Senin, 03 Februari 2025

KISAH NYATA PERJAKAKU HILANG !!! PART 3



 SAHABATPOKER -Perlahan aku tekan pantatku. Bless… Blesss… Kontolku masuk ke liang memek Tante Era. Kemudian aku mulai memompa kontolku di liang memek Tante Era. Ternyata dalam posisi ini, liang memek Tante Era terasa semakin sempit sehingga jepitannya terasa semakin erat. Dan gesekan kontolku dengan dinding didalam liang memek Tante Era pun semakin terasa. Rasanya sungguh sangat nikmat.

“Ooooohhhh… Taaaaaannn… memek Tante makin nikmaaaatttt… ssssshhhh… ooooohhhh… enak banget memek Tante…” erangku. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk liang memek Tante Era sambil meremas pantatnya. Pemandangan pantat Tante Era yang bergetar setiap kali beradu dengan pangkal kontolku membuatku makin bernafsu. Aku semakin mempercepat pompaan batang kontolku di dalam memek Tante Nur yang becek sehingga menimbulkan bunyi crop… crop… crop.


“Sssssshhhh… sayang… Kapanpun kamu mau, akan saya berikan memekku untukmu… sayang… ssssssshhhh… Terus sodok yang kuat… Aaaaahhhhh… nikmat banget kontolmu sayang…” kata Tante Era sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar-putar mengimbangi pompaan kontolku.

“Remass… Remass payudara Tante, guh…” desah Tante Era sambil meremas susunya sendiri. Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontolku, tanganku segera memegang, meremas payudara dan memainkan putingnya bergantian.

“Ooooohhh… sssshhhhh… aaaahhhh… nikmaaatt… Tante gak kuat… Tante mau keluaaaarrr… Ssssshhhh… Ooooohhhh…” jerit lirih Tante Era sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas payudaranya, pantatnya terus bergoyang-goyang dan kedutan otot2 liang memeknya semakin kuat.

“Oooohh… Enak sekali, Taaaannn… Akuuuu… mau keluuuuaaarrr…” kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa adanya tanda2 aku akan mendapatkan ejakulasiku seiring rasa nikmat yang aku rasakan.

“Keluarkan saja di dalam memekku, sayang…” kata Tante Era sambil mempercepat goyangan pantatnya. Empotan liang memeknya semakin kuat meremas batang kontolku yang berada di dalam liang memeknya sehingga semakin nikmat terasa oleh kontolku.

Kupercepat enjotan kontolku keluar masuk memek Tante Era sambil terus meremas payudaranya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku dalam2 ke memeknya.

“Taaaaannnnn… Teguh keluaaaar… Aaaaaahhhh…!!!” teriakku. Bandarq Terbaik Di Asia

Crooooot… croooot… crooot… spermaku menyembur sangat banyak di dalam memek Tante Era seiring rasa nikmat yang kurasakan. Kontolku berkedut-kedut di dalam liang memek Tante Era sampai semburan spermaku berhenti.

“Oooohhhh… Ssssshhhh… sayaaaaannng… akuuuu… jugaaaa… keluuuuaaaarrr… ssssshhhhh… aaaaaahhhhh…!!!” teriak Tante Era. Tubuhnya kejang2 akibat orgasmenya yang luar biasa nikmatnya. Ternyata disaat aku menyemprotkan spermaku, Tante Era juga mencapai orgasmenya. Seeeeer… seeeer… seeeeeer… cairan orgasmenya menyiram hangat dan membasahi batang kontolku. Begitu banyaknya cairan yang terkumpul didalam liang memek Tante Era hingga sebagian meleleh keluar dari memeknya.

Setelah memberikan waktu beberapa menit bagi Tante Era untuk menikmati orgasmenya, kemudian aku mencabut kontolku dan akhirnya aku merebahkan diri di samping tubuh molek Tante Era. Begitu kontolku lepas dari memeknya, Tante Era langsung menggulingkan tubuhnya disampingku dan memelukku.

“Terima kasih sayang… kontolmu benar2 luar biasa… Tante puas banget… Belum pernah Tante merasakan kenikmatan orgasme seperti barusan yang Tante alami… Muuaah…” bisik Tante Era sambil mencium lembut keningku. Sementara tangannya terus meraba batang kontolku yang mulai lemas.

“Sama2… Tante juga hebat, memeknya sangat nikmat…” kataku balas memuji

Tante Era turun dari tempat tidur, lalu terdengar bunyi kecipak-kecipak air di kamar mandi, rupanya Tante Era sedang membersihkan memeknya yang berlepotan dengan spermaku yang bercampur dengan cairan orgasmenya. Selesai dari kamar mandi, Tante Era menghampiriku lagi dengan tubuh dibelit handuk.


LANJUT>>PART 4

Sahabatpoker Agen Domino99 Poker Online Bandarq Terbaik Di Asia

0 komentar:

Posting Komentar