Kamis, 20 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ANAK & IBU PART>> 5

 



SAHABATPOKER Aku mendorong tubuh Mbak Fitri sehingga ia duduk di perutku lalu aku menarik tank topnya ke atas di bantu Mbak Fitri. Mataku membelalak menatap dua buah gunung kembar yang walaupun lebih kecil dari ibuku, tetapi begitu tegak dengan areola yang kecil juga. Yang hebatnya lagi, puting Mbak Fitri begitu kecil sehingga tampak agak rata dengan areolanya karena pentilnya hanya menyembul sedikit sekali. Inilah tetek perawan, pikirku.

Dengan buas aku mengenyot payudara kiri Mbak Fitri. Wangi kulitnya yang sudah kukenal menambah birahiku yang sudah di puncak. Payudara itu begitu kenyal namun lembut. Tak lama payudara itu sudah berlumuran ludahku dan berhiaskan cupangan di sana-sini.

Segera aku beralih ke payudara satunya lagi dan kembali menggarapnya dengan mulutku. Sementara, tangan kananku meremas-remas payudara kirinya yang sudah aku selomoti sebelumnya. Mbak Fitri mendesah-desah nikmat.

Aku sudah tak tahan, maka segera aku mendorongnya lagi hingga kini ia telentang di tempat tidur. Aku segera menarik celana pendeknya sedikit bernafsu sehingga agak kasar. Aku terkejut lagi melihat ia juga tidak memakai celana dalam. Memeknya tidak ditutupi sehelai benangpun! Tampaknya Mbak Fitri rajin mencukur jembutnya.

Memek Mbak Fitri tampak bagai garis dengan sedikit labium mayora menyembul. Tampak rapat sekali. Aku berharap ia masih perawan. Secara cepat aku lempar celananya ke lantai, lalu aku segera melebarkan kedua kakinya sehingga mengangkang dan kemudian menjilati memeknya itu.

Kini Mbak Fitri sedikit mengerang-erang. Bibir vaginanya begitu rapat sehingga aku menggunakan jemariku untuk membukanya. Kulihat lobang memeknya yang berwarna pink Nampak begitu kecil bila dibandingkan dengan memek ibuku. Dengan Bahagia lidahku menjelajahi seluruh dinding kemaluan Mbak Fitri dan untuk akhirnya setelah beberapa menit kujulurkan masuk ke dalam lobang kecil itu.

Memek kakak sepupuku itu kini sudah basah oleh cairan birahi miliknya dan ditambah dengan ludahku. Bau memek Mbak Fitri cukup menyengat namun dalam artian yang menyenangkan. Bau yang sedikit berbeda dengan ibuku, namun tak kalah wanginya bagi hidungku.

Setelah daerah mahkotanya sudah benar-benar licin, aku membuka jeans dan celana dalamku sambil terus menjilati dan merogoh-rogoh lubang kenikmatan Mbak Fitri.

Setelah kontolku bebas, aku berlutut dengan lutut masuk di antara paha dan betisnya yang membentuk segitiga dan menaruh ujung kontolku di lubang memeknya. Kulihat dada Mbak Fitri naik turun sementara matanya menatap kontolku.

Dengan tangan kanan memegang batang penis, sementara tangan kiri menekan pelan paha kanannya, aku mendorong pantatku maju perlahan. Lingkar vaginanya begitu sempit sehingga beberapa detik ujung kontolku bagaikan ditolak sehingga tak dapat masuk, namun akhirnya lobang itu menyerah karena aku terus mendorong secara pelan tapi pasti. Dengan bunyi plop! Kepala pelerku masuk ke dalam memek kakak sepupuku yang cantik itu.

Mbak Fitri mendesis dengan kening mengerut. Aku kemudian beringsut sehingga aku maju ke arah kepalanya. Mbak Fitri saat itu mengangkang dengan kedua siku tangan membentuk segitiga sehingga tubuh atasnya membentuk sudut tumpul agar dapat melihat kelamin kami.

Mbak Fitri lebih tinggi dariku, namun posisi ini membuat aku dapat meraih bibirnya dengan bibirku. Kami berciuman penuh nafsu. Perlahan tanganku kulingkarkan di pinggangnya, lalu aku mendorong lagi pantatku. Liang surgawi Mbak Fitri begitu sempitnya sehingga membuat kontolku ngilu. Mbak Fitri sendiri merintih dengan muka menahan sakit.

“Pelan dek….”

Kontolku baru setengah masuk ketika membentur pelan sesuatu di liang vaginanya. Tampaknya ini adalah selaput dara Mbak Fitri. Aku perlahan memaju mundurkan batangku. Lama kelamaan Mbak Fitri terlihat mulai dapat menahan sakitnya dan kerutan di keningnya tidak separah tadi. Ia kini merintih terus-menerus. Aku kemudian melepaskan bibirku lalu konsentrasi sebelum akhirnya dengan suatu gerakan cepat dan keras, menghentak pantatku sehingga dalam hitungan sepersekian detik kontolku mendobrak keperawanan Mbak Fitri dan seluruh batang kontolku amblas masuk ke dalam vaginanya.Bandarq Terbaik Di Asia

“Aaaauuuuuuuu!” teriak Mbak Fitri keras. Badannya menengang dan memelukku erat-erat, lalu perlahan ia jatuh ke belakang sembari menarikku. Kedua tanganku kini memeluk punggungnya. Bibirku hanya mencapai lehernya. Kedua kakinya kini menjepit kedua pahaku erat-erat, sementara dinding memeknya yang sempit mencengkram dengan kuat batangku. Perlahan-lahan memeknya kurasakan melepas cengkraman setelah sekitar semenit. Walaupun ototnya tidak berkontraksi sehingga mencengkram, tetap saja lubang yang basah dan hangat itu kurasakan menyesakki sekujur kontolku.

Perlahan kugoyang pantatku maju mundur sedikit, sehingga penisku mengocok memeknya namun selangkangan kami tetap menempel. Mbak Fitri merintih lagi, kini lebih keras suaranya dibanding sebelumnya namun tetap tidak terlalu keras. Ia menahan suaranya karena takut kedengaran dari luar.

Lama kelamaan pantat Mbak Fitri bergoyang pula. Ia sudah siap bersetubuh dengan benar karena memeknya yang sudah tidak lagi perawan sudah beradaptasi sedikit dengan kontolku. Maka aku kini mulai mengentoti Mbak Fitri dengan lebih cepat dan kuat. Kontolku kini bergerak maju mundur lebih jauh lagi. Setiap tarikan pantatku, kontolku akan keluar dari vagina Mbak Fitri sebatas kepala lalu aku dorong pantatku sehingga terbenam seluruhnya ke dalam mahkota kehormatannya.

Mbak Fitri perlahan dapat mengikuti irama kocokanku sehingga akhirnya suara selangkangan kami beradu terdengar dari perlahan menjadi cukup keras.

Peluh kami sudah keluar deras. Mbak Fitri kini menyandarkan kepala di tempat tidur semenjak aku membobol keperawanannya. Satu tangannya yang kiri memegang pundakku sementara yang kanan di taruh ke samping atas sehingga ketiaknya yang bersih terlihat. Ketiak itu begitu putih tanpa rambut, namun kulihat ada sedikit daki di tengah-tengah, hasil dari keringatnya yang membanjir selama aktivitas terlarang kami.

Aku segera menjilati ketiak itu sambil terus mengocok memeknya yang sempit. Keteknya begitu asin dan gurih membuatku akhirnya mengenyoti daerah itu penuh nafsu. Bau tubuhnya begitu indah membuatku kecanduan.

Tak lama sambil menggigit bibir, Mbak Fitri memelukku begitu eratnya, sehingga kurasakan badanku sakit. Sambil sedikit menekuk tubuh, ia membenamkan wajahnya ke leherku dan suara erangannya yang tertutup leherku kudengar begitu panjang durasinya mengiringi memeknya yang mencengkram kontolku lagi.

Beberapa saat kemudian ia terjatuh ke belakang dan terdiam. Dengan kedua tangan membuka kulihat dadanya naik turun bagai baru saja berlari 10 KM.

Kubiarkan beberapa saat, lalu aku melepas kontolku. Ia pasrah ketika kakinya kutarik sehingga jatuh kelantai sementara tubuh atasnya masih di tempat tidur. Kubalikkan badannya sehingga ia tengkurap di tempat tidur sementara kedua kakinya menjejak lantai. Posisi doggy yang pasrah.

Aku menghujamkan lagi kontolku di memeknya yang masih basah. Kedua tanganku menyelusup sehingga kedua teteknya yang seksi itu kugenggam, lalu kuentot Mbak Fitri lagi kini dengan keras sehingga bunyi selangkanganku menumbuk pantatnya membahana seisi kamar.

Punggung putihnya yang mengkilap karena keringat yang disinari lampu kamar segera aku jelajahi dengan lidahku. Kujilat-jilat punggungnya bagaikan anjing minum air. Rasa kulit Mbak Fitri begitu gurih di lidahku, apalagi digarami dengan air keringatnya. Tubuh Mbak Fitri adalah es krim bagi birahiku.

Setelah puas menjilat aku mulai mengenyoti punggung seksi kakak sepupuku itu dengan keras. Pelan-pelan punggungnya dihiasi oleh cupangan merah keunguan akibat sedotan mulutku. Tentu saja, selama itu pula pantatku asyik bergoyang sehingga kontolku berkali-kali merojok-rojok memek Mbak Fitri yang baru saja berhasil dibobol.

Lama-kelamaan Mbak Fitri menjadi nafsu lagi. Ia mulai mengangkat tubuh atasnya dengan kedua tangan di sisi badan, dan kepalanya menoleh ke belakang. Matanya menatap mataku dalam-dalam.

Aku berkata padanya setelah menyadari tatapan matanya,

“Memek Mbak emang ga ada duanya. Memek perawan yang sempit. Nikmat banget ngejepit Andi. Badan kakak juga seksi banget. Putih. Harum. Sekarang udah Andi nikmatin. Udah Andi jilatin. Udah Andi cupangin. Memek Mbak udah Andi gagahin. Sekarang Mbak jadi milik Andi.”

Mata Mbak Fitri mengeluarkan kilatan birahi. Ia berkata,

“ kamu juga enak, dek. Memek Mbak jadi penuh. Mbak sayang Andi. Cinta sama Andi. Andi jangan nyakitin Mbak ya.”

