ditebar. Mereka semua menyambut baik keramahan Zahra itu.

Tapi yang menanggapi serius hanya satu.

Aldo.

Kejadiannya dimulai pada suatu siang, ketika Aldo datang sendirian membawa sepeda motor ke rumah Farhan. Kebetulan Farhan pergi bersama teman-teman lain, tapi Aldo tidak tahu. Jadi dia hanya bertemu Zahra.

“Farhan barusan jalan main futsal sama yang lain,” kata Zahra. “Mau nyusul?”

“Nggak ah Kak, lagi males,” kata Aldo. “Yaudah, aku mau pulang aja ya.”

“Eeeh tunggu, Aldo,”Zahra menahan Aldo. “Kamu bawa motor kan? Kakak mau minta tolong boleh?”

“Boleh Kak. Ada perlu apa nih?” Aldo sumringah.

“Kakak sebenarnya mau ke salon, mau facial, tapi malas nyetir ke sana. Gimana kalau kamu yang nganterin Kakak ke sana pake motor?”

“Apa sih yang ga bisa buat Kakak,” Aldo menggombal.

“Kalau gitu tunggu sebentar ya.” Zahra masuk kamar sebentar untuk bersiap, lalu keluar lagi. Dia mengenakan tanktop gombrong hitam dan celana pendek, lalu memakai jaket. Wajahnya tak dirias dan rambutnya digerai biasa. Lalu dia naik ke boncengan motor Aldo dan mereka berangkat.

Sepanjang jalan Aldo tidak konsentrasi karena hidungnya diserang wangi tubuh dan parfum Zahra yang terus merapat ke tubuhnya. Apalagi Zahra tak segan-segan merangkul Aldo. Zahra bilang Farhan baru mau pulang sore. Masih lama. Main futsal minimal 2 jam, belum istirahat makan-minum dan nongkrongnya. Dan Aldo terbuai nada suara Zahra yang genit menggoda.

Sampai di salon, Zahra kemudian bertanya ke Aldo.

“Mau pulang… apa kamu mau nungguin Kakak?”

“…Aku tungguin aja deh kak, ga ada acara juga siang ini.”

“Kamu baik deh. Nanti Kakak kasih hadiah~!” celetuk Zahra genit sambil memasuki salon.

Saat itu juga Aldo memperhatikan gelang kaki yang bergemerincing di pergelangan Zahra.

Salon yang didatangi Zahra itu bukan salon kecil murahan. Menengah atas. Mungkin perawatan di sana bernilai ratusan ribu rupiah, pikir Aldo. Tidak heran, keluarga Farhan dan Zahra tergolong mampu.

Satu jam kemudian Zahra keluar dari salon. Wajahnya kemerahan, bekas facial.

“Lama ya nunggunya? Ayo kita pulang,” ajak Zahra.

Sepanjang perjalanan pulang, Aldo kembali merasa Zahra merangkul erat tubuhnya. Dan rangkulannya… di perut. Seiring berjalannya motor, makin lama makin turun. Aldo terangsang dan ereksi. Mungkin Zahra juga menyadari itu.

Sesampainya di rumah, Zahra meminta Aldo jangan langsung pergi. Farhan dan teman-teman yang lain belum muncul.

“Ada yang mau Kakak tanya, tapi tunggu sebentar ya? Duduk aja dulu.”Bandarq Terbaik Di Asia

Aldo kemudian duduk sendirian di ruang tengah rumah besar itu, sementara Zahra menghilang ke kamarnya. Tak lama kemudian Zahra kembali lagi membawa beberapa barang tipis.

“Kamu tahu ini apa kan?” Zahra duduk di sebelah Aldo dan menunjukkan beberapa DVD yang sampulnya bergambar perempuan seksi.

“Ehm… iya?” Aldo bingung.

“Ini Kakak sita dari Farhan. Tapi dia bilang ini punya temannya. Punya kamu bukan?”

“Bukan… Ga tau punya siapa. Punya Putra atau Endi kali’?” kata Aldo. “Yang paling suka beginian tuh anak dua.”

