SAHABATPOKER- Kami sampai di Lembang. Aku bingung. Tadi sewaktu aku mau belok kiri ke Hotel “Kh” lagi-lagi zahra menolak. Mau ngapain di Lembang? Ke Maribaya? Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Lebih baik mampir dulu buat minum sambil mengatur taktik.
“Kita minum dulu ke sini, ya..?”, ajakku untuk mampir di tempat minum susu segar yang biasa ditongkrongi anak-anak muda.
“Mau minum susu? Engga.., ah. Mendingan minum susu zahra aja..”. Aku tak heran, bicaranya memang suka “nyrempet”.
“Boleh..”, kataku sambil memindahkan tanganku dari paha ke belahan kemejanya, menyusup ke balik BH-nya, meremas. Tak ada penolakan. Daging bulat yang ‘mengkal’. Tak begitu besar tapi padat. Puting yang hampir tak terasa, karena kecil. Celanaku terasa sesak. Sampai di perempatan aku harus ambil keputusan mau ke mana? Lurus ke Maribaya. Kanan kembali ke Setia Budi. Kiri ke arah Tangkuban Perahu. Kulepas tanganku dari “susu segar” zahra, aku belok kiri. Tangan zahra kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Berbahaya sebenarnya. Kondisi jalan yang penuh tikungan dan tanjakan sementara konsentrasi tak penuh.
Hari mulai gelap, aku belum menemukan solusi masalahku, di mana aku akan menggumuli zahra? Di tepi kanan jalan ke arah Tangkuban Perahu itu banyak terdapat kedai-kedai jagung bakar. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap.
“Mau makan jagung?”, tanyanya.
“Iya”, jawabku. Makan “jagung”-mu.
Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Gelap dan sepi. Segera kurebahkan jok zahra sampai rata, kuserbu bibirnya. zahra menyambut dengan permainan lidahnya. Tanganku kembali meremasi bukit kecil kenyal itu sambil secara bertahap mencopoti kancing kemejanya. zahra melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling.
“Jangan khawatir.., aman”, kataku.
“Mau minum susu..?”, tawarnya. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. zahra menarik sendiri sepasang ‘cup’-nya ke atas sehingga sepasang bukit putih itu samar-samar tampak. Dengan gemas kulumat habis-habisan buah dadanya. Sekarang tonjolan putingnya lebih jelas, karena mengeras. Tanganku menyusup ke balik CD-nya. Rambut kelaminnya yang tak begitu lebat itu kuusap-usap. Sementara ujung telunjukku memencet clitorisnya.
“aahh”, desahnya.
Tangannya kutuntun ke selangkanganku. Ia meremas. Bandarq Terbaik Di Asia
“Buka kancingnya zahra..” zahra menurut, dengan agak susah ia membuka kancing, menarik ritsluiting celanaku dan “mengambil” penisku yang telah keras tegang.
Beberapa menit kami bergumul dengan cara begini. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, zahra berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Di depan terlihat 2 orang pejalan kaki menuju ke arah kami. zahra cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Sementara aku kembali ke tempatku. Penisku masih kubiarkan terbuka berdiri tegak. Toh tidak akan kelihatan. Kami berlagak “alim” sampai kedua orang itu lewat. Kembali kami bergumul. Keteganganku yang tadi sempat turun oleh “gangguan” orang lewat, kini naik lagi. Pintu vagina zahrapun sudah basah. Saatnya untuk mulai. Kupelorotkan CD zahra. Tapi, masa kutembak di mobil? Rupanya zahra berpikiran sama.
“Jangan.., Mas.., banyak orang..”
“Makanya.., kita cari tempat, ya..”
zahra berberes sementara aku menstart mobil. Aku menyetir dengan posisi penisku tetap terbuka tegang.
“Si joni udah engga tahan ya..”, goda zahra.
“Iyyaa.., sini..”, kuraih tangannya menuju ke penisku. Dielus-elus.
Tempat terdekat yang sudah kukenal adalah Hotel “Kh”, sedikit di bawah Lembang. Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh.
“Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya.
“Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. zahra diam saja.
“Di sini aman, deh zahra..”.
“Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Si “Joni” mana mau mengerti lain kali.
“Ayolah.., zahra, sebentar aja, sekali aja..”.
“Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sekarang udah kemaleman. Saya takut dimarahin Mama”, Aku diam saja, jengkel.
“Bener.., Mas. lain kali saya mau..”, katanya lagi meyakinkanku.
Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan. Aku kembali menuju Bandung. Kira-kira 100 m sebelum hotel GE, kembali aku membujuk zahra untuk mampir. Lagi-lagi zahra menolak sambil sedikit ngambek. Aku terus tak jadi mampir.
Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia
LANJUT PART >> 3
0 komentar:
Posting Komentar