“Andi ga bakal nyakitin Mbak selama memek Mbak Cuma buat Andi aja.”

“Mbak udah kasih kamu segalanya, ndi. Mbak udah milik kamu. Terus gagahi Mbak. Terus setubuhi Mbak. Terus entotin Mbak.”

Aku hampir tak tahan lagi. Aku segera menindih tubuh atasnya lalu mengenyot punggungnya keras-keras lalu menghujami memek Mbak Fitri keras-keras dengan kontolku. Suara tubuh kami beradu aku yakin kedengaran sampai ke luar kamar. Untung saja kamar ini letaknya di lantai 2. Suara selangkanganku menumbuk-numbuk pantat Mbak Fitri tak akan sampai ke ruang tamu di bawah.

“terus sedot punggung Mbak, ndi. Minum keringat Mbak. Hujami memek Mbak dengan kontolmu yang gede itu, ndi. Mbak udah ga tahan lagi. Sebentar lagi Mbak mau orgasme kayak sebelumnya. Terus ngentotin Mbak, de…. Ngentoooot…… enakkkk…… teruuussss entooooottt…..”

Tak tahan ucapan jorok kakak sepupuku, aku berkata,

“ngentot lu Mbak…… gue akhirnya bisa ngentotin elo…….. elo milik gue sekarang Mbaaaaakkkkk….. memek lo miliki gueeee…………. Aaaaaaaaahhhhhhhhh……”

Pada saat bersamaan kami melenguh dan berteriak……. Spermaku di lepas di dalam tubuhnya…. Dan untuk beberapa saat kami tertidur lemas dengan aku yang menindihnya dari belakang.


TAMAT

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Senin, 17 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ANAK & IBU PART>> 4

 



SAHABATPOKER _Mbak Fitri menggigil pelan.


“Ih Adek…. Geli tau…..” katanya. Tapi ia tidak melarangku melainkan meneruskan pekerjaannya.

Aku menikmati wangi tubuhnya dan betapa halusnya pundak Mbak Fitri. Selama beberapa saat aku asyik terdiam dengan hidung dan bibir menempel di pundaknya sampai baru menyadari bahwa Mbak Fitri tidak lagi berbicara melainkan hanya mengetik saja.

Ingin sekali aku membenamkan wajahku dalam-dalam di pundak Mbak Fitri namun aku tidak berani. Kami terdiam beberapa lama dengan Mbak Fitri yang mengetik sambil dipeluk olehku dengan pundak yang tempel dengan hidung dan bibirku. Aku kini bernafas di pundak Mbak Fitri dan Mbak Fitri tampak tidak terganggu. Namun, kenikmatan ini berakhir ketika kami mendengar Tante Mar memanggil untuk makan malam. Dalam kecanggungan kami memisahkan diri.

Hari itu kami tidak saling berbicara. Ada keanehan yang menggantung. Namun, semenjak saat itu, Mbak Fitri menjadi obsesiku dan rasanya aku ingin sekali bertemu dengannya setiap hari. Minggu depannya aku bujuk ibu untuk menginap lagi di rumah Tante Mar dan ibu setuju.

Ketika aku datang, Tante Mar bilang Mbak Fitri baru saja naik ke kamarnya untuk mengerjakan PR Komputer. Aku senang sekali. Entah kenapa sebagai anak kecil aku tidak ada rasa takut saat itu, tapi itulah yang terjadi. Aku bergegas ke kamarnya dan mendapati dia sedang asyik mengetik. Betapa bahagianya aku ketika melihat Mbak Fitri mengenakan tank top dan celana pendek, rambutnya yang sebahu diikat melingkar di belakang kepala. Berarti ada kesempatan cium pundaknya lagi, bahkan lehernya kini terbuka.

“Lagi ngapain Mbak?”

“Ini lagi main Friendster (saat itu belum ada Facebook).”

“Friendster? Aplikasi baru ya? ajarin donk….”

Mbak Fitri tertawa pelan dan berkata, “sini Mbak ajarin. Duduk di belakang Mbak kayak kemarin.”

Aku segera memposisikan diri seperti kemarin dan memeluknya. Tak lama aku mulai bernafas di pundaknya lagi. Sejak saat itu kami selalu “belajar” computer. Dan aku sungguh amat senang menginap di rumah Tante Mar.Bandarq Terbaik Di Asia

Tentu saja terkadang mereka menginap di rumah kami, dan berhubung aku juga punya computer, maka aku selalu meminta ia mengajariku dan ia selalu bersedia.

Pada mulanya aku hanya berani bernafas di satu tempat, namun setelah beberapa bulan, aku mulai berani memindahkan hidungku ke samping. Hanya sesekali. Session kami biasanya berlangsung sejam. Dalam sejam itu aku mungkin hanya pindah lima kali. Setelah enam bulan lebih aku berani pindah ke pundaknya yang kiri. Lucunya, akhirnya Mbak Fitri sudah tidak lagi mengajariku computer, karena setelah beberapa bulan, dia hanya berdiam saja di depan computer. Komputernyapun tidak dinyalakan.

Satu bulan setelah itu, aku mulai berani memindahkan hidung dan mulutku beberapa kali secara perlahan dalam waktu yang agak lama. Pada bulan ke delapan aku mulai tidak sabar dan akhirnya memutuskan untuk mulai memindahkan mulut dan hidungku lebih banyak lagi sehingga akhirnya mulai terlihat seperti orang yang menciumi pundak.

Masuk bulan berikutnya, ketika kami masuk kamar, Mbak Fitri duduk di pinggir tempat tidur, membuatku merasa lebih berani dan tentunya lebih horny lagi. Lalu aku mulai mengendusi dan mengecupi pundak Mbak Fitri. Aku hanya berani mengecup perlahan. Namun kecupan pertamaku membuat Mbak Fitri menarik nafas karena terkejut, namun ia tidak marah.

Lucunya, kami tidak bertindak lebih jauh. Aku tidak berani lebih jauh karena sebenarnya aku takut Mbak Fitri akan marah lalu menghentikan kegiatan kami. Namun kami berduapun tahu menyadari bahwa hubungan kami ini sudah lebih dari hubungan saudara sepupu. Hubungan kami kini dihiasi oleh sensualitas terlarang.

Terakhir kami melakukan itu adalah ketika sekolah telah berakhir dan liburan sekolah sudah dimulai.

Kala itu kami sudah masuk ke kamar Mbak Fitri. Ia memakai baju you can see yang mini sehingga tak hanya pundak dan bagian atas tubuhnya yang terbuka, namun baju itu sangat pendek sehingga memperlihatkan pusarnya. Aku langsung mengambil tempat di belakang Mbak Fitri di atas bantal sehingga kini daguku sejajar dengan pundaknya dan memeluknya lagi seperti tempo hari. Saat itu kepalaku tepat di belakang kepala Mbak Fitri.

Baru aku sedikit memposisikan kepalaku miring kearah pundak, Mbak Fitri bersender ke belakang sehingga tahu-tahu hidungku dan leher Mbak Fitri bergesekkan. Ada suara lirih dari mulutnya. Kedua tangan Mbak Fitri mendekapku perlahan. Baru kali ini ia mendekapku dan bersandar. Aku saat itu horny berat, apalagi Mbak Fitri terlihat sudah pasrah.

Tanpa menyadari, aku mengenyoti leher jenjangnya. Mbak Fitri mendesah-desah. Aku asyik mencupang dan menjilati lehernya yang halus itu. Beberapa saat kemudian Mbak Fitri mulai menoleh ke arahku dan kemudian menciumi jidatku yang kini sejajar bibirnya. Tangan kanannya tiba-tiba mendekap kepalaku dari belakang. Sentuhan dan ciumannya membuatku gelap mata.

Tangan kananku yang tadi didekapnya kini terbebas, sementara tangan kiriku masih didekap tangan kirinya. Aku meremas toket Mbak Fitri dari luar bajunya dengan tangan kananku. Tahu-tahu Mbak Fitri memutar badannya lalu menindih aku secara cepat.

Aku untuk sementara terkejut dan terdiam, namun Mbak Fitri tak menunggu lama untuk mencium bibirku. Ia mengecupi bibirku beberapa waktu sebelum kurasakan lidahnya menyapu bibirku berkali-kali.

“Dek…” katanya,” kamu belum pernah ciuman?”

Aku hanya menggeleng. Lalu Mbak Fitri mengajariku berciuman. Setelah kursus singkat yang hanya sekitar dua menit, ia menyerang bibirku lagi. Kali ini aku membuka mulut seperti yang dia ajari dan menjulurkan lidahku.

Kami melakukan French kiss dengan penuh nafsu. Kami saling berpelukan erat sementara bibir dan lidah kami bertarung bagaikan dua ular yang berusaha saling melibat satu sama lain. Ludah kami saling bertukaran dalam badai asmara kami berdua. Aku menyusupkan kedua tangannya ke balik baju Mbak Fitri dan mencari pengikat BHnya. Saat aku temukan aku tidak dapat membukanya karena aku belum pernah melakukan ini.

Pada saat Mbak Fitri melepaskan ciumannya dan mengangkat tubuhnya untuk duduk di kedua pahaku, ia meraih ke belakang tubuhnya untuk membuka bra yang ia miliki. Saat itu tiba-tiba terdengar suara Tante Mar memanggil Mbak Fitri dan dari suaranya Tante Mar, Tante Mar sudah di depan pintu.

Secara cepat Mbak Fitri meninggalkan tubuhku yang ia duduki untuk kemudian duduk di pinggir ranjang. Dan benar saja, pintu terbuka dan Tante Mar masuk.

“Vid, pacarmu Dayat telpon tuh.”

Aku kaget sekali mengetahui bahwa Mbak Fitri sudah punya pacar. Aku selama ini mengira Mbak Fitri dan aku sudah pacaran karena kami begitu dekat. Ternyata aku salah. Perasaanku langsung galau dan kecewa.

Setelah Tante Mar keluar kamar, aku segera meninggalkan kamar itu juga tanpa bicara apapun pada Mbak Fitri.


“Andi…….” Panggil Mbak Fitri lirih, namun aku tidak menjawab dan keluar kamarnya tergesa-gesa.

Hari itu aku tidak mau bicara dengan Mbak Fitri. Lalu aku memohon untuk pulang. Ibu menurut saja. Sorenya kami pulang. Ibu berusaha mengorek keterangan dariku mengenai sebab aku murung seperti itu, aku hanya terdiam saja. Akhirnya ibu tidak memaksaku bicara.

Semenjak saat itu aku selalu tidak setuju bila ibuku mengajak ke rumah Tante Mar. Dan obsesiku beralih kepada ibuku. Berkali-kali Mbak Fitri telpon namun aku tidak mau bicara dengannya. Aku sudah punya inceran baru yaitu ibuku sendiri.

Kembali kepada saat aku untuk pertama kalinya datang ke tempat Tante Mar semenjak insiden dulu, seperti yang diceritakan di awal, Mbak Fitri mengajakku ke kamar. Aku menurut saja, lagian aku juga sudah mulai horny.

“Dek, kamu kok jahat? Ga mau ke sini lagi. Juga ga mau terima telpon dari Kakak?”

Aku hanya terdiam tak tahu harus buat apa.

“Kakak tahu kamu cemburu. Dulu Dayat memang pacar Kakak. Tapi sudah kakak putusin kok.”

Melihatku yang masih terdiam Mbak Fitri berkata,

“Kakak sama Dayat hanya ciuman saja. Paling dipegang-pegang. Ga lebih kok. Kakak kan lebih sayang sama kamu.”

Mbak Fitri saat itu memakai tank top putih. Tali dasternya tidak menunjukkan tali BH di baliknya, tapi pentilnya tidak terlihat. Jadi mungkin ia memakai BH tanpa tali. Namun melihat belahan dadanya yang terlihat di antara kedua payudaranya yang terlihat lebih besar dari tahun lalu, mau ga mau kontolku menjadi maksimal kekerasannya.

Aku tak tahu harus bicara apa, namun melihat cara Mbak Fitri berbicara, aku tahu bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama denganku.

Aku segera memeluk Mbak Fitri dan melumat bibirnya. Mbak Fitri awalnya terkejut, namun tak menunggu lama, ia balas memeluk dan menciumku. Lama juga kami saling ber‘silat’ lidah. Setelah beberapa menit bertukaran ludah, aku menyelusupkan tanganku ke balik tank topnya dan mengusap-usap punggungnya. Sedikit terkejut aku mendapati tidak ada BH di punggungnya. Kulitnya begitu halus di tanganku.


LANJUT PART>> 5


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia


Kamis, 13 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ANAK & IBU PART>> 3



SAHABATPOKER _
“kontol anakmu enak, bu? Enak dientot anak sendiri, bu?”


“enak, ndi…. Enak…… goyang ibu yang keras, ndi….”

Akhirnya, dalam waktu yang sama kami berdua berteriak keras saat orgasme melanda. Spermaku berhamburan masuk ke rahim ibu seakan tak mengerti bahwa mereka tidak berguna, karena rahim itu sudah mempunyai penghuni, dan tidak ada lagi sel telur yang dapat dibuahi….

Akhirnya kami sampai juga di rumah Tante Mar. Saat itu sudah pukul 8 lewat. Mbak Fitri yang membukakan pintu. Mbak Fitri itu tinggi seperti Om Jon. Tingginya sekitar 170 cm. Kulit Mbak Fitri putih dan hidungnya mancung, namun matanya sedikit sipit. Walaupun dadanya tidak sebesar ibu atau Tante Mar, tapi dada itu mancung dan proporsional untuk tubuh langsingnya. Ukurannya 36 A.

Tak beberapa lama kami semua makan. Tante Mar dan ibu asyik berbicara, sementara ada keheningan di antara aku dan Mbak Fitri. Setelah kami selesai makan, ibu dan Tante Mar beranjak ke sofa dan menyuruh kami untuk jangan mengganggu mereka karena ada yang ingin dibicarakan. Mbak Fitri menemaniku dan mengajakku ngobrol di kamarnya sementara aku dengan malu-malu menjawab sedikit-sedikit. Ada ceritanya kenapa aku malu-malu.

Sedari dulu, Tante Mar dan Ibu memang dekat. Seringkali di akhir pekan saling mengunjungi sehingga aku dan Mbak Fitri juga lumayan dekat. Aku sudah naksir Mbak Fitri jauh sebelum aku mulai terobsesi dengan ibu. Pertama-tama aku hanya merasakan sangat sayang selayaknya seorang adik kepada kakaknya. Namun semenjak kelas 6 SD tiga tahun yang lalu, saat pergaulanku di sekolah mulai membuat aku tahu mengenai pacaran dan ciuman, aku mulai melihat Mbak Fitri secara lain. Ingin sekali aku mencium bibirnya yang mungil dan merah itu. Apalagi Mbak Fitri yang berusia 17 tahun mulai menunjukkan tubuh seorang gadis. Kedua payudaranya sudah membentuk dan terlihat menggunung. Aku yang sebelumnya tidak menyadari, menjadi sadar penuh bahwa Mbak Fitri adalah gadis yang seksi.

Saat itu aku dan ibu sedang menginap di rumah Tante Mar. Masih teringat jelas olehku saat itu aku sedang menemani Mbak Fitri yang mengerjakan tugas di komputernya. Komputer itu ditaruh di meja yang rendah sehingga tidak perlu menggunakan meja. Mbak Fitri saat itu memanggilku karena ia hendak mengajariku cara menulis dokumen menggunakan * Word.

Aku bersimpuh menyamping di belakang Mbak Fitri namun agak ke kanan agar aku bisa melihat layar computer. Saat itu sore hari, Mbak Fitri baru saja mandi dan menggunakan daster bertali tipis. Bukan daster tembus pandang, hanya daster anak remaja biasa bermotif kotak-kotak. Namun dengan posisiku saat itu, kepalaku tepat di sebelah kanan pundaknya namun dari belakang. Hidungku berjarak sekitar 20 cm dari lengan telanjangnya. Tubuh Mbak Fitri begitu harum. Bandarq Terbaik Di Asia



Sambil bekerja, Mbak Fitri menjelaskan banyak hal yang sedikit sekali kudengar. Yang jelas, entah kenapa aku mulai berani mendekatkan kepalaku sedikit demi sedikit ke pundaknya. Kehangatan badan Mbak Fitri mulai kurasakan selain panasnya suhu tubuhku sendiri yang dipacu oleh debaran jantungku yang mulai menggila.

Sedikit demi sedikit hidungku mendekat. Akhirnya dalam gerakan cepat, hidungku bersentuhan dengan pundak lengannya yang halus, namun secepat itu pula aku menarik kepalaku. Mbak Fitri Nampak sedikit terkejut dan menoleh ke arahku, sementara aku pura-pura manggut-manggut dan melihat layar computer.

Mbak Fitri kembali menatap layar dan aku menjadi lega. Namun di lain pihak, aku menjadi horny dan ingin kembali merasakan kehalusan kulit kakak sepupuku itu. Aku mendapat ide. Aku segera mendoyongkan badan kedepan sehingga daguku menempel di pundaknya sedikit sambil menunjuk layar monitor dan bertanya,

“Itu yang namanya kursor ya? yang kelap-kelip itu?”

Mbak Fitri kemudian mengangguk dan menjabarkan kegunaan kursor kepadaku. Sementara aku hanya berfokus kepada daguku yang menempel di pundaknya. Mbak Fitri tidak curiga apa-apa. Ia terus bekerja sambil kadang menjelaskanku mengenai office. Lama-kelamaan aku beringsut ke samping Mbak Fitri dan menggelayutkan daguku di pundaknya.

“kenapa dek?” katanya sambil menoleh ke belakang yang membuat pipinya hampir tabrakan dengan hidungku.

“Andi kan pendek, Mbak. Kalo ga berjingkat ga kelihatan. Cuma kalo naruh dagu di pundak gini jadi pegel juga. Soalnya harus berlutut. Gimana kalo Andi peluk dari belakang aja terus nyender ke Mbak Fitri?”

“Ada-ada saja, kamu. Terserah gimana enaknya aja,” jawabnya tanpa menaruh curiga.

Aku dengan senang hati merubah dudukku. Kini kedua kakiku mengangkang mengapit tubuhnya dari belakang, namun tidak sampai kena. Malu juga kalau batangku yang sudah keras dirasakan Mbak Fitri menekan tubuhnya. Namun kedua tanganku melingkari perutnya dari belakang dan karena aku pendek, maka kini hanya mataku yang melewati pundaknya. Sementara hidungku sudah dekat sekali dengan pundak Mbak Fitri. Bahkan nafasku yang hangat dapat aku rasakan terpantul pundak putihnya yang mengkilat bagai porselen cina.

Tubuh Mbak Fitri harum sekali. Aku menjadi lupa daratan, sementara aku tidak dengar lagi suara indah Mbak Fitri sedang berbicara padaku sambil mengetikkan essay yang adalah pekerjaan rumahnya. Sedikit demi sedikit hidungku mendekati pundaknya. Ini berarti bibirku juga mulai mendekat. Entah berapa menit aku tidak menyadari hingga akhirnya hidungku menempel pundak kanan Mbak Fitri dan bibirku perlahan menyentuh juga pundak belakang Mbak Fitri.


LANJUT PART>> 4


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia



Selasa, 11 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ANAK & IBU PART>> 2



SAHABATPOKER _ Aku memperkeras sodokanku sehingga kontolku menghujam vagina ibu lebih kuat. Ini menyebabkan suara benturan selangkangan kami mulai membahana di dalam mobil. Aku sudah tak peduli bila mobil kami dilihat orang lain bergoyang-goyang. Yang jelas aku hanya konsen menikmati tubuh ibuku yang seksi ini.


Kami berdua selalu menatap mata satu sama lain bila kami mengoceh ketika kami bersenggama. Kami saling berbicara jorok sambil bertatapan untuk kemudian diselingi berciuman atau salah satu kami menjilat atau menciumi atau menyupangi bagian tubuh kami yang lain untuk kemudian meneruskan pembicaraan kotor kami.

Sambil menatap ibu aku berkata, “memek ibu hangat dan sempit. Nikmat banget Andi rasakan”

“dasar bandel! Kamu suka memek ibu kamu sendiri. Ibu yang ngelahirin kamu. Yang ngerawat kamu.”

“Iya… Andi lahir dari tubuh ibu lewat memek ibu yang legit. Sekarang Andi kembali masuk dalam tubuh ibu juga lewat memek ibu…. Ibu memang perempuan yang paling sayang sama Andi… semuanya dikasih untuk Andi… bahkan memek ibu yang suci dan indah juga dikasih untuk Andi…. Andi mencintai ibu luar dan dalam….”

Lalu aku mencium bibir ibu. Ibu membalas tak kalah hot-nya. Lidah kami menarikan tarian rujak bibir yang sangat basah hingga ludah kami tak hanya bertukaran di mulut tapi terkadang merembes keluar, seirama dengan tarian persenggamaan yang sedang berlangsung di bagian bawah antara mudaku dan memek dewasa ibu.

Terkadang kami bertukaran ludah bukan dengan jilatan-jilatan saja. Aku perlahan meludahi mulut ibu dan ibu membuka mulut dan mengeluarkan lidahnya menyambut air liurku. Ketika air liurku jatuh di lidah ibu, ibu akan memainkan lidahnya dalam mulut sehingga ludahku tersebar di relung mulutnya, gigi, langit-langit dan gusinya untuk kemudian ia telan dengan gerakan yang amat erotis.

Terkadang lidahku menjelajahi wajahnya. Bahkan lubang hidung ibu kuentot dengan lidahku. Dapat kurasakan bulu hidung dan dinding hidung ibu di lidahku. Terkadang telinga dan lubangnya yang kugagahi dengan lidahku. Singkat kata seluruh wajah ibu dan rambutnya pernah kurasakan dengan lidahku.

Bahkan di rumah, pernah aku sejam hanya menjilati ibu dari ubun-ubun sampai ujung jempol kakinya. Seluruh tubuh ibu telah kurasakan dengan mulut dan lidahku. Tidak ada satu titik pun yang terlewati. Aku tahu rasa kulit ibu di seluruh tubuhnya. Tubuh ibu adalah idamanku. Tubuh ibu adalah hidupku. Aku tak dapat hidup tanpa ibu.Bandarq Terbaik Di Asia

Hubungan seksual kami memang selalu intens. Bahkan ketika kami tidak bersetubuh, kami selalu mengeksplorasi tubuh satu sama lain. Pernah kami saling menjilat lidah dengan posisi tiduran dengan kepala kami yang terbalik satu sama lain sehingga ujung lidah atas kami bertemu dan kami lakukan hampir setengah jam. Terkadang aku di atas terkadang ibu yang di atas. Aku paling suka bila aku di bawah kala kami saling menjilati lidah dengan posisi itu, karena air liur ibu akan jatuh ke mulutku. Dan aku suka rasa maupun aroma ludah ibu.

Bahkan ketika makan, kami pernah melakukan sambil kontolku di dalam memek ibu. Kami makan di ruang tamu di mana mejanya rendah. Dengan tubuh kami yang menyamping, lengan kami sejajar dengan meja dan piring makan di meja persis di samping kami. Aku duduk di lantai dengan kaki melonjor sementara ibu menduduki kontolku dengan memeknya, kedua kakinya menjepit pinggangku dengan posisi duduk kaki di tekuk. Kami tidak ngentot, tapi kami makan dengan kemaluan kami bersatu.

Ibu akan mengunyah makanan tanpa menelan lalu melolohkan makanan di mulutku bagaikan induk burung menyuapi anaknya. Ini memang ideku. Ibu akan menyuapi aku sampai habis makanan di piring dengan cara ini.


Kemudian giliran ibu yang aku suapi. Ibu akan sedikit merebah di lantai dengan kedua siku menyangga tubuhnya, sementara kepala ia senderkan di kaki sofa sehingga tubuhnya akan melengkung agar aku mudah mencapai mulutnya dengan mulutku. Lalu aku akan gantian melolohkan makanan dari mulutku ke mulutnya. Barulah setelah kami selesai makan, aku akan mengentoti ibu di lantai setelah ibu beringsut merebahkan kepalanya di lantai.

Setiap hari ibu akan mengerjakan tugas dirumah bugil. Begitu juga aku. Seringkali aku menyetubuhinya dari belakang ketika ia cuci piring, atau mengentoti ibu dengan posisi doggy ketika ia sedang mengepel lantai. Sering pula ketika kami menonton TV, aku akan menghisapi puting dan tetek ibu sebelum akhirnya bersetubuh setelah kami horny.

Bahkan ketika kami berdua sudah lemas dan tak mampu lagi berhubungan seks dan bersiap tidur, aku akan menciumi, menjilati, mencupangi, menghisapi, meremas-remas sekujur tubuh ibu. Bagian yang sering aku kerjai adalah payudara dan vagina ibu, tentu saja.

Itulah kenapa akhirnya ibu hamil. Tak ada satu haripun lewat tanpa kami bersetubuh. Bahkan rekor kami dalam sehari pernah sepuluh kali kami melakukannya. Entah sudah berapa ratus kali kontolku menembakkan spermanya dalam rahim ibu, entah berapa juta spermaku yang berenang dalam tubuh ibu mencari sel telurnya. Melihat statistik seperti itu, tak heranlah bahwa aku dapat menghamili ibu dalam waktu hanya sebulan.

“Aaaahhhhhhhhh……. kamu enak bangeeeet…….. gedeeee…… keraaaasss…… terus ndi…. Entoti ibu…. Entoti ibu keras-keras…… kontolmu emang hebaaattt…….. ibu cinta kontolmu, ndi……”

Memek ibu legit……. Indah….. cantik…… seluruh tubuh ibu indah…… wangi lagi…… biar ga mandi tetep aja ibu haruuummm….. Andi mencintai ibu…… Andi mau jadi suami ibuuuuuu….”

“Kamu udah jadi suami ibu, ndi….. kamu sudah menghamili ibumu sendiriiii…. Ibu sudah jadi isteri kamu, ndiiiiii……”

Kini mobil kami sudah bergoyang dengan hebat. Kami saling menumbukkan selangkangan dengan keras dan cepat. Kami sudah tidak berciuman lagi, karena mulut kami mengeluarkan lidah di mulut yang terbuka dan lidah kami bagaikan bertarung saling menjilat dengan brutalnya sambil terkadang salah satu dari kami berbicara dan yang lainnya tetap menjilat dan sebaliknya.


LANJUT PART>>3

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Minggu, 09 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ANAK & IBU

 


SAHABATPOKER _Tante Mar tinggal di daerah Sumatra Barat di sebuah kompleks mewah. Om Jon, suaminya adalah pengusaha sukses yang memiliki beberapa hotel yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Tante Mar 6 tahun lebih tua dari ibuku. Tante Mar adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ibu anak ke tiga, Kakak kedua ibuku bernama Tante Gusmi berusia 4 tahun lebih tua dari ibu dan adik ibu Tante Eli dua tahun lebih muda dari ibu.

Seperti kisahku sebelumnya, kisahku dimulai ketika aku berusia 13 tahun. Aku mendekati ibu dalam usaha menidurinya selama lebih kurang setahun. Dan hanya sebulan aku menikmati hubungan dengan ibu sehingga ibu hamil. Saat itu ibu yang melahirkanku pada usia 18 tahun, berusia 32 tahun. Berarti, usia para tanteku saat cerita ini adalah Tante Tante Mar 38 tahun, Tante gusmi 36 tahun dan Tante Eli 30 tahun.

Mengenai Tante gusmi dan Eli akan aku ceritakan pada kisah yang terpisah.

Kini kembali ke Tante Mar. Tante Mar telah menikah selama 19 tahun, pada saat ia berusia 19 tahun. Seperti halnya dengan keluarga kami, Tante Mar hanya memiliki satu anak. Anak sulung mereka bernama Mbak Fitri yang kini berusia 18 tahun. Sudah kelas tiga SMA. Sementara, Om Jon berusia 45 tahun.

Om Jon memiliki empat orang isteri. Maklum, orang kaya. Tante Mar adalah istri tertuanya. Tiga isteri lainnya tidaklah penting diceritakan. Yang patut diketahui adalah karena isterinya yang banyak inilah, maka Om Jon tidak setiap hari ada di rumah yang Tante Mar tinggali. Malahan, pada saat kisah ini diceritakan, yaitu sewaktu aku menginap, Om Jon sudah jarang sekali berkunjung. Hal ini yang menyebabkan Tante Mar menelpon ibu waktu itu.

Tante Mar lebih tinggi dari ibu. Sekitar 168 cm. Badan Tante Mar lebih berisi, dengan perut yang sedikit buncit, namun tidak berkesan gendut. Lengannya juga lebih gemuk dari ibuku. Namun, dadanya sangat besar. Ukurannya (yang kuketahui setelah mendapatkan dia) adalah 36 C. Sungguh stw tobrut. Kulit Tante Mar juga putih. Semua saudara kandung ibu memiliki kulit yang putih. Namun harus kuakui, walaupun wajahnya chubby, tapi tak kalah cantik dengan ibuku. Apalagi selain mancung seperti ibu, Tante Mar memiliki bibir yang tipis dan sensual. Walaupun rahangnya tidak setinggi ibu, namun dagu Tante Mar lancip menggemaskan. Singkat kata, wajah yang sensual.

Membayangkan Tante Mar ketika mobil kami hampir sampai ke rumahnya, membuatku horny. Saat itu sudah sekitar jam setengah tujuh malam. Aku membujuk ibu untuk parkir dulu di sebuah danau besar dekat komplek Tante Mar yang memiliki banyak tempat teduh. Banyak juga mobil ataupun motor yang parkir berjauhan di sana-sini, karena kudengar dari orang kompleks bahwa danau itu lokasi orang pacaran bahkan ada juga yang menyewa pelacur dan melampiaskan birahi di situ. Bandarq Terbaik Di Asia

Aku ingin melampiaskan syahwat dulu dengan ibu, ibu mula-mula tidak mau, namun aku membujuknya dengan alasan aku tak punya kesempatan lagi kalau sudah nginap di rumah Tante Mar dan akhirnya ibupun mengalah. Jok depan kami turunkan dan kami beringsut ke kursi belakang sedan kami setelah ibu memarkir di pojokan jalan yang dinaungi pohon-pohon rimbun.

Ibu saat itu memakai blazer dengan tank top di dalamnya, dan rok selutut. Tak sabar aku melucuti blazer, tank top dan BH ibu. Ketika aku hendak membuka roknya, ibu melarang. Alih-alih membuka rok, ia membuka celana dalamnya tanpa membuka roknya.