“Udah mulai nakal ya kalian… Emangnya apa sih yang ditonton dari filem kayak gini? Kakak pengen tau. Ayo kita lihat.”

“Hah? Eh tapi Kak Zahra…”


Sebelum Aldo bereaksi, Zahra sudah menyalakan DVD player dan memasukkan salah satu DVD porno itu. Sebenarnya DVD itu bukan diambil dari Farhan, melainkan koleksi Zahra dan suaminya. Zahra memang mau mengerjai Aldo.

Aldo mau bangun untuk pergi, tapi Zahra memegangi lengannya. Jadilah dia terpaksa ikut menyaksikan. Irzan sendiri belum pernah melihat film porno yang sedang tayang di layar TV itu, walaupun dia sudah familiar dengan materi pornografi.

“Waah, ternyata kalian sukanya yang kayak gini yaa… Yang ceweknya lebih tua?” Film yang ditayangkan memang berskenario seperti itu, aktris pornonya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menggoda teman anaknya. Meski tidak muda, si aktris tetap tampak glamor dan seksi dengan rambut pirang, kalung mutiara, bra berenda, dan lipstik pink tebal. Dan Aldo baru memperhatikan bahwa bibir Zahra sudah bersaput lipstik pink juga. Di TV, bibir berwarna sama sedang mengulum penis.

Aldo merasa kemaluannya sendiri mengeras dan… digerayangi.

“Hmmm…” gumam Zahra. “Kok ini jadi keras…? Gara-gara nonton itu ya?”

“Uhhh… Kak…” Aldo tidak berani berbuat apa-apa ketika Zahra membuka resleting celananya. Tangan Zahra terus beraksi menurunkan celana dalamnya dan akhirnya kulit bertemu kulit, tangan bertemu batang. Aldo seperti kesetrum ketika merasakan itu. Elusan tangan Zahra menggodanya.


“Dasar cowok… Aldo, kamu pernah coli nggak~?” tanya Zahra nakal.

“Ngh… per… nah…” Aldo menjawab sambil menahan nafsu. Zahra terus menggodanya.

“Kalau dicoli’in?”

“Be… bel… lum…”

Tayangan film porno menampilkan si aktris menerima ejakulasi lawan mainnya di wajah.

“Kamu lihat kan… tuh dia dicoli’in sama ibunya temennya… Tante-tante aja bisa bikin ngaceng kayak gitu… Kamu ngaceng juga ngelihat dia?…”

Aldo sudah meracau tak jelas.

“Kamu ngaceng ngelihat aku?”

“NGHHH!!” Jawabannya adalah semburan mani yang hebat dari kejantanan Aldo.

Aldo jelas merasa keenakan dengan orgasme itu. Sekaligus bingung dan sedikit takut.

Tapi yang terlihat lebih puas adalah Zahra.

“Iihh. Banyak dan kentel peju kamu. Pasti udah lama gak crot.”Aldo cuma melongo bego. Zahra memain-mainkan cairan kental yang mengotori jarinya itu, bahkan menjilatnya.

“Enak?” tanya Zahra.

“Iiyah,” jawab Aldo pendek.

“Mau lagi?”

“…”Aldo  tidak berani menjawab yang itu.

“Kalau kamu mau lagi, mulai sekarang kamu harus ikut apa kata Kakak ya. Sekarang… cepat pulang. Farhan pasti sebentar lagi datang. Ayo sana!”

Aldo buru-buru membetulkan pakaiannya dan bergegas keluar. Zahra mengantarnya keluar dengan senyum nakal.

Sesudah itu, Aldo dan Zahra beberapa kali lagi bertemu berduaan saja, paling sering di rumah Zahra sendiri, kalau sedang tak ada orang. Aldo sendiri tetap nongkrong bareng Farhan dan Zahra tetap kadang tampil di depan mereka, tapi tidak ada yang tahu hubungan mereka.


LANJUT PART >> 4


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia