SAHABATPOKER -Unggahan di media sosial selama musim panas itu kemudian membuktikan bahwa semua tidak baik-baik saja di dunia Zahra.
Sejumlah video yang "mengganggu dan aneh" direkam di telepon genggam terdakwa memperlihatkan Zahra sebagai obyek hiburan, yang dikatakan jaksa penuntut Budi santoso sebagai "jelas kelelahan tapi diperlakukan sama sekali tanpa kasih sayang".
Di salah satu video itu, Zahra tampak terjatuh dari kursi plastik dan menimpa lantai. Di video lain, dia merosot dan jatuh ke atas semangkok makanan.
Beberapa video pendek ini diunggah secara online, dengan keterangan yang ceria, ditambah musik dan efek visual. Dalam kesaksiannya, Ita mengatakan video-video ini sama seperti yang ada dalam acara TV, You've Been Framed.
Setelah mereka semakin jauh dan terputus dari kakek-nenek buyut Zahra yang mencintainya, Farhan fernando dan Nina merasa semakin khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
"Nina sering berkata, dan dia sering sekali berkata seperti ini: 'Zahra kecil yang malang. Anda menyadari kalau dia akan berakhir menjadi sebuah bintang kecil di angkasa, kan?'," ujar Farhan.
Dua panggilan telepon lain kepada dinas sosial dilakukan lagi sepanjang musim panas itu, satu oleh teman keluarga dan yang terakhir oleh kakek Nina, Reo, beberapa minggu sebelum Zahra ditemukan meninggal dunia.
Pada September, penyiksaan ini terus meningkat. Ita Kambang, yang bekerja pada malam hari sebagai penjaga keamanan, berkendara dengan Zahra ke tempat daur ulang di imam bonjol.
Di rekaman CCTV yang terpasang di luar area itu, dalam waktu tiga jam, Kambang terlihat melayangkan total 21 pukulan kepada balita itu. Setelah salah satu pukulan itu, gadis kecil tersebut tampak jatuh keluar dari mobil. Sebuah video yang direkam esok paginya, pada 19 September, setelah keduanya kembali ke apartemen memperlihatkan bekas lebam besar di pipi Zahra.
Menurut kesaksian di pengadilan, peristiwa ini memicu pertengkaran di antara pasangan tersebut. Nina mengirim pesan kepada Kambang yang berkata, "Jauhi kami". Tapi pertikaian ini dengan cepat berakhir.
Tak kurang dari sepekan kemudian, Zahra sedang bermain dengan dua anak lain di apartemen pasangan ini ketika dia menerima penyiksaan kejam. Jejak internet terdakwa menunjukkan pencarian "syok pada bayi" dan "bagaimana menyadarkan bayi dari syok" dilakukan 15 menit sebelum panggilan darurat dilakukan ke nomor 112.
Cedera fatal pada bagian perut Zahra menyebabkan perdarahan di organ-organ dalamnya, dan diyakini disebabkan oleh pukulan yang "berat dan kuat". Di pengadilan, jaksa penuntut Budi santoso berkata kepada juri bahwa "tidak pernah ada kesempatan untuk menyelamatkan nyawanya" setelah luka-luka itu terjadi.
Staf rumah sakit berkata Zahra dinyatakan dalam keadaan meninggal dunia pada saat kedatangannya di Rumah Sakit Umum bayangkara, yang berjarak beberapa kilometer dari Kidul.
Mereka mengaku terkejut dengan tingkah aneh Kambang dan Nina - sikap agresi Kambang, keengganan Nina untuk memeluk putrinya - dan menyampaikan kekhawatiran mereka kepada petugas keamanan.Bandarq Terbaik Di Asia
Kedua perempuan itu kemudian diringkus dan dituntut dengan pembunuhan Zahra. Penyelidikan menyatakan balita itu mengalami luka-luka berlapis, menemukan video-video aneh di media sosial dan belasan pesan pendek yang memperlihatkan hubungan pasangan kekasih yang tak sehat, dan si gadis kecil terperangkap di tengah-tengah.
Ketika kebohongan-kebohongan pasangan ini terungkap, semuanya telah terlambat untuk Zahra. Setelah kematiannya, tingkat keparahan penyiksaan fisik terhadap bayi ini baru terkuak. Setelah Zahra tewas, sejumlah pesan singkat dari Kambang, penuh kebencian kepada anak kecil "menjijikkan, nakal" itu terbuka.
Setelah kematian Zahra pula, diketahui bahwa kedua pengasuhnya itu menunda 15 menit untuk menelepon 112, sementara anak mereka terbaring di lantai dan mengalami "bencana medis".
Farhan fernando berkata keluarga Zahra merasa dikecewakan oleh dinas sosial. Dia percaya kematian Zahra bisa dicegah bila tindakan lebih cepat dilakukan. Sementara mereka menunggu pemeriksaan terhadap dinas-dinas terkait, Farhan berkata keluarganya ingin menemukan cara supaya tidak ada keluarga lain yang harus mengalami apa yang telah mereka lalui.
Namun Zahra Fauzia meninggalkan warisan lain. Meskipun dia hanya hidup selama 17 Tahun, dia akan terus diingat oleh mereka yang mencintainya.
Bulan lalu, 150 orang menghadiri doa bersama untuk mengenangnya. Balon-balon berwarna jingga dan kuning dilepaskan ke angkasa - warna-warna baju yang sering dipakai oleh Zahra. Ini adalah tanda cinta dan perayaan kehidupan Zahra yang lebih baik, bahagia, dan dipuja orang-orang di sekelilingnya.
Ayah kandung, JAntoni, yang mengadakan acara itu, berkata ini adalah persembahan bagi gadis kecil yang "memiliki nama sempurna untuk bayi sempurna".
Farhan fernando berkata, "Saya tahu, bahwa kami tidak akan pernah merasa tidak kehilangan Zahra, tapi kami semua belajar untuk hidup dengan kenyataan itu."
"Saya berangkat kerja dengan air mata mengalir di beberapa pagi," ujarnya, mengingat gadis kecil yang membuatnya ingin cepat-cepat pulang kerja tidak akan menyambutnya lagi di rumah.
"Kenyataan ini memukul Anda dan Anda harus bisa melewatinya. Saya hanya tidak percaya kami tidak akan pernah bertemu dia lagi."
Kenangan akan pertemuan terakhir mereka, pada Agustus 2022, sekitar enam minggu sebelum kematian Zahra, disebutnya paling menyakitkan.
"Saat itu saya berpikir, kami akan berjumpa lagi dengannya. Tapi ternyata itu terakhir kalinya. Saya tidak akan pernah melupakannya, menghilang dari pandangan saya, seperti pasir berjatuhan dari sela-sela jari saya. Dan sekarang dia telah pergi."
Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia
0 komentar:
Posting Komentar