“biar gampang masangnya lagi. Kamu buka celana aja. Baju ga usah. Supaya gampang juga.” kata ibu. Aku menurut saja dan beberapa detik kemudian bagian bawahku polos sementara ibu telanjang kecuali roknya yang ia tarik ke pinggang.

Dalam keremangan bulan Purnama, ibu terlentang di kursi belakang mobil dengan kepala di bagian kanan mobil, kaki kirinya tertekuk membuka bersenderan dengan bagian tegak kursi sementara kaki kanannya menginjak pinggiran kursi. Ibu sudah siap mengengkang di kursi sambil tiduran menunggu serangan anak tunggalnya.

Aku segera menindihnya dan mencecar bibir ibu yang merekah dengan buas. Kedua tanganku memeluk ibu keras dengan kedua telapak memegang pinggir kepala ibu, ibu jari di telinganya. Dalam sela-sela ciuman, ibu berkata,

“badan kamu panas banget. Kamu udah horny banget ya, ndi? Dasar anak kurang ajar….. nafsu sama ibu sendiri…”

Nafas ibu yang segar aku hirup dalam-dalam sehingga bau nafas ibu dan sedikit bau tubuh ibu masuk ke relung penciumanku. Semenjak kami rutin bersetubuh, aku selalu minta ibu untuk tidak memakai parfum ketika bersamaku, sehingga hidungku saat ini juga dapat samar-samar mencium bau tubuh ibu yang sangat kusukai itu. Kontolku yang sudah keras kupalangkan sejajar dengan garis bibir memek ibu. Kurasakan sudah lembab kemaluan ibu. Kami berciuman cukup lama sementara selangkangan kami asyik masyuk bergesekkan yang makin lama menyebabkan lubang surgawi ibu mengeluarkan cairan kewanitaannya.

Berhubung mesin mobil mati, AC pun mati. Maka tak lama, peluh kami berdua mulai bercucuran. Suasana dalam mobil yang panas ditambah situasi kami berdua yang sedang menikmati birahi membuat apa yang kami berdua rasakan sangat sensual dan hot. Bau tubuh ibu yang keluar dari kedua ketek indah ibu makin lama makin tajam pula. Bau yang sama yang kini mulai santer tercium yang berasal dari vagina ibu yang basah. Dari pengalamanku, aku tahu ibu sudah horny berat juga sama sepertiku.

Nafsuku begitu tingginya sehingga kini mulutku tak hanya menciumi bibirnya, tapi seluruh wajah ibu aku jilati, hisapi, kecupi dan ciumi. Bagian lehernya tak lupa kuselomoti, aku ingat untuk tidak mencupang, karena takut Tante Mar nanti curiga. Kemudian aku menarik tangan kiri ibu ke atas sehingga menyandar di pintu mobil. Serta merta ketek ibu yang wangi alami itu terbuka mempertontonkan bulu ketiak yang tercukur rapi namun tidak sampai gundul. Bulu-bulu ketek ibu tampak kecil-kecil dan tajam menghiasi keteknya yang putih.

Dengan penuh nafsu kujejalkan hidungku ke tengah ketek ibu yang mengeluarkan bau perempuan yang khas. Aroma tubuh ibu begitu nikmatnya kusedoti hingga masuk ke rongga penciumanku, merangsang syaraf-syaraf indera penciumanku, makin membekas di memori dalam syaraf-syaraf sinaptik dalam otakku, membuat rasa cintaku kepada ibu lebih dalam dan luas. Membuatku tak puas-puasnya menikmati kebersamaan dengan ibu, tak puas-puasnya menghirup aroma tubuh ibu, tak puas-puasnya menikmati kehangatan tubuh ibu. Ibu adalah dahagaku yang tak dapat aku puaskan.

Sementara tangan kiriku mulai meremasi tetek kanan ibu yang besar dan kenyal. Kulitnya yang halus, licin dan basah begitu nikmatnya terasa di telapakku, sementara jari telunjuk kananku menjelajahi mulut ibu yang membalas dengan menjilati dan menyedoti jariku itu.

Setelah beberapa menit menikmati harum ketek ibu, aku mulai menjilati seluruh ketiak ibu. Rasa asin dan getir di lidahku ditambah gelitik bulu-bulu ibu yang pendek dan tajam, kembali mengirimkan sinyal kenikmatan dalam otakku. Seluruh akalku kini tertuju kepada keindahan bentuk dan aroma tubuh ibu. Seluruh otot dan syarafku kurasakan bersiaga penuh. Sekujur kulitku yang menempel di kulit ibu yang basah dan hangat seakan dapat aku rasakan sekaligus. Ibuku bagaikan kulitku yang kedua. Keindahannya dapat aku rasakan di sekujur tubuh.

Saat itu kami berdua sudah basah kuyup oleh keringat. Pada bagian kulit kami yang saling menempel, peluh kami bercampur menjadi satu, tanda bahwa ini adalah permulaan, permulaan percampuran yang lebih indah lagi. Dan ibu tampaknya tidak sabar menunggu percampuran yang terindah itu, karena tangan kanannya telah menggenggam kontolku saat itu dan menariknya ke lubang memeknya.

Kepala kontolku tahu-tahu sudah menancap di ujung lingkar lubang memek ibu yang sudah banjir oleh cairan pelumas dari ibu di tambah keringat kami berdua. Aku tak tahan dan segera menghujam lubang kencing ibu dalam-dalam dengan kontolku yang sudah tegang itu. Dalam satu gerakan cepat kemaluan kami berdua sudah bersatu hingga selangkangan kami menempel tanpa ada jarak lagi.

Kami berpelukan ketika dan memek kami bersatu lagi dan bersama-sama mendesah keras karena sensasi ini. Kami akhirnya menjadi satu tubuh tanpa ada yang menghalangi. Kulit dengan kulit, otot dengan otot. Otot vagina ibu membungkus secara sempurna seluruh otot kemaluanku. Lubang surgawi ibu memang surga bagi kontolku. Begitu sempit, hangat dan licin.

Aku selama ini berasumsi bahwa setelah kami sering bersetubuh, memek ibu seiring waktu tidak akan seketat pertama kali kami ngentot. Tapi, tidak begitu kenyataannya. Vagina ibu selalu saja sempit. Mula-mula kukira karena otot memek ibu yang selalu elastis dan kembali ke ukurannya, tetapi, ternyata aku salah. Ketika pertama kali aku mengukur penisku (setahun yang lalu), penisku sepanjang 13 cm. tapi ketika beberapa hari yang lalu aku ukur, ternyata kini panjangnya hampir 15 cm. rupanya penisku masih dalam pertumbuhan. Ini mungkin yang menyebabkan sensasi persenggamaan dengan ibu selalu bagaikan saat pertama kami bersetubuh. Ketika ibu kuberitahu, ibu tertawa dan berkata ukuran penis ayah 13 senti. Jadi saat ini, penisku sudah lebih panjang, bahkan diameter penisku kini sudah jauh lebih besar dari ayah. Aku selalu bangga dengan fakta ini.

“Ohhhhh Andiiii….. kamu enak banget sayaaanggg… memek ibu jadi penuh rasanya….. hmmmmmm genjot memek ibu lebih keras lagi sayaaangg…. Gagahi terus ibu…… gesek terus kamu dalam-dalam…..”


LANJUT PART>> 2


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Jumat, 07 Februari 2025

KISAH NYATA !!! ADIK IPAR ADALAH MAUT

 


SAHABATPOKER _Usiaku sudah hampir mencapai tiga puluh delapan, ya… sekitar 3 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 8 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.

Jadi… begini nih ceritanya. Awal agustus lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.

Pagi sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya Zahra yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Zahra mengganti celana anakku, “Kemana mamanya, Za…?” tanyaku. “Lagi ke pasar Bang” jawabnya “Emang gak diberi tau, ya?” timpalnya lagi. Aku melihat Zahra pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. “Kenapa kamu?” tanyaku heran “hmm Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.

“Oh… maaf ya, Za?” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana hehehe….

Anehnya, Zahra hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir “Abis tempur ya, Bang. Mau dong…” Katanya tanpa ragu “Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.Bandarq Terbaik Di Asia



Dua hari setelah mengingat pernyataan Zahra kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Titi kamal. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Zahra di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan “saluran air”, aku berpapasan dengan Zahra yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.

“Siapa?” tanyaku

“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang” jawabnya.

“Oh iya, ada apa, Za…?” tanyaku lagi

“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”

“Cepatan dong!!”

“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Zahra.

Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.

“Za, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku “OK, bang” balasnya.

“Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.

“Abisnya agak gelap, bang?”

“ooo…!?”

Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Zahra. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Zahra..

“Ou…ou…” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.

“Maaf, Za”

“Gak apa-apa bang”

Anehnya Zahra tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.

Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,

dengan berani kucium bibirnya, Zahra hanya terdiam dan tidak membalas.

“Kok kamu diam?”

“Ehmm… malu, Bang”

Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Zahra mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. payudara miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.

“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”

“Za… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Zahra tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.

Sungguh indah dan harum memeknya Zahra, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.

“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.

“Oh, maaf Za”

“Jangan seperti itu dong” merintih ia

“Ayo lanjutin lagi” pintanya

“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian

Tubuhku kini terlentang pasrah. Zahra langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.

“Ohhh… Za, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari

dari mana, masa bodo ahh…!!

“Duh, gede amat barang mu, Bang”

“Ohhh….”

“Bang, Zahra sudah tidak tahan, nih… masukin punya mu, ya Bang”

“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Zahra kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.

“Ouuu…ahhhhh….” … seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Zahra.

“Awwwh, Baaaang….. akhhhhh” Zahra mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payu daranya.

Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya.Zahra semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.

“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih.

Awwwhhh??”

“Jangan dulu Za, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Zahra genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Zahra terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.

“Ampuuuun…… ahhhh… trus, Bang”

“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”

Zahra tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.

“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Zzhaa” kugoyang semangkin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Zahra membahana di ruang kamar.

Erangan panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.

” ouughhhhh…. ouhhhhhh”

“Enak, Baaaangg….”

“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Zahra dan setelah itu ku sodorkan ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.

“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.

Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Zahra siap dan dimanapun aku siap.


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Kamis, 06 Februari 2025

KISAH NYATA PERJAKAKU HILANG !!! PART 6

 



SAHABATPOKER _Croooottt… crooottt… croooottt… bersemburanlah spermaku dari kontolku, memancar-mancar di dalam liang memek Tante Era.

“Ssssssshhhhh… aaaaaaahhhh… Tanteeeeeeee… akuuuuu… keluuuuaaaarrr…!!! Nikmaaaaattt… sekaaalliii… Taaaaannn…!!!” aku mengerang merasakan nikmatnya ejakulasiku. Aku pun lalu ambruk ke dalam dekapan Tante Era.

“Aduuh… gila kamu kuat banget, sayang…” kata Tante Era sambil mencium pipiku.

“Tadi sebenarnya masih bisa bertahan, tapi kasihan Tante Era sudah ngos-ngosan gitu” kataku sambil mempermainkan payudara Tante Era yang masih dibasahi keringat. Aku diam dan seluruh badanku terasa lemas.

“Ayo guh kita mandi dulu biar segar” Tante Era mengajakku mandi. ajak

Aku memang berkeinginan mandi, segera kusambut tawarannya sambil menggoda.

“Tante, aku dimandiin dong?” kata manja.

“Ala kamu genit juga, beres deh ntar Tante mandiin” jawab Tante Era sambil bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi, akupun mengikutinya dari belakang.

Di kamar mandi, Tante Era mengguyur seluruh badanku dengan air hangat yang mengucur lewat dari shower. Tangannya trampil sekali menyabuni seluruh bagian tubuh belakangku. Aku yang dalam keadaan telanjang seperti bayi yang sedang dimandikan oleh Tante Era.

“Sekarang bagian depannya, guh” perintah Tante Era.

Ketika aku berbalik menghadap Tante Era. Sepasang payudara yang besar dan montok itu menggantung indah di dada Tante Era, kini tepat didepan mukaku. Kedua putingnya yang besar terlihat merah kecoklatan.

Aku tidak bisa menahan nafsu segera kuraih kedua payudara Tante Era dan kuremas-remas. Tante Era diam saja dan masih terus menyabuni tubuh bagian depanku. Saat putingnya aku pelintir-pelintir Tante Era mulai mendesis. Kupeluk tubuh Tante Era yang montok dan lehernya kuciumi lalu kedua putingnya aku hisap2.

Sementera itu kontolku yang sudah ngaceng kembali menerjang-nerjang bagian memek Tante Era. Tangan Tante Era kemudian meraih batang kontolku dan dikocoknya dengan lembut sehingga batang kontolku jadi semakin besar dan keras.

Aku semakin bernafsu dan ingin segera menyerangkan kontolku ke dalam memek Tante Era. Aku merendahkan badanku dan Tante Era kusenderkan ke dinding kamar mandi. Kuarahkan kepala kontolku ke gerbang liang memek Tante Era lalu pelan2 aku tekan sampai tenggelam seluruhnya ke dalam liang memeknya. Rasanya nikmat sekali dan Tante Era memelukku erat sekali.

Tante Era mulai mendesah dan menikmati goyanganku.

“Oooouuhhh… sayaaaangggg… ooooouuhhh… besarnya kontolmu… aaauuuuff… tariiiikhh… aaaaahh… enaaaakkk… teeekaaaan lagiii… aaaahhhh… niiiiikmaaaattttt… uuuuhhhh… pelan sayaaaaanggg… oooouuuffff… enaaaknyaaaa… ooooooohhhhhh… saayaaaang…” tak henti-henti Tante Era memuji kenikmatan dari besarku yang kini menggesek dinding2 liang memeknya.


Rintihan Tante Era membuatku semakin bersemangat untuk memompa kontolku semakin cepat. Tante Era mengangkat kaki kirinya dan dilingkarkan ke pinggangku sehingga aku makin leluasa memompa memek Tante Era.

“Ooooohhhh… guuuuh… kontolmu enak banget guh, memekku rasanya sesak banget diganjel sama batang kontolmu yang sanagt gede… aduuuuuh… terus guh enak banget” kata Tante Era sambil terus merintih.

Aku terus memompa kontolku didalam liang memek Tante Era sambil mulutku menciumi leher dan telinga Tante Era. Tante Era memelukku erat sekali.Bandarq Terbaik Di Asia

“Sayaaaanngggg… ooouuhhhh… terussshhhh… guuuuh… aaahhhhh… ennaaakkk… akkuuuu nggaaaaaakk taaaaahaaannn… akkuuuu… keluuuuuaaaarr… keeeeeeeeelllllluuuuuaaarrr… aaahhhhhhh…!!!” jeritan panjang Tante Era diiringi hempasan keras pangkal pahanya kearah kontolku. Kira-kira semenit kemudian badan Tante Era ambruk dalam pelukanku. Nafasnya tersenggal-senggal, tubuhnya lemas lunglai. Kontolku yang masih mengeras mengganjal dalam liang memeknya yang banjir.

“Aduh guh, nikmatnya sayang… aku puas sekali… kamu makin pinter aja mainnya sampai aku lemes banget “ kata Tante Era. Dia mencapai orgasmenya dan memeknya terasa berkedut-kedut kuat sekali. Gerakanku ditahannya dan dia memelukku erat sekali.

Sementara itu aku sedang tanggung, lalu Tante Era kuminta membungkuk membelakangiku. Pantatnya yang bahenol sungguh sangat mempesona , batang ku arahkan masuk ke memeknya dari arah belakang. Dan kemudian seluruh batang kontolku sudah tenggelam di dalam liang memek Tante Era. Aku kembali menggenjot dengan menabrak-nabrakkan pangkal pahaku dengan bongkahan pantat Tante Era yang tebal.

Pemandangan pantat Tante Era yang bergetar setiap kali kutabrak membuatku semakin bernafsu. Aku terus mempercepat pompaanku hingga kemaluan kami berbunyi. Tante Era kelihatannya naik lagi nafsunya, dia memutar-mutar pantatnya sehingga batang kontolku seperti diremas. Aku memperpelan gerakanku menyesuaikan dengan putaran pantat Tante Era yang sangat mengagumkan.

Aku mulai merasa akan mencapai ejakulasi maka hunjamanku kubenamkan dalam2 dengan gerakan keras.

“Aaagghhhhh… Taaaaannn… aaakuuuu… kelluaaar… enaaakk sekaliii… aaaagghhh…!!!” aku mengerang keenakan. Dalam waktu tidak berapa lama aku menyemprotkan spermaku di dalam liang memek Tante Era. Kontraksi kontolku nampaknya menambah rangsangan di memek Tante Era sehingga dia menggerakkan pantatnya tidak beraturan sampai kemudian tangannya menarik badanku rapat ke tubuhnya.

“Uughhh… hhmmm… aku keluar jugaa… aaagghh… enaaakk… uughh” Tante Era menjerit keras sekali. Memeknya kembali berdenyut dan kali ini lebih lama dari yang pertama tadi.

Tante Era kembali memujiku, katanya permainan semakin luar biasa, karena dia bisa sampai merasakan kenikmatan dua kali. Yang terakhir kata dia nikmat sekali sampai tubuhnya hampir-hampir tidak kuat berdiri.

Kami mandi bersama dan setelah mengeringkan badan, kami berpakaian. Aku ke ruang tengah, sementara Tante Era ke dapur menyiapkan makan buat kita berdua. Setelah sekitar setengah jam, Tante Era mengajakku makan bersama.

Sehabis makan, karena capeknya tubuhku, aku tertidur di sofa. Menjelang tengah hari aku terbangun. Melihat hari sudah siang, aku berpamitan ke Tante Era untuk pulang ke rumah.

SEJAK peristiwa indah itu, aku dan Tante Era selalu melampiaskan nafsu birahi kami. Kapan saja aku mau, Tante Era selalu siap meladeniku. Bagitupun denganku. Kapanpun Tante Era menginginkanku, akupun selalu siap melayaninya.

TAMAT!!!


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia



Rabu, 05 Februari 2025

KISAH NYATA PERJAKAKU HILANG !!! PART 5

 



SAHABATPOKER “Mau sepiring berdua, sayang?” Tante Era mengecup pipiku. Aneh, ada getaran khusus di hatiku. Senang rasanya diperlakukan mesra seperti itu oleh Tanteku.

Layaknya sepasang kekasih, kami lalu makan di piring yang sama. Terkadang saling pandang dan tersenyum.

“Malam ini aku tidur disini ya Tan?” pintaku setelah nasi goreng habis dilahap oleh kami berdua.

“Dengan senang hati,” jawab Tante Era, “Nanti biar aku kasih tahu mamamu kalau kamu malam ini nginap disini” lanjutnya.

Selesai makan nasi goreng, untuk pertama kalinya aku tidur bersama Tante Era. Tentu bukan cuma tidur. Kami lakukan lagi persetubuhan yang ketiga kalinya. Yang ketiga ini lebih edan-edanan. Kami bergulingan, saling remas, saling lumat dan kembali mengatur supaya mencapai titik kepuasan dalam waktu berbarengan. Ketika batang kontolku sedang menyemprot-nyemprotkan spermaku di dalam liang memek Tante Era, terasa benar liang memek itu pun berkedut-kedut, sebagai pertanda bahwa Tante Era pun sedang merasakan nikmatnya orgasme.

Kami sama-sama terkapar dalam kepuasan. Lalu kami tertidur sambil saling berpelukan dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Begitu nyenyaknya aku tidur, sehingga tak peduli lagi pada tubuhku yang tidak ditutupi sehelai benang pun. Bahkan selimut pun masih terlipat dengan rapi, tidak kami pakai untuk menyelimuti tubuh bugil kami.

Tapi pagi-pagi sekali, ketika hari masih gelap, aku merasakan sesuatu yang lain pada batang kontolku. Ada elusan yang luar biasa enaknya, sehingga aku membuka mataku perlahan. Ternyata Tante Era sedang menyelomoti batang kontolku.

Aku terdiam dan berpura-pura tetap tidur. Tapi batang kontolku mulai menegang lagi. Ah, gila… permainan bibir dan lidah Tante Era terasa begitu enaknya, sehingga nafsu birahiku bergejolak lagi dengan hebatnya.

Kemudian Tante Era berjongkok dengan kakinya berada di kanan kiri pinggulku. Rupanya Tante Era sedang berusaha memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya.

Blesss…. batang kontolku terbenam lagi di dalam liang memek Tante Era, disusul dengan penjatuhan dada Tante Era ke atas dadaku, sehingga aku pun membuka mataku.

Tante Era menggerak-gerakkan pantatnya naik turun, sehingga batang kontolku jadi keluar masuk di dalam liang memek Tante Era yang terasa hangat ini. Dinginnya udara pagi tak terasa lagi. Kehangatan dan kenikmatan membuatku mulai berkeringat. Dan diam-diam aku teringat sebuah artikel yang mengatakan bahwa bersetubuh menjelang pagi sangat enak rasanya. Kini aku mengalaminya dan merasakan nikmatnya. Bandarq Terbaik Di Asia

Pada saat tubuh sedang segar-segarnya, setelah semalaman istirahat, aku mendapat “santapan pagi” yang sungguh lezat rasanya.

Tante Era tambah merangsangku dengan kata-katanya, “Enak ya ngentot subuh-subuh gini?” desisnya sambil mempergila ayunan pinggulnya. Sehingga batang kontolku seperti dibesot-besot ke atas ke bawah ke kanan ke kiri.

Iya Tan,” sahutku mengimbangi, “ternyata memek Tante Era enak sekali…”

“Kontol kamu juga enak, sayang. Pamanmu kalah jauh… dudududuuuuuuhhhhh… enak sekali sayang… aaaahhhh… aku bisa jadi tambah sayang sama kamu guh…” kata Tante Era.

“I… iii… iya Tan… mmmmmmh… enak Tan… ooooh… ssshhhhh… aaahhhh…” erangku.

Tiba-tiba Tante Era menghentikan ayunan pinggulnya dan memeluk tubuhku erat2.

“guuuuuuh… akuuuuuu… keluuuuuaaaarrr…!!! ssssshhhhh… aaaaaahhhh… nikmaaaaaatttt… banget guuuuuuh…!!!” jerit Tante Era mendapatkan orgasmenya yang pertama di pagi itu.

Seeeeerrr… seeeerrrr… seeeerrrr… cairan orgasmenya menyembur banyak sekali menyiram hangat batang kontolku yang masih terbenam di liang memeknya dan liang memeknyapun berkedut-kedut kuat sekali.

Setelah beristirahat sejenak, menyadari batang kontolku yang masih keras di liang memeknya, Tante Era mengeluarkan kontolku dari dalam memeknya.

“Ganti posisi, guh. Kamu yang di atas” pinta Tante Era sambil merebahkan tubuhnya di sampingku. Namun kali ini Tante Era terlentang sambil mengganjal pinggulnya dengan bantal. Lalu kedua kakinya direntangkan lebar-lebar. Sehingga kemaluan Tante Era tampak merekah, tampak kemerahan bagian dalamnya.

“Supaya apa diganjal bantal gitu Tan?” tanyaku polos.

“Biar kamu bisa masuk semuanya” jelas Tante Era lalu tersenyum sambil mengelus memeknya sendiri.

“Oya? tanyaku dengan keheranan.

“Iya sayang… cobalah… pasti beda rasanya” jawab Tante Era.

Aku tersenyum, lalu mengikuti petunjuk Tante Era, memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya yang sudah sangat basah itu. Kemudian aku menahan tubuhku dengan kedua tangan tertekan di kanan kiri Tante Era, seperti tukang becak yang sedang memegang stang becaknya.

Gila, Tante Era benar. Dengan cara seperti itu sensasinya sungguh luar biasa. Rasanya batang kontolku amblas sepenuhnya ke dalam liang memek Tante Era yang mencuat ke atas itu.

“Duuuuuuuh… sudah masuk, guh…??!!! Iya… ooooohhhh… kontolmu emang gede sekali, guh. Sampai seret begini rasanya… ooooohhh… enak bangeeeetttt… ssssshhhh… ooooohhhh…” bisik Tante Era terengah-engah sambil mendekapku erat2.

“Aaaahhh… nikmat sekali Taaaaaan… lebih mantap rasanya…” cetusku sambil mengayun batang kontolku.

Tante Era pun mengangkat kakinya sampai melewati bahuku dan menggantung kakinya di bahuku. Dengan begitu aku semakin leluasa menggerakan batang kontolku dan membenamkannya dalam2 di liang memek Tante Era.

Sampai fajar menyingsing, aku masih mengayun batang kontolku. Keringat pun mulai bercucuran, berjatuhan ke perut dan dada Tante Era. Ooooohhh… sungguh pagi yang indah sekali.

Aku terus mengenjotkan batang kontolku, sambil mempermainkan payudara Tante Era yang montok dan masih sangat kencang itu. Tante Era menikmati semuanya dengan ganasnya. Pinggulnya bergoyang-goyang erotis sekali, meliuk-liuk dengan gerakan seperti angka 8, membuat batang kontolku seperti dibesot-besot dengan nikmatnya di dalam liang memeknya. Aku pun terpejam-pejam saking enaknya.

Pada satu saat Tante Era merengkuh leherku, kemudian menciumi bibirku, bahkan lalu melumatnya dengan penuh gairah. Aku pun tak tinggal diam. Kulumat juga bibir dan lidah Tante Era yang terasa hangat ini. Sementara gerakan batang kontolku semakin cepat bergerak maju mundur dan keluar masuk di dalam jepitan liang memek Tante Era. Sehingga gak lama kemudian, tubuh Tante Era kembali mengejang sambil memeluk erat tubuhku.

“Aaaaaaahhhhhh… akkkuuuuu… keluuuuaaaarrrr… laaaaagiii… guuuuuuh… sssssshhhhhhh…. ooooohhhh… enaaaaaakkkkk… guuuuuuh…. sssssshhhhh… aaaaaaahhhhh…..!!!” teriak Tante Era mendapatkan orgasmenya yang kedua.

Seeeeerrr… seeeerrrr… seeeerrrr… cairan orgasmenya kembali menyiram batang kontolku. Liang memeknyapun berkedut-kedut kuat sekali lebih kuat dari yang pertama tadi.

Aku merasa bangga, karena dalam senggama di pagi ini aku berhasil membuat Tante Era dua kali orgasme. Aku memang jadi tangguh sekali. Karena dalam semalaman sampai pagi ini aku telah bersetubuh empat kali dengan Tante Era. Tapi aku kasihan melihat Tante Era yang seperti sudah kepayahan disetubuhi olehku. Maka sambil menikmati empotan memek Tante Era yang luar biasa nikmatnya itu, aku berkonsentrasi agar cepat ejakulasi. Akhirnya dengan sekali hentakan, aku membenamkan batang kontolku sedalam mungkin, sampai menyentuh dasar liang memek Tante Era

LANJUT>>PART 6


Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Selasa, 04 Februari 2025

KISAH NYATA PERJAKAKU HILANG !!! PART 4

 


SAHABATPOKER  “Gimana? Enak kan rasanya ngentot dengan perempuan?” tanya Tante Era sambil duduk di sampingku.

“Enak sekali, Tan. Terima kasih. Tante telah mengajari aku nikmatnya ngentot memek perempuan. Selama ini aku hanya merasakan kenikmatan ejakulasi lewat onani, tapi kini aku dapat merasakan nikmatnya ejakulasi di memek Tante…” sahutku sambil tersenyum, “Tapi kalau Paman pulang, aku susah dapetin memek Tante…” kataku.

“Tenang guh. Kapanpun Teguh pingin memek Tante, akan Tante berikan… tapi harus hati-hati, guh. Di depan pamanmu jangan memperlihatkan sikap lain padaku. Seperti biasa saja. Pokoknya harus serapi mungkin” kata Tante Era.

Aku cuma mengangguk, sambil memperhatikan wajah Tante Era. Sorot pandangannya memang jadi lain dari biasanya. Seperti mengandung arti yang mendalam. Senyumnya pun jadi lain. Mungkin itulah senyum seorang wanita yang telah mencapai kepuasan seksual.

“Kenapa udah mau pakai celana lagi? Emang gak mau lagi?” kata Tante Era dengan nada agak centil sambil memegang tanganku saat aku hendak mengenakan cdku.

“Mau, tapi aku lapar, Tan. Kita makan dulu gimana?” ajakku

“Kalau perut penuh, nanti bisa sembelit,” Tante Era memelukku dengan hangatnya, “Mending kita bikin ronde kedua dulu yuk. Nanti kalau udahan, baru kita makan malam. Tante yakin kamu pasti masih kuat” katanya.

Aku mengangguk sambil senyum. Cd tak jadi kupakai, lalu kulemparkan begitu saja ke lantai. Sementara itu Tante Era pun membuka lilitan handuknya, sehingga tubuhnya bugil lagi di depan mataku. Sejenak kuamati tubuh Tante Era yang mulus sekali. Payudaranya montok payudara. Kulit Tante Era mulus dan bersih. Tidak ada noda setitik pun di tubuhnya. Hebat juga pamanku bisa mendapatkan wanita secantik dan semulus ini. Padahal saat itu usia pamanku sudah 50 tahun, sementara Tante Nur 20 tahun lebih muda darinya.

Tante Era langsung menelentang, seperti mengharapkan terkamanku. Dan aku memang menerkamnya. Meremas payudaranya yang masih kencang dan bahkan mengemut putingnya seperti bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Tante Era tersenyum-senyum sambil mengelus rambutku dengan lembut.

Batang kontolku pun mulai menegang lagi. Tante Era tahu itu, karena tangannya terus-terusan memegang batang kontolku dan terkadang meremasnya dengan lembut.

Ayo… masukkan lagi kontolmu guh…” pinta Tante Era sambil meraih batang kontolku dan diarahkan tepat di celah memeknya yang sudah basah itu. Tante Era lalu memberi isyarat agar aku mendorong batang kontolku. Kuikuti isyaratnya itu. Kudorong batang kontolku sekuat mungkin.

“Ouw… Oooh… sedikit-sedikit, guh. Jangan disekaliin… sakit… kamu gede sekali sih…” teriak Tante Nur sambil meringis.  Bandarq Terbaik Di Asia


Aku cabut kontolku dari liang memek Tante Era lalu aku gesek2an kepala kontolku ke itil Tante Era beberapa kali hingga memeknya semakin basah dan terasa licin.

“Ooooohhh… nah… gitu… sayang… iya… gesek2 sayang… iya… ooooohhhh….” desah Tante Era merasakan nikmatnya gesekan kepala kontolku di itilnya yang semakin membengkak itu.

Kemudian aku selipkan kepala kontolku di belahan memek Tante Era dan aku tekan perlahan-lahan batang kontolku hingga amblas masuk kedalam liang memek Tante Era.

“Aaaaaahhhh… sayaaaangg… enak sayaaaaang…” erang Tante Era merasakan nikmatnya gesekan batang kontolku pada dinding liang memeknya.

“Ngentot denganku sama ngentot dengan paman enakan mana Tan?” bisikku sambil terus mengenjotkan batang kontolku keluar masuk liang memek Tante Era.

“Jauh sayang. Ngentot dengan kamu jauh lebih enak… soalnya kontolmu keras sekali… panjang dan gede banget… aaaaaahhh… bisa2 aku jadi ketagihan kamu guh…” jawab Tante Era.

Kemudian bibir kami saling lumat.

“guuuuuuuh…. ooooooh… enak sekali sayang… sssssshhhh… ooooohhh… kayaknya aku sudah mau keluaaaaar…” terdengar lagi desahan-desahan histeris Tante Era, ketika bibirnya lepas dari lumatanku.

Sulit melukiskannya dengan kata-kata, betapa nikmatnya saat batang kontolku sudah mulai mengenjot-enjot dalam jepitan liang memek Tante Era yang cantik dan mulus itu. Kedutan2 memek Tante Era semakin sering terasa. Liang memek Tante Era serasa memijit-mijit batang kontolku sehingga membuat akupun mulai merasakan kalau sebentar lagi spermaku juga akan keluar.

“Ssssshhhh… aaaaaahhhhh… Tanteeeeee… akkkuuu… jugaaaa…. mau keluuuuaaaarrrr…” aku mengerang.

“Enjotan yang cepat sayang… ayo sayang… kita bareng2 keluar… aaaaaahhh… sssssshhhh… enak sekali sayang…” erang Tante Era. Kuikuti keinginan Tante Era. Kupercepat gerakan pantatku maju mundur dan enjotan batang kontolku keluar masuk liang memek Tante Era.

“Aaaaaahhhh… Taaaaaannnn… akuuuuuu… keluuuuuaaaarrr…!!!” teriakku. Kutancap batang kontolku sekuat mungkin, sampai terbenam sepenuhnya di dalam liang memek Tante Era. Aku pun mendekap tubuh Tante Era sekencang mungkin. Crooooottt… croooottt… croooottt… kontolku menyemprot-nyemprotkan spermaku di dalam liang memek Tante Era.

“Oooooohhhh… Teguuuuh… akuuuuu… juuugaaa… keluuuuaaaarrr… aaaaahhhhh…!!!” jerit Tante Era. Dia mencapai orgasmenya. Tubuhnya mengejang sambil mendekapku erat sekali. Seeeeerrrr… seeeeerrr… seeeerrr… semburan cairan orgasmenya menyiram hangat batang kontolku.

Kami saling berdekapan dengan erat, kemudian kami terkapar di atas tempat tidur dengan kepuasan yang tiada taranya.


Tante Era kemudian bercerita mengenai kehidupan seksualnya dengan Paman. Sudah hampir satu tahun ini dia tidak merasakan nikmatnya orgasme dari persetubuhannya dengan Paman. Akibat penyakit gula yang dideritanya, Paman tidak dapat lagi memberikan kepuasan seksual kepadanya.

Ngentot dengan Pamanmu sebulan 2 kali sudah cukup bagus, karena seringnya cuma sekali sebulan. Pamanmu kalau berdiri nggak bisa keras dan baru sebentar main kontolnya sudah ejakulasi” kata Tante Era.

“Makanya saat melihat tonjolan kontolmu yang besar dari balik celana boxermu tadi, nafsuku langsung bangkit. Dan ternyata kontolmu memang sangat gede dan panjang, guh. Memekku seperti mau jebol rasanya. Dan luar biasa… belum pernah aku merasakan bersetubuh yang senikmat ini…” bisiknya lirih sambil menikmati sisa2 orgasmenya.

Aku tersenyum dengan perasaan bangga. Kemudian mengikuti langkah Tante Era ke dalam kamar mandi. Kami sama2 mencuci kemaluan kami. Keluar dari kamar mandi, Tante Era menutup tubuhnya dengan kimono tanpa mengenahan BH dan CD. Begitu pula denganku yang mengenakan celana boxer dan tanpa memakai CD. Kemudian kami sama-sama melangkah ke ruang makan.


“Mau dibikinin nasi goreng?” tanya Tante Era sambil melingkarkan lengannya di leherku, dengan sikap yang mesra sekali.

“Boleh, kalau Tante Era gak capek” sahutku sambil tersenyum.

Tante Era mencium bibirku dengan mesra, membuat hatiku berdenyut. Karena malam ini sangat lain dari biasanya.

“Kuat berapa kali lagi malam ini?” tanya Tante Era dengan lengan tetap melingkari leherku. Dengan tatapan yang menggoda.

“Nggak tau Tan. Kan aku juga baru pertama kali ngentot dengan dengan perempuan. Emang biasanya kalau cowok sebaya aku kuat berapa kali?” tanyaku

“Empat atau lima kali juga bisa. Tapi Tante Era pasti kepayahan. Tante Era kan bukan remaja lagi” jawab Tante Era sambil melepaskan rangkulannya dan melangkah ke dapur.

Sebentar kemudian Tante Era sudah menghidangkan nasi goreng untukku. Ada 2 sendok dan 2 garpu dalam satu piring dan nasi gorengnya pun banyak.


LANJUT>>PART 5

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

Senin, 03 Februari 2025

KISAH NYATA PERJAKAKU HILANG !!! PART 3



 SAHABATPOKER -Perlahan aku tekan pantatku. Bless… Blesss… Kontolku masuk ke liang memek Tante Era. Kemudian aku mulai memompa kontolku di liang memek Tante Era. Ternyata dalam posisi ini, liang memek Tante Era terasa semakin sempit sehingga jepitannya terasa semakin erat. Dan gesekan kontolku dengan dinding didalam liang memek Tante Era pun semakin terasa. Rasanya sungguh sangat nikmat.

“Ooooohhhh… Taaaaaannn… memek Tante makin nikmaaaatttt… ssssshhhh… ooooohhhh… enak banget memek Tante…” erangku. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk liang memek Tante Era sambil meremas pantatnya. Pemandangan pantat Tante Era yang bergetar setiap kali beradu dengan pangkal kontolku membuatku makin bernafsu. Aku semakin mempercepat pompaan batang kontolku di dalam memek Tante Nur yang becek sehingga menimbulkan bunyi crop… crop… crop.


“Sssssshhhh… sayang… Kapanpun kamu mau, akan saya berikan memekku untukmu… sayang… ssssssshhhh… Terus sodok yang kuat… Aaaaahhhhh… nikmat banget kontolmu sayang…” kata Tante Era sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar-putar mengimbangi pompaan kontolku.

“Remass… Remass payudara Tante, guh…” desah Tante Era sambil meremas susunya sendiri. Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontolku, tanganku segera memegang, meremas payudara dan memainkan putingnya bergantian.

“Ooooohhh… sssshhhhh… aaaahhhh… nikmaaatt… Tante gak kuat… Tante mau keluaaaarrr… Ssssshhhh… Ooooohhhh…” jerit lirih Tante Era sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas payudaranya, pantatnya terus bergoyang-goyang dan kedutan otot2 liang memeknya semakin kuat.

“Oooohh… Enak sekali, Taaaannn… Akuuuu… mau keluuuuaaarrr…” kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa adanya tanda2 aku akan mendapatkan ejakulasiku seiring rasa nikmat yang aku rasakan.

“Keluarkan saja di dalam memekku, sayang…” kata Tante Era sambil mempercepat goyangan pantatnya. Empotan liang memeknya semakin kuat meremas batang kontolku yang berada di dalam liang memeknya sehingga semakin nikmat terasa oleh kontolku.

Kupercepat enjotan kontolku keluar masuk memek Tante Era sambil terus meremas payudaranya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku dalam2 ke memeknya.

“Taaaaannnnn… Teguh keluaaaar… Aaaaaahhhh…!!!” teriakku. Bandarq Terbaik Di Asia

Crooooot… croooot… crooot… spermaku menyembur sangat banyak di dalam memek Tante Era seiring rasa nikmat yang kurasakan. Kontolku berkedut-kedut di dalam liang memek Tante Era sampai semburan spermaku berhenti.

“Oooohhhh… Ssssshhhh… sayaaaaannng… akuuuu… jugaaaa… keluuuuaaaarrr… ssssshhhhh… aaaaaahhhhh…!!!” teriak Tante Era. Tubuhnya kejang2 akibat orgasmenya yang luar biasa nikmatnya. Ternyata disaat aku menyemprotkan spermaku, Tante Era juga mencapai orgasmenya. Seeeeer… seeeer… seeeeeer… cairan orgasmenya menyiram hangat dan membasahi batang kontolku. Begitu banyaknya cairan yang terkumpul didalam liang memek Tante Era hingga sebagian meleleh keluar dari memeknya.

Setelah memberikan waktu beberapa menit bagi Tante Era untuk menikmati orgasmenya, kemudian aku mencabut kontolku dan akhirnya aku merebahkan diri di samping tubuh molek Tante Era. Begitu kontolku lepas dari memeknya, Tante Era langsung menggulingkan tubuhnya disampingku dan memelukku.

“Terima kasih sayang… kontolmu benar2 luar biasa… Tante puas banget… Belum pernah Tante merasakan kenikmatan orgasme seperti barusan yang Tante alami… Muuaah…” bisik Tante Era sambil mencium lembut keningku. Sementara tangannya terus meraba batang kontolku yang mulai lemas.

“Sama2… Tante juga hebat, memeknya sangat nikmat…” kataku balas memuji

Tante Era turun dari tempat tidur, lalu terdengar bunyi kecipak-kecipak air di kamar mandi, rupanya Tante Era sedang membersihkan memeknya yang berlepotan dengan spermaku yang bercampur dengan cairan orgasmenya. Selesai dari kamar mandi, Tante Era menghampiriku lagi dengan tubuh dibelit handuk.


LANJUT>>PART 4

